BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Kamis, 14 Juli 2011

The Fed siap tambah stimulus bila diperlukan


Ketua the Fed Ben Bernanke mengatakan pihaknya siap mengambil tindakan bila kondisi ekonomi memburuk, meningkatkan peluang peluncurkan kembali program non konvensional.

Dalam kesaksiannya di hadapan Kongres, menyampaikan laporan kebijakan moneter per semester, ia mengatakan ada kemungkinan kondisi ekonomi semakin lesu dan deflasi kembali muncul, hingga membutuhkan sokongan tambahan. Ia menegaskan the Fed tetap siap merespon bila perkembangan ekonomi mengindikasikan perlunya penyesuaian kebijakan.

Pernyataan itu membuka kemungkinan diluncurkan kembali program pembelian aset, atau Quantitative Easing (QE), yang nanti akan menjadi ketiga kalinya. Bernanke mengindikasikan QE jilid 3 bisa diperlukan bila ekonomi gagal meraih mometumnya di semester kedua nanti.

Ini pertama kalinya the Fed secara terbuka menyebut soal QE3. Pernyataan itu datang menyusul serangkaian indikator yang memperkuat bukti ekonomi AS mengalami perlambatan, salah satunya data ketenagakerjaan yang diumumkan minggu lalu.

Bernanke mengatakan pertumbuhan lapangan kerja yang mengecewakan dua bulan terakhir hanyalah efek sementara, seperti kenaikan harga energi, dan ia memprediksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 3% di semester kedua. Tapi, ia juga mengatakan ekonomi bisa saja menuju arah yang membutuhkan stimulus tambahan.

Meski membuka kemungkinan langkah untuk merangsang ekonomi, ia juga menyebutkan pihaknya bisa bertindak lain bila ternyata ekonomi semakin rentan dengan inflasi. The Fed akan menaikkan suku bunga dan mulai menjual sebagian sekuritas yang pernah dibelinya, tentunya dengan menyesuaikan jumlah penjualan dengan kondisi ekonomi.

Rabu, 13 Juli 2011

Eropa, Moody’s pukul Hang Seng

Indeks Hang Seng mencatat kejatuhan terbesarnya dalam 14 bulan terakhir karena mencuatnya keresahan soal krisis utang Eropa dan peringatan Moody’s Investor Service soal perusahaan China.

Indeks Hang Seng ditutup melemah 684,07 poin, atau 3,06%, di 21.663,16. Sedangkan indeks H-shares terjun 3,72% ke 12.032,03.

Kekhawatiran krisis utang menyebar ke Italia dari Yunani mendorong aksi jual saham. Masalah krisis utang Eropa memberi efek negatif terhadap aliran dana ke bursa saham dan membuat investor panik. Sentimen semakin negatif setelah Moody’s memperingatkan mengenai risiko manajemen dan akuntansi puluhan perusahaan China.

Eropa siap terima Yunani default


Para pemimpin Eropa akhirnya menerima kondisi yang tak dianggap terelakan bahwa Yunani kemungkinan akan default dalam utangnya, yang menjadi kasus gagal bayar pertama dalam sejarah zona euro.

Setelah rapat selama 12 jam di Brussels, sembari dihantui kekhawatiran krisis menyebar ke Italia, 17 pemerintah zona euro mengakui sulitnya mencegah Yunani default. Ini mencerminkan adanya perubahan sikap dari para pemimpin Eropa, yang selama ini berusaha mencegah negara itu default. Skenario itu dianggap tabu bagi zona euro. Para pejabat menolak untuk membiarkan Yunani default karena takut eksodus investor dari obligasi di negara pengutang besar lainnya seperti Portugal, Irlandia dan Italia.

Dalam pertemuan itu, mereka mempertimbangkan langkah default sebagai bagian dari rencana dalam rangka membebaskan Yunani dari jeratan utang besar. Mereka membahas opsi menggunakan dana bailout untuk melakukan pembelian kembali (buy back) surat utang Yunani di pasar sekunder atau agar Yunani bisa melunasi utangnya dalam diskon. Mereka juga menyebutkan opsi penurunan bunga dana talangan.

Hal itu mengindikasikan meski siap menerima skenario default, para pemimpin Eropa masih mencari jalan untuk mengendalikan credit event, atau efek domino yang mungkin ditimbulkan dari default Yunani. “Tujuan utamanya adalah mengurangi beban utang Yunani melalui langkah baik dari investor swasta maupun pemerintah,” kata salah satu pejabat yang terlibat dalam negosiasi.

Namun, para pejabat menegaskan semua itu masih dalam tahap awal, detil final baru bisa terlihat pada akhir musim panas. Bila strategi disepakati, menandakan perubahan signifikan dalam upaya mengatasi krisis utang.

Beberapa pejabat menganggap kontribusi sektor swasta dalam bailout kedua tetap penting meski lembaga rating menyebutnya default. “Saya lebih mencari solusi dari pada rating,” kata Menteri Keuangan Belgia Didier Reynders di sela-sala pertemuan. “Bila mendapat reaksi negatif dari lembaga rating, tidak masalah.”

Pejabat senior zona euro lainnya mengatakan beberapa menteri yakin default Yunani sulit dihindari karena desakan Jerman dan beberapa negara lainnya bahwa investor swasta harus berpartisipasi dalam bailout kedua Yunani.