BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Selasa, 26 Februari 2013

Kebuntuan pemilu Italia, bentuk protes publik atas penghematan

Pemilu Italia berakhir tanpa menghasilkan pemenang jelas karena tidak ada yang meraih suara mayoritas. Namun ada satu hal pasti yang terlihat yaitu publik tidak suka dengan program penghematan.
Dengan hampir semua suara terhitung, kubu kiri tengah Partai Demokratik pimpinan Pier Luigi Bersani berhasil menang tipis dan menguasai majelis rendah. Tapi kubu Silvio Berlusconi, lewat Partai Rakyat Kebebasan, berpeluang mengendalikan majelis tinggi atau Senat. Kendali atas dua majelis diperlukan untuk bisa memegang pemerintahan.
Dengan menang tipis, Bersani harus membentuk koalisi namun akan sulit dengan adanya kubu Silvio Berlusconi yang selalu mengkritik program penghematan. Apalagi kubu lainnya, Partai Pergerakan Bintang Lima pimpinan Beppe Grillo, yang berhasil meraih tempat ketiga dengan 25% suara,  menyatakan tidak mendukung keduanya. Mario Monti, lewat Partai Pilihan Rakyat, berada di tempat terakhir dengan hanya meraih 10%.
Hasil ini datang di tengah resesi dan program penghematan ketat, di mana pemerintah memotong upah dan pensiun, namun juga menaikkan pajak. Dalam kampanyenya, Monti, yang menjabat sebagai perdana menteri, berupaya meredam kekesalan publik dengan berjanji melonggarkan pajak, sembari mengakui kebijakannya, meski penting untuk mengembalikan kepercayaan pasar, telah memperburuk resesi.
Ketidakpastian politik Italia ini bisa membuat para pemimpin Eropa gelisah. Tanpa ada koalisi terbentuk, maka tidak ada pemerintahan.  Kalaupun terbentuk, koalisi akan rentan gejolak dan ditakutkan mengganggu proses reformasi yang sudah dijalankan. Kondisi seperti ini tentu bisa membuat para pemimpin Eropa gelisah karena bisa merusak upaya pengentasan krisis utang.

Emas terangkat oleh ketidakpastian pemilu Italia

Ditengah ketidakpastian situasi politik di Italia, permintaan emas kembali meningkat seiiring dengan perannya sebagai safe haven.
Italia kini tengah menghelat pesta demokrasi yang akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Hingga saat ini belum ada partai yang memiliki suara mayoritas. Ada empat kandidat yang bertarung dalam pemilu Italia. Mereka adalah : incumbent Mario Monti, Silvo Berlusconi, Pierluigi Bersani dan Beppe Grillo.
Kubu Monti dan Bersani lebih pro pada kebijakan austherity, sementara Berlusconi dan Grillo merupakan kubu yang anti austherity. Kubu Bersani saat ini masih memimpin, dalam kampanyenya dia berjanji akan melanjutkan upaya pembenahan fiskal yang sudah dirintis presiden Monti. Namun, ia akan kesulitan melakukan koalisi, terutama dengan pihak Berlusconi dan Grilli yang selalu menyerang program penghematan tersebut.
Ketidakpastian politik di Italia ini akan berpengaruh pada upaya pemulihan ekonomi di kawasan zona euro. Ditengah ketidakpastian politik tersebut, emas kembali dilirik oleh investor sebagai safe haven.
Turunnya bursa Wall Street semalam juga menjadi indikasi bahwa saat ini investor sedang menjauhi asset beresiko, dan lari kepada safe haven. Turunnya bursa Wall Street juga tidak terlepas dari mencuatnya kembali krisis Eropa.
Selain faktor safe haven, harga emas juga meningkat setelah adanya pembelian fisik dari China pasca liburan imlek.
Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada testimoni ketua The Fed, Ben Bernanke di hadapan kongres pada hari Selasa dan Rabu. Investor akan mencermati pernyataan The Fed khususnya mengenai kebijakan moneternya.
Dari sisi teknikal, pola three white soldier yang terbentuk di candlestick bisa mengindikasikan adanya pola bullish reversal setelah harga memenukan support barunya di $1.554.82. Indikator stochastic yang masih golden cross turut mendukung rebound tersebut. Namun, pola bullish emas ini akan mendapat hadangan dari resistance di $1.600. Jika mampu bertahan di atas resistance tersebut, rebound bisa berlanjut menuju kisaran $1.609 - $1.617.
Sebaliknya, jika tertahan di bawah resistance tersebut, maka emas berpeluang terkoreksi menuju kisaran support di $1.578 - $1.570.

Rekomendasi

Kekhawatiran Soal Italia Benamkan Euro, Lambungkan Yen

Euro jatuh ke level terendah dalam enam minggu terakhir dan yen melonjak tajam karena munculnya kekhawatiran soal pemilu Italia yang memicu risk aversion.
Ancaman kebuntuan politik di Italia membuat pasar bergejolak. Dengan dua pertiga suara sudah dihitung, proyeksi menyebutkan kubu kiri tengah, Partai Demokratik pimpinan Pierluigi Bersani, menang tipis  dalam majelis rendah. Tapi tidak ada partai yang berhasil meraih mayoritas di Senat. Kubu Bersani memang berjanji akan melanjutkan upaya pembenahan fiskal yang sudah dirintis oleh Mario Monti. Tapi ia akan kesulitan membentuk koalisi, terutama dengan adanya kubu Silvio Berlusconi yang selalu mengkritik program penghematan.
Apalagi kubu lainnya, Partai Pergerakan Bintang Lima pimpinan Beppe Grillo menyatakan tidak mendukung keduanya. Kalaupun Monti dan Bersani bisa membentuk koalisi, Berlusconi dan Grillo bisa mencuri cukup suara untuk membuat koalisi rentan, yang kemudian membuka peluang pemilu ulang. Hasil pemilu yang menggantung itu bisa membuat parlemen terpecah dan akhirnya melumpuhkan pemerintah. Kebuntuan parlemen dapat mengancam reformasi ekonomi Italia dan memicu kembali krisis utang. Kondisi ini juga bisa menimbulkan keraguan akan stabilitas euro setelah beberapa bulan tenang.
Sembari menunggu perkembangan soal pemilu Italia, pasar akan mencermati lelang obligasi negara itu, mewaspadai kemungkinan yield naik tajam karena pemilu.  Bila yield naik, tentu bisa menambah tekanan ke euro, yang kini berada di $1,3080. Kejatuhan tajam semalam membawa euro sampai ke $1,3060, atau 61,8% retracement penguatan Nopember-Februari. Terhadap yen, euro kini diperdagangkan di 120,94, setelah tumbang ke 118,70 semalam.
Sementara itu, yen menguat tajam karena faktor aksi beli safe haven akibat isu Italia. Yen sempat menguat 3% atas euro dan 2% atas dollar. Depresiasi tajam yen dalam beberapa bulan terakhir karena isu stimulus moneter BOJ membuatnya rentan akan reversal tajam. Yen kini berada di 92,47 per dollar, setelah sempat menguat sampai ke 90,87, tertinggi sejak 31 Januari.
Meski ada penguatan itu, para analis masih yakin tren pelemahan yen belum berubah selama isu stimulus moneter masih santer. Pasar kini menunggu pengumuman calon gubernur BOJ baru minggu ini, dan Presiden ADB Haruhiko Kuroda, pendukung kebijakan longgar, disebut sebagai kandidat terkuat. Para analis memproyeksikan target jangka pendek penguatan dollar di 95 yen.
Sembari mengamati Italia, pasar menantikan testimoni Ketua the Fed Ben Bernanke di hadapan  Kongres. Biasanya Bernanke bicara soal ekonomi dan prospek kebijakan. Data ekonomi AS terjadwal malam nanti antara lain, penjualan rumah baru, sentiment konsumen dan indeks manufaktur Richmond.
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD



Emas menjauh dari level terendah tujuh bulan, outlook masih bearish

Emas akhirnya menjauh dari level terendah tujuh bulannya. Di akhir perdagangan minggu lalu, harga emas berhasil rebound berkat masih adanya harapan stimulus The Fed.
Dipadu dengan aksi bargain hunting setelah harga turun menuju level terendah tujuh bulannya, harga emas kembali terangkat setelah serangkaian data ekonomi AS yang masih mendukung perlunya stimulus.
Data-data AS seperti data ketenagakerjaan, manufaktur, dan data inflasi yang dirilis minggu kemarin menunjukkan bahwa perekonomian AS masih belum sepenuhnya pulih. Dengan serangkaian data yang cenderung jelek tersebut, pelaku pasar melihat masih adanya peluang bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan stimulusnya.
Pelonggaran moneter yang dilakukan oleh bank sentral di dunia telah mendongkrak harga emas dalam beberapa tahun terakhir. Di saat investor cemas akan depresiasi mata uang, maka mereka mencari asset lindung nilai terhadap penurunan mata unag serta inflasi akibat pencetakan uang. Emas diyakini investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi
Namun, beberapa analis melihat bahwa outlook emas masih tetap bearish untuk saat ini. Mereka melihat bahwa meski data-data yang dirilis akhir minggu kemarin mengecewakan, secara keseluruhan ekonomi masih AS positif. Mereka menambahkan bahwa dengan tidak adanya tekanan pada inflasi, maka minat beli terhadap emas semakin berkurang.
Sementara itu, dalam perdagangan hari ini di Asia, harga emas masih terlihat flat. Investor masih khawatir akan ketidakpastian politik di Italia menjelang pemilu serta dampaknya terhadap mata uang euro. Masalahnya, ada tiga kekuatan yang memperebutkan kekuaasaan, salah satunya Silvio Berlusconi. Dia berambisi berkuasa lagi dan berjanji akan membatalkan pajak properti dan sebagian kebijakan pemerintah saat ini. Hal ini memberi kecemasan bahwa langkah tersebut bisa merusak upaya konsolidasi fiskal dan pengentasan krisis. S&P dalam laporannya mengatakan bahwa ada risiko setelah pemilu 24-25 Februari hilangnya momentum reformasi untuk memperbaiki prospek ekonomi Italia.
Sementara dari sisi teknikal terlihat bahwa secara keseluruhan harga emas masih cenderung bearish. Indikator stochastic memang masih menunjukkan potensi rebound. Namun, selama masih gagal bertahan di atas resistance-nya saat ini di $1.600, harga emas masih bearish, dengan potensi penurunan menuju kisaran $1.532 - $1.522.

Rekomendasi

Senin, 25 Februari 2013

Ekonomi Eropa di 2013, Kapan Titik Balik?

2012 tentu bukanlah tahun yang baik bagi ekonomi Eropa, dan sepertinya di awal 2013 kondisinya juga belum banyak berubah.
2012 merupakan tahun pertama sejak 1995, di mana  PDB zona euro tidak mengalami pertumbuhan di setiap kuartalnya. Selama 2012, PDB berakhir kontraksi 0,5%. Jadi selama tahun ini, ekonomi zona euro dirundung resesi.  Data ekonomi terakhir juga tidak menggembirakan, seperti indeks PMI yang menunjukkan aktivitas manufaktur dan jasa zona euro merosot. Data ini mengindikasikan ekonomi bakal kontraksi lagi di kuartal pertama 2013.
Jerman dan Perancis, dua ekonomi terbesar Eropa, mengalami kontraksi di kuartal terakhir 2012, dan ternyata perkembangan berjalan lebih lambat dari perkiraan. Ekonomi Jerman kontraksi 0,6% di periode itu, performa terburuk sejak 2009 ketika dunia dilanda krisis finansial. Ekspor, mesin pertumbuhan Jerman, ternyata lebih rendah dari impor.Sedangkan Perancis kontraksi 0,3%, meski lebih kecil dari Jerman, tetap menimbulkan kecemasan.
Selain ekonomi, ada masalah lain di zona euro yang juga mencemaskan, yaitu politik. Di Spanyol misalnya, Perdana Menteri Mariano Rajoy dituduh menerima dana gelap dan didesak untuk mundur. Di Italia, mantan perdana menteri Silvio Berlusconi menjadi favorit dalam polling menjelang pemilu. Ketidakpastian politik di kedua negara menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlangsungan upaya pengentasan krisis.
Dalam pidatonya di hadapan Parlemen, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan ekonomi kemungkinan  tetap lemah di awal tahun tapi bisa pulih secara bertahap seiring berjalannya tahun. Pernyataan itu menyebabkan pasar keuangan bergolak. ECB berjanji melakukan apapun untuk menyelamatkan euro. Meski pesimis dengan kondisi di awal tahun, Draghi optimis zona euro bisa keluar dari resesi pertengahan 2013.
Ekspektasi mengenai titik balik ekonomi zona euro didasarkan pada fakta ketakutan euro bakal pecah tidak sebesar tahun lalu. Titik balik diperkirakan datang dari anggota terbesar blok itu Jerman, yang diikuti oleh Perancis. Menurut prediksi ECB, ekonomi zona euro bisa menggeliat kembali menuju pertengahan tahun. Meski terlalu dini untuk menyimpulkan, Jerman diperkirakan bisa tumbuh lagi di kuartal pertama, sebagian karena peningkatan order pabrik di Desember lalu.

Euro Tenggelam Karena Ekonomi, Italia

Euro anjlok ke level terendah dalam enam minggu terakhir atas dollar hari ini, tertekan oleh data ekonomi dan ketidakpastian menjelang pemilu Italia.
Serangkaian data manufaktur dan jasa Eropa menunjukkan kondisi ekonomi kawasan masih merana. Hanya indeks PMI manufaktur Jerman yang menunjukkan perbaikan, yang lain semakin dalam di kontraksi. Indeks PMI manufaktur zona euro turun ke 47,8 di Februari dari 47,9 di Januari, sedangkan indeks jasanya turun ke 47,3 dari 48,6. Di Jerman, indeks PMI manufaktur naik ke 50,1 dari 49,8.
Data itu menunjukkan merosotnya aktivitas bisnis di kawasan selama bulan itu. Ini merupakan kemunduran setelah di Januari indeks itu mencapai level tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Data itu mengindikasikan pemulihan ekonomi tidak berjalan mulus dan bakal kontraksi untuk empat kuartal berturut-turut di tiga bulan pertama tahun ini. Hal ini tentu dapat semakin memaksa ECB untuk menyesuaikan kebijakan.
Selain karena data, sentiment juga tertekan karena ketidakpastian menjelang pemilu Italia. Prospek terpecahnya parlemen setelah pemilu nanti bisa memicu aksi jual di pasar obligasi dan menekan euro. Dalam laporannya, S&P mengatakan bahwa ada risiko setelah pemilu 24-25 Februari hilangnya momentum reformasi untuk memperbaiki prospek ekonomi Italia.
Hal ini karena ada tiga kubu yang saling memperebutkan kekuasaan, yang membuka kemungkinan tidak adanya mayoritas. Kalau pun ada koalisi, banyak kalangan ragu itu bisa stabil. Silvio Berlusconi, mantan perdana menteri, berambisi memimpin lagi dengan janji membatalkan pajak properti dan sebagian kebijakan pemerintah saat ini. Banyak kalangan khawatir langkah itu dapat merusak upaya konsolidasi fiskal dan pengentasan krisis.
Ketidakpastian itu memberi tekanan  ke euro yang sudah jatuh setelah minutes the Fed menunjukkan ada anggota yang ingin stimulus dikurangi bahkan dihentikan. Dengan lewatnya efek the Fed, pasar kini kembali tertuju ke data untuk melihat realitas terkini. Data Eropa terjadwal hari ini antara lain indeks sentiment bisnis Jerman dan angka final PDB-nya kuartal keempat. Selani itu, Uni Eropa akan mengumumkan proyeksi ekonomi musim dingin. 
Euro diperdagangkan di $1,3204, setelah anjlok ke $1,3159 kemarin, terendah sejak 10 Januari. Dalam chart mingguan, euro sudah menembus 50% retracement reli Nopember-Februari di $1,3180. Kegagalan bertahan di kisaran $1,3100, mengancam euro bergerak menuju 61,8% di $1,3060. Terhadap yen, euro jatuh ke 122,23, terendah sejak akhir Januari, sebelum balik ke 122,55, atau turun 1,4% dari level sebelumnya.


Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD


Summary for Gold

•     Emas adalah komoditas yang selalu menarik perhatian siapapun juga.  Menarik untuk dibicarakan, menarik untuk dibeli.
•     Karena kebutuhan untuk emas lebih kerena konsumsi, kebutuhan emas lebih di dorong oleh kondisi ekonomi Dunia dan (terutama) negara-negara utama konsumen emas.



Konsumsi emas terbesar dilakukan oleh  India dan China. Konsumsi emas dari kedua negara ini  dalam beberapa tahun terakhir ini melemah akibat menurunnya pertumbuhan ekonomi dari negara-negara tersebut.
•     Data dari Bank Dunia dan IMF menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2013 bakal lebih baik dari 2012.  Konsumsi dari emas diharapkan meningkat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dunia.
•     Pertumbuhan ekonomi ini, membuat sebagian besar analis masih bullish terhadap harga emas.  Dari pantauan kami di Bloomberg, rata-rata harga konsensus untuk emas ada di level US$1822 dan akan tercapai pada 4Q2013.
•     Akan tetapi, untuk jangka pendek, harga emas terlihat terus menurun semenjak awal tahun.  Koreksi ini sepertinya disebabkan oleh berkurangnya demand akan emas dari produk ETF Emas.  Beberapa investor besar seperti Soros Fund Manageent dan Moore Capital bahkan dikabarkan mengurangi posisinya pada ETF berbasis emas.
•     Untuk trend jangka pendek, harga emas diperkirakan masih akan melakukan pengujian atas suport dari trend flat jangka menengah di kisaran US$1520 - US$1580 per troy ounces.  Posisi harga emas yang berada di kisaran suport jangka panjang ini membuat kami memberikan rekomendasi BELI untuk komoditas ini dengan potensi kenaikan hingga US$ 1750 - US$1810 untuk jangka panjang. Stoploss jika supor US$1500 gagal bertahan.

Emas : Daya tarik 'kilauan' yang tidak pernah pudar
Emas. Siapa yang tidak kenal komoditas
ini.  Wikipedia mendefinisikannya sebagai a dense, soft, shiny, malleable
and ductile metal. Logam yang padat,
lembut, mengkilat, mudah ditempa, dan ulet.  Wikipedia mungkin lupa bahwa warna kuning berkilau, serta nilainya yang selalu terasa ‘mahal’ pada jaman apapun juga, adalah daya tarik logam bagi ini bagi
semua orang. Terutama dalam millennium
ini, dimana harga emas, cenderung terus bergerak naik semenjak tahun 2000 silam. Harga emas yang di awal tahun 2000
hanya berada di level US$289 per troy ounce, pada tahun 2010 lalu sudah sempat mencapai level tertingi di US$1,921.27.  Banyak alasan yang telah
mendorong kenaikan harga emas tersebut. Mulia dari permintaan emas untuk dibuat perhisan, fungsinya sebagai safe heaven/asset class, lindung nilai terhadap inflasi, lindung nilai terhadap melemahnya mata uang, permintaan untuk investasi, supply yang terbatas, permintaan dari bank sentral, kebijakan Pemerintah China yang menyarankan warga negaranya untuk membeli emas.

Akan tetapi, harga emas tidak selamanya menguat. Sejak puncak harga emas yang terjadi pada tahun 2010 di US$1921.27 per troy ounce, harga emas terlihat selalu gagal dalam usahanya untuk kembali mendekati level psikologis US$2,000.  Sejak tahun 2010, harga emas terlihat hanya bergerak flat pada kisaran lebar US$1535—US$1790.  Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti krisis di Eropa dan perlambatan pertumbuhan dari China dan India yang merupakan konsumen terbesar dari Emas, serta masih banyak lagi faktor yang lain.


Di awal tahun 2013 ini, harga emas terihat masih cenderung merosot seiring dengan berkurangnya minat dari pelaku pasar terhadap ETF berbasis emas.  Dari Total of
Gold ETF, dapat kita lihat bahwa sejak awal tahun 2013 tidak terdapat lagi pembelian yang signifikan terhadap Gold ETF.  Berita terahir dari www.mineweb.com pada tanggal 15 Februari 2013 lalu menyebutkan bahkan Soros Fund Management dan Moore Capital telah melakukan penjualan atas ETF berbasis emas
pada jumlah yang signifikan selama 4Q2012.  Soros Fund Management adalah perusahaan yang dimiliki oleh
George Soros, sedangkan Moore Capital adalah perusahaan investasi milik milyarder Louis Moore Bacon.


Emas dalam Currency War
Currency war dikenal pula dengan nama persaingan devaluasi, yaitu kondisi suatu hubungan internasional dimana negara saling bersaing satu sama lain untuk merendahkan atau melemahkan nilai tukar mata uang mereka.  Pelemahan nilai tukar ini, tujuanya untuk menaikkan daya saing ekspor, sehingga ekonomi dari negara yang melakukan pelemahan mata uang, diharapkan bisa tumbuh. Currency war mulai didengungkan oleh menteri keuangan Brazil pada 27 September 2010. Isu ini kembali mencuat setelah Jepang dituding melakukan currency war untuk melemahkan mata uangnya. Untuk mengatasi deflasi, pemerintah baru Jepang Shinzo Abe menerapkan kebijakan stimulus secara agresif melalui BoJ. Hingga Januari 2013, Bank Sentral Jepang tersebut telah melakukan pembelian asset sebesar 101 triliun yen. Usaha pemerintah Jepang untuk mengatasi deflasi tersebut ternyata berdampak pada pelemahan yen, yang kemudian memicu protes negara lain karena kalah bersaing ekspor. Memanasnya isu currecy war ini kemudian dibawa dalam pertemuan G-20 minggu lalu. Dalam pertemuan tersebut Jepang akhirnya terbebas dari tudingan currency war terseut. Pada dasarnya, devaluasi mata uang yang tidak terkontrol dan terukur pada akhirnya bisa
memicu currency war.  Emas cenderung bergerak naik dengan adanya currency war ini. Rendahnya nilai tukar mata uang membuat investor melirik emas sebagai investasi alternatif. Ketika bank-bank sentral mendevaluasi mata uangnya dengan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah, maka nilai tukar mata uang tersebut akan jatuh. Untuk itu, investor akan  mencari investasi alternatif, salah satunya emas.


Membaiknya prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia di tahun 2013 membuat harga emas masih bakal terus meningkat
Permintaan akan emas untuk perhiasan, sangat di tentukan oleh pertumbuhan ekonomi dunia, terutama dari dua negara  terbesar konsumen emas, yaitu China dan India.  Data dari Bank Dunia yang dipublikasikan oleh
Bank Dunia pada bulan Januari 2013 kemarin menunjukkan bahwa secara rata-rata ekonomi dunia masih bakal tumbuh 2,4 persen pada tahun 2013 dan 3,2 persen untuk tahun 2014. Data dari IMF yang dipublikasikan sebelumnya pada bulan Oktober 2012 juga menunjukkan bahwa ekonomi China dan India yang pada tahun 2012 hanya tumbuh 7,8 persen dan 4,9 persen, masing-masing masih akan tumbuh  8,2 persen dan 6,2 persen di tahun 2013. Artinya: pertumbuhan ekonomi Dunia untuk tahun 2013 dan 2014 diperkirakan masih akan terus membaik.  Dan, kondisi perekonomian dunia di tahun 2013, bakal lebih baik dibandingkan dengan 2012.
Membaiknya kondisi perekonomian dunia, dan terutama kedua negara konsumen emas terbesar ini, membuat konsensus analis yang kami pantau dari Bloomberg terlihat masih tetap bullish terhadap outlook harga emas di tahun 2013 ini.  Dari 26 analis yang dipantau oleh Bloomberg, rata-rata masih memprediksikan harga emas bakal berada di level US$1734 untuk 1Q2013, US$1774 untuk 2Q2013, US$1799 untuk 3Q2013 dan US$1822 untuk 4Q2014.  Rata-rata analis masih memprediksikan bahwa harga emas masih bisa mencapai lebih dari US$1800 untuk tahun 2013 ini.


Technically Speaking :
Saatnya mencari peluang ketika harga di kisaran suport

Setelah bergerak turun dari rekor tertinggi US$1921,17 per troy ounces yang tercatat pada tanggal 9 Juni 2011, trend jangka panjang untuk harga emas adalah sebuah trend mendatar (flat) pada sebuah kisaran yang lebar, diantara suport di 1535 dan resisten di 1790. Setidaknya, sudah tiga kali harga emas mencoba melakukan penembusan atas kisran suport dan resisten tersebut, tapi terlihat gagal untuk dilakukan.  Usaha penembusan resisten pernah dilakukan pada bulan November 2011, Februari 2012, dan Oktober 2012.  Disisi lain, suport di level 1535 telah menahan penurunan harga di bulan
September 2011, Desember 2011, dan Mei - Juni 2012.

Gambar di bawah ini juga menunjukkan trend jangka menengah dari komoditas ini berupa trend turun. Sejauh ini, suport dari trend jangka panjang di 1535 diperkirakan bakal menahan potensi koreksi lanjutan dari trend jangka menengah ini.

Untuk jangka pendek, pergerakan harga emas terlihat tengah mengalami perubahan trend, dari sebuah trend flat yang terjadi pada periode Desember 2012 - Februari
2013, menjadi trend turun yang cukup dahsyat.  Dengan
kisaran flat diantara suport 1635 dan resisten di 1695, penembusan atas suport di 1635 bakal membuka potensi koreksi menuju kisaran 1575 - 1585.  Pada hari Jumat, 15 Februari 2013 kemarin, level ini sudah hampir tercapai.  Kisaran suport tersebut diperkirakan bakal tercapai pada minggu ketiga di bulan Februari ini.

Rekomendasi Strategi :
Dalam sebuah trend flat, strategi yang bisa dilakukan oleh seorang trader adalah melakukan posisi beli ketika harga memasuki kisaran suport, dan melakukan posisi jual ketika harga memasuki kisaran resisten.  Dengan adanya trend jangka panjang dari emas yang merupakan trend flat, posisi beli bisa dilakukan ketika harga mencapai kisaran 1520 - 1580, yang merupakan kisaran suport, dan posisi jual bisa dilakukan ketika harga berada di kisaran 1750 - 1810, yang merupakan kisaran resisten.  Adanya potensi koreksi dari trend turun jangka pendek dari komoditas ini, memberikan pemodal kesempatan untuk melakukan akumulasi ketika harga berada dekat di kisaran suport, 1520 - 1580.

Pembatasan resiko :
Ketika melakukan pembasan arah pergerakan harga emas untuk trend jangka pendek, kita bisa melihat bahwa dalam sebuah trend harga yang flat, jika suport dar kisaran flat itu ditembus, maka potensi koreksi yang ada adalah sebesar lebar dari trend yang terjadi sebelumnya.  Trend flat kisaran 1635 - 1695, ketika suport di 1635 ditembus, berarti potensi koreksinya adalah sebesar US$60 jika dihitung dari suport 1635, atau 1635 - 60 = 1575. Jika anda melakukan posisi beli pada kisaran 1520 - 1580, posisi stoploss sebaiknya dilakukan jika suport psikologis 1500 gagal bertahan karena potensi koreksi penembusan atas suport ini, bisa mencapai kisaran US$1250 - US$1300.

 

Disclaimer :
Informasi yang terkandung dalam laporan ini telah disusun dari sumber-sumber yang menurut kami terbaik dan dapat diandalkan.  Website www.strategydesk.co.id dan/atau perusahaan afiliasinya dan/atau masing-masing karyawan dan/atau agen penjual tidak menjamin keakurasian dan kelengkapan informasi. Kami tidak bertanggung jawab atas hasil dari transaksi yang dilakukan dengan berdasarkan atas informasi yang ada pada laporan ini. Semua pendapat, prediksi, perkiraan, dan proyeksi yang ada pada laporan ini adalah merupakan pendapat terbaik yang kami buat, berdasarkan informasi yang kami miliki, pada tanggal laporan ini dibuat, dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan tidak mengikat.

Kamis, 21 Februari 2013

Isu Hedge Fund Jualan Hantam Minyak

Minyak semakin anjlok hari ini, setelah terjungkal semalam karena isu hedge fund terpaksa melikuidasi posisi di komoditas dan berita Arab Saudi berencana menambah output. Selain itu, data cadangan dan FOMC Minutes memberi tekanan ekstra.
Memang ada spekulasi yang merebak di pasar bahwa hedge fund besar melepas sebagian aset komoditas secara substansial, Meski tidak jelas siapa hedge fund itu, rumor tersebut menjadi faktor yang menghantam bursa komoditas, dengan emas tumbang 2,5%. Isu itu menyebutkan para hedge fund terpaksa melepas aset karena sedang bermasalah.
Berita ini menjdi faktor yang menguatkan dollar, kondisi yang semakin menekan harga.
Minyak juga turun karena antisipasi Arab Saudi bakal menambah output. Eksportir terbesar OPEC itu berencana menaikkan produksi di kuartal kedua untuk memenuhi permintaan China dan membantu pemulihan ekonomi di negara lainnya. Sementara itu, diberitakan negara Barat siap memberikan tawaran serius ke Iran dalam negosiasi nuklir minggu depan.
Menambah tekanan ke harga adalah data cadangan dan FOMC Minutes. American Petroleum Institute (API) mengumumkan semalam cadangan minyak AS bertambah 3 juta barel minggu lalu, termasuk 546.000 di Cushing, Oklahoma, terminal pengiriman minyak AS. Sementara itu, Minutes the Fed menunjukkan ada anggota yang ingin stimulus moneter dikurangi atau dihentikan agar tidak menimbulkan instabilitas finansial.
Pada jam 12:15 WIB, minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman Maret anjlok 80 sen ke $94,44 per barel, terendah dalam sebulan terakhir. Sedangkan minyak jenis Brent untuk bulan sama melemah 58 sen jadi $115,02 per barel

Emas rontok pasca FOMC minutes

Kemilau emas kian redup, logam mulia tersebut kembali terpuruk menuju level terendah tujuh bulannya pasca rilis FOMC minutes semalam
Debat mengenai apakah the Fed masih masih membutuhkan kebijakan stimulus berlangsung dalam rapat semalam. Beberapa anggota The Fed melihat bahwa kebijakan stimulus sebaiknya dikurangi, bahkan dihentikan sebelum pengangguran turun di bawah 6,5%.
Beberapa pejabat The Fed menyarankan agar program stimulus dihentikan karena bisa memicu instabilitas di pasar dan akan sulit dihentikan. Kubu yang menyarankan stimuus dihentikan ini disebut dengan hawkish.
Tapi komentar hawkish kemudian di-counter oleh kubu dovish, yaitu yang pro stimulus. Kubu ini mengomentari akan bahaya mengakhiri program secara prematur. Pada akhirnya, the Fed memutuskan untuk mempertahankan jumlah program pembelian aset, yang dilakukan sampai lapangan kerja membaik secara substansial. The Fed berencana mengevaluasi program itu dalam rapat 19-20 Maret nanti.
Kehawatiran akan berakhirnya program stimulus ini membuat emas terus mengalami tekanan. Isu tersebut kemudian melambugkan nilai tukar dollar, yang merupakan rival utama emas. Penguatan dollar ini tentunya tidak menguntungkan buat emas.
Di tahun ini, emas telah turun hingga 4,5%. Mulai pulihnya ekonomi di AS, yang ditandai dengan pasar properti di AS, membuat investor melirik bursa saham AS, dan meninggalkan asset safe haven. Outlook ekonomi global juga mulai terlihat cerah, ditandai dengan pulihnya ekonomi China.
Makin memperberat sentimen, para fund manager ternama, seperti George Soros juga telah mengurangi investasiemasnya di ETF. Selain itu, rendahnya permintaan fisik dari India dan China juga menjadi penyebab terpuruknya harga emas belakangan ini.
Dari kajian teknikal, meski indikator stochastic dan RSI sudah berada di wilayah oversold, pola reversal emas masih belum terlihat. Harga sepertinya akan menguji support kuatnya di kisaran $1.522 - $1.530.

Rekomendasi

Pejabat the Fed khawatir efek QE

Beberapa pejabat the Fed menyatakan kekhawatiran dengan kebijakan longgar yang dijalankan selama sembari menyarankan ditarik sebelum lapangan kerja kembali normal.
Minutes dari rapat 29-30 Januari lalu yang diumumkan semalam menunjukkan para anggota Komite terpecah mengenai keberlangsungan program Quantitative Easing (QE), dengan beberapa mengatakan perlu dikurangi atau diakhiri lebih cepat, namun lainnya memperingatkan jangan terlalu dini menarik stimulus.
Minutes itu memperlihatkan beberapa anggota komite cemas  program stimulus moneter bisa memicu instabilitas di pasar keuangan dan sulit untuk dihentikan nantinya. Minutes tersebut juga menunjukkan beberapa pejabat khawatir kebijakan stimulus dapat mendorong pengambilan risiko yang sembrono dan berdampak negatif pada stabilitas finansial.
Oleh karena itu mereka, kubu yang disebut hawkish, menyarankan the Fed perlu siap untuk menyesuaikan jumlah pembelian, tergantung kondisi ekonomi dan analis biaya dan manfaat dari program itu.  “Beberapa anggota mengatakan hasil penilaian manfaat, biaya dan risiko pembelian aset bisa membawa Komite untuk mengurangi atau mengakhiri pembelian sebelum perbaikan lapangan kerja yang ditargetkan terjadi,” kata minutes itu. Tapi pihak berlawanan, atau dovish, berargumen potensi biaya mengurangi atau mengakhiri program terlalu cepat juga besar.
Minutes itu tidak menyebutkan dengan nama atau secara spesifik berapa banyak yang anggota yang khawatir, hanya menggunakan istilah sebagian atau beberapa. Pada akhirnya, the Fed memutuskan untuk mempertahankan jumlah program pembelian aset, yang dilakukan sampai lapangan kerja membaik secara substansial. The Fed berencana mengevaluasi program itu dalam rapat 19-20 Maret nanti.

Fed Minutes Lambungkan Dollar

Dollar mempertahankan penguatannya hari ini yang diraih semalam menyusul isu hedge fund melepas aset dan laporan rapat the Fed yang menunjukkan adanya perbedaan dalam internal soal prospek stimulus moneter.
Minutes dari rapat Januari menunjukkan beberapa anggota memandang perlu mengurangi atau menghentikan program pembelian obligasi sebelum target tingkat pengangguran turun ke 6,5% tercapai.  Mereka khawatir dengan potensi biaya bila program dijalankan terlalu lama. Namun sebagian lain berargumen program perlu tetap dijalankan karena masih dibutuhkan.
Minutes itu kembali menunjukkan adanya perbedaan pendapat, adanya adu kekuatan antara kubu dovish, yang mendukung pelonggaran, dan hawkish, yang ingin agresivitas moneter direm. Tapi komentar hawkish berhasil diimbangi oleh peringatan dari kubu dovish akan bahaya mengakhiri program secara prematur. Dengan anggota kunci seperti Ketua Ben Bernanke dan wakilnya Janet Yellen masih mendukung QE, para analis tetap optimis program ini masih berjalan paling tidak dampai akhir tahun ini.
Sebenarnya dollar sudah menguat sebelum minutes itu karena isu bahwa hedge fund komoditas besar terpaksa melikuidasi posisinya. Pasar menggunakan minutes sebagai alasan tambahan untuk menjual aset berisiko.  Memang ada spekulasi yang merebak di pasar bahwa hedge fund besar melepas sebagian aset komoditas secara substansial, namun tidak jelas siap hedge fund itu.
Pasar kini menunggu data ekonomi AS untuk menilai tingkat pemulihan ekonomi terbesar dunia itu. Initial jobless claims, inflasi, survei manufaktur regional (Philadelphia Fed), leading indicators dan penjualan rumah adalah data yang diumumkan malam nanti. Bila data buruk, mengindikasikan program the Fed masih dibutuhkan.
Indeks dollar menguat 0,8% ke 81,20, tertinggi sejak Nopember. Dollar menguat terhadap semua rival utama kecuali yen, yang masih stabil di 93,60, setelah menguat hampir 8% tahun ini. Dollar/yen masih konsolidasi karena pasar menunggu pengumuman kandidat gubernur BOJ terbaru. Dollar reli atas franc sampai ke 0,9285, menguji level 0,9300 menjelang data perdagangan Swiss hari ini.
Minat atas dollar membuat euro terkoreksi ke level terendah dalam sebulan terakhir di $1,3271. Euro sedang menuju 50% retracement dari penguatan Nopember-Februari di $1,3180. Data manufaktur Jerman dan zona euro, kalau menunjukkan perbaikan, mungkin bisa membantu. Sterling anjlok k eke level terendah sejak Juli 2010 setelah BOE Minutes memperlihatkan ada dua anggota minta program QE dilanjutkan. Pound anjlok sampai ke $1,5192, sebelum pulih ke $1,5230.
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD

Senin, 18 Februari 2013

Rekomendasi Trading Forex Sesi Eropa, AS (18 Februari 2013)

Isu perang mata uang nampaknya ingin diredam oleh para pembuat kebijakan dengan cara berikrar untuk tidak menempuh devaluasi kompetitif sebagai sarana meraih pertumbuhan.
Dalam pertemuan akhir pekan lalu di Moskow, G-20 berjanji tidak akan mentargetkan nilai tukar untuk mengangkat daya saing dan menyatakan nilai tukar harus ditentukan oleh mekanisme pasar. Selain itu, mereka mengindikasikan kebijakan akomodatif masih diperlukan mengingat pertumbuhan dunia masih lesu dan tingkat pengangguran masih tinggi.
Pernyataan itu bisa dianggap sebagai bentuk izin untuk menerapkan kebijakan moneter longgar selama itu ditujukan untuk mendorong pertumbuhan, meski ada efek samping seperti depresiasi mata uang. Pendekatan yang mungkin ingin dicegah atau dihindari adalah devaluasi mata uang, atau melemahkan nilai tukar dengan sengaja ke target spesifik.
Untuk saat ini, dengan adanya jaminan itu, isu perang mata uang sepertinya reda. Dengan surutnya kekhawatiran mengenai perang mata uang, fokus kini dengan peluang bank sentral melakukan pelonggaran moneter kalau ekonomi membutuhkan. Salah satu yang paling mungkin adalah Jepang, dengan ikrar untuk menerapkan kebijakan agresif untuk mengentaskan deflasi. Bagaimana dengan yang lain?
Apa yang akan dilakukan BOE untuk membantu ekonomi Inggris, akankah melanjutkan program QE-nya? Apa yang akan dilakukan ECB, dengan ekonomi zona euro yang kini kembali resesi, akankah memangkas suku bunganya? Inilah yang menjadi faktor penggerak pasar dalam jangka menengah, prospek kebijakan moneter

EUR-USD
D
iperdagangkan dekat level terendah dalam tiga minggu terakhir, EUR-USD masih tertekan karena efek data PDB yang menunjukkan resesi. Dengan sentimen masih bearish, kini pair itu sedang menguji level support $1,3300. Kegagalan bertahan di atas itu, pair ini terancam ke kisaran $1,32. Presiden ECB Mario Draghi akan berpidato malam nanti, mungkin ada petunjuk soal prospek kebijakan.

Rekomendasi harian :
EUR-USD yang terganjal pada area 1.3305, menjadikan sinyal perubahan tren untuk jangka pendek, penembusan area tersebut membuka ruang untuk melakukan sell break dengan target take profit ke 1.3244, dimana stop loss 1.3336. Ruang sell berikutnya di 1.3443 dengan target take profit 1.3389, dimana stop loss penutupan hari ini diatas 1.3427.

Peluang buy 1.3328 dengan target take profit 1.3397, dimana stop loss bila ada penembusan 1.3305. Buy 1.3244 dengan target take profit 1.3305, dimana stop loss 1.3214.


USD-JPY
D
engan lolosnya Jepang dari kritisi G-20, pasar mendapat alasan untuk melemahkan mata uangnya. USD-JPY kini bertengger di 94,07. Ditambah dengan prospek gubernur baru yang mendukung stimulus moneter, pair ini berpotensi untuk melanjutkan tren penguatan, dengan level 95 masih menjadi target.

Rekomendasi harian :
Dengan keberhasilan USD-JPY yang menembus kritikal resisten 93.75 hari ini, membuat peluang untuk testing kembali double top (11/02 dan 12/02). Buy break 93.75 dengan target take profit 94.73, dimana stop loss 93.55. Buy 93.35 dengan target take profit 94.14, dimana stop loss 93.06.

Sell 94.92 dengan target take profit 94.43, dimana stop loss 95.22. Sell 95.41 dengan target take profit 94.82, stop loss penutupan hari ini di atas 95.31.


GBP-USD
G
BP-USD kini berjuang untuk kembali ke $1,5500, yang menjadi resistance kuat. Pair ini masih bearish karena ada pejabat BOE yang mendukung pelemahannya untuk membantu pertumbuhan. Data perumahan (Rightmove House Price) yang naik 2,8% gagal memberi dorongan ke pair ini.

Rekomendasi harian :
Buy GBP-USD di 1.5441 dengan target take profit 1.5510, dimana stop loss 1.5411. Buy 1.5380 dengan target take profit 1.5464, dimana stop loss tutup di bawah 1.5380.

Sell 1.5533 dengan target take profit 1.5473, dimana stop loss 1.5564. Sell 1.5579 dengan target take profit 1.5503 dimana stop loss 1.5594.


USD-CHF
B
erusaha melanjutkan penguatanya, USD-CHF kini berada di 0,9241. Pair ini berhasil menyentuh 0,9245, atau 61,8% retracement kejatuhan  18 Januari-1 Februari. Target terdekat adalah 0,9277, bila bisa ditutup di atas itu, akan mencoba menuju ke 0,93.

Rekomendasi harian :
Untuk USD-CHF di 0.9262 bisa dilakukan aksi sell dengan target take profit 0.9220, dimana stop loss penutupan harian ini diatas 0.9277. Sell break 0.9216 dengan target take profit 0.9171, dimana stop loss 0.9330.

Buy di 0.9171 dengan target take profit 0.9216, dimana stop loss 0.9155. Buy 0.9140 dengan target take profit 0.9201, dimana stop loss 0.9117.


AUD-USD
M
eski berhasikl rebound, AUD-USD masih kesulitan menembus $1,0300. Hal ini mengindikasikan pair ini masih rentan akan kejatuhan. Moving Average 200 hari ini, di $1,0315, menjadi penentu kebangkitan pair ini untuk bisa memasuki fase koreksi. Namun fase itu masih sulit berubah menjadi tren mengingat ada prospek pemangkasan rate RBA.

Rekomendasi harian :
Buy untuk AUD-USD di 1.0269 dengan target take profit 1.0323, dimana stop loss 1.0246. Buy 1.0223 dengan target take profit 1.0284, dimana stop loss 1.0208.

Sell 1.0330 dengan target take profit 1.0277, dimana stop loss 1.0.353. Sell 1.0372 dengan target take profit 1.0322, dimana stop loss penutupan hari ini diatas 1.0376.

Yen Jatuh Pasca G-20

Yen memulai perdagangan minggu ini dengan melanjutkan pelemahannya setelah Jepang lolos dari kritisi langsung G-20 mengenai kebijakannya yang menyebabkan depresiasi mata uang itu.
G-20 tidak menyebut spesifik Tokyo tapi berjanji menghindari devaluasi kompetitif dan mengatakan kebijakan moneter hanya ditujukan untuk stabilitas harga dan pertumbuhan. Pertemuan menteri keuangan dan  bank sentral G-20 akhir pekan lalu di Moskow berakhir dengan ikrar tidak mentargetkan nilai tukar untuk tujuan kompetitif.
Dalam komunikenya, mereka menyatakan akan menghindari devaluasi kompetitif dan nilai tukar harus ditentukan lewat pasar. Dengan itu, pada dasarnya mereka mengatakan Jepang bisa terus menerapkan kebijakan mereflasi ekonomi, yang sudah dilakukan beberapa anggotanya. Jepang mengatakan pernyataan itu memberinya lampu hijau untuk melaksanakan rencana kebijakannya. Selama ini, Jepang berwacana ingin menerapkan kebijakan agresif untuk mengentaskan deflasi.
Faktor yang paling penting adalah pernyataan itu tidak dimaksudkan ke Jepang dan volatilitas yen tidak dibahas secara spesifik dalam pertemuan itu.  Selain itu, pernyataan tersebut memberi ketenangan ke pasar karena Jepang tidak disebut sebagai manipulator mata uang. Para trader mengatakan ini berarti pasar dengan senang hati terus menjual yen.
Fokus pasar ini tertuju siapa yang akan ditunjuk oleh Shinzo Abe untuk mengisi jabatan Gubernur BOJ yang kemungkinan akan diumumkan minggu ini. Dua kandidat utama adalah Haruhiko Kuroda, yang saat ini Presiden ADB, dan Toshiro Muto, pejabat Kementerian Keuangan. Kedua kandidat itu diperkirakan akan menggerakan stimulus moneter. 
Yen melemah sampai ke 94,15 per dollar, mendekati level terendah dalam 2,5 tahun, 94,40, yang dicatat minggu lalu. Yen sempat menguat karena kekhawatiran Jepang akan dikritik olehnehara maju. Setelah G-20, para analis mengatakan tren jangka menengah belum berubah, mereka optimis pair ini bisa menyentuh level 100. Terhadap euro, yen melemah ke 125,50.
Mengenai mata uang lain, sterling berhasil rebound kemarin namun masih rentan setelah pejabat BOE mengatakan mata uang itu perlu melemah agar ekonomi bisa tumbuh kembali. Pound diperdagangkan di $1,5503, setelah menyentuh level terwendah dalam 5,5 bulan di $1,5462 akhir pekan lalu. Euro stabil di $1,3340, setelah jatuh ke $1,3310, yang meruoajan 38,2% retracement reli Nopember-Februari.
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD


G-20 izinkan pelonggaran global?

Para menteri keuangan dan bank sentral G-20 membantah adanya perang mata uang namun mengatakan akan menghindari devaluasi kompetitif.
Dalam komunikenya, mereka menyatakan tidak akan mentargetkan mata uang untuk tujuan kompetitif dan nilai tukar harus ditentukan lewat pasar, pernyataan yang mirip dengan G-7. Para menteri dan pejabat bank sentral yang bertemu di Moskow itu ternyata tidak menyebut Jepang secara spesifik terkait kebijakannya yang mengakibatkan depresiasi yen. Dengan itu, pada dasarnya mereka mengatakan Jepang bisa terus menerapkan kebijakan mereflasi ekonomi, pendekatan yang selama ini sudah dilakukan negara lain, seperti AS dan Inggris.
Menteri Keuangan Australia Wayne Swan mengatakan isu (perang mata uang ) itu dilebih-lebihkan. Menteri Keuangan Jepang lega setelah negaranya lolos dari kritisi, meski menerapkan kebijakan moneter yang telah melemahkan yen sampai 21%. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan memang ada isu perang mata uang, tapi kita belum lihat yang seperti itu.
Selain itu, para pejabat justru mengeluarkan pernyataan yang pro pertumbuhan. “Kami mengakui masih adanya risiko dan pertumbuhan global masih lesu, dengan tingkat pengangguran masih tinggi di banyak negara. Oleh karena itu, negara maju akan merancang strategi fiskal yang kredibel,” sebut komunike itu.
Dengan membiarkan Jepang lolos dan mendesak langkah untuk membantu pertumbuhan, G-20 memberi sinyal pelonggaran fiskal dan moneter bisa berlanjut. IMF sepertinya mendukung pelonggaran moneter di zona euro, dengan mengatakan ada ruang untuk memangkas suku bunga di sana, yang saat ini masih lebih tinggi dai negara lain seperti AS, Inggris dan Jepang.
Stimulus dari negara maju, terutama di zona euro, akhirnya bisa memicu pelemahan mata uang. Maka timbul pertanyaan, bukankah itu sama dengan perang mata uang? Tapi para pembuat kebijakan dari penyataan G-7 minggu lalu yang menggaris perbedaan antara pelonggaran moneter untuk merangsang ekonomi domestik dan mentargetkan nilai tukar dengan sengaja.
Menurut Goldman Sachs, ada perbedaan di antara keduanya, di mana devaluasi kompetitif berarti ada pihak yang kalah dan memang (zero sum game), sedangkan pelonggaran moneter kompetitif itu bisa positif untuk pertumbuhan global dan membantu mengurangi kesenjangan ekonomi. “Di saat inflasi rendah dan pengangguran tinggi di banyak negara, pelonggaran moneter kompetitif bisa dilakukan,” katanya.

Kamis, 14 Februari 2013

Nikkei, Kospi Menguat Terbatas, Fokus ke G20

Indeks Nikkei di akhir perdagangan kali ini berhasil rebound menyusul aksi pembelian yang dilakukan investor terhadap perusahaan-perusahaan yang mencetak laba, termasuk Asahi Group Holdings. Tapi kenaikan indeks terbatasi karena beberapa investor cenderung berhati-hati jelang pertemuan menteri keuangan dan bank sentral dalam G20 akhir pekan ini.

Indeks Nikkei ditutup naik 0,5% ke posisi 11.307,28. Sedangkan indeks Topix turun 0,2% menjadi 954,88.


Sementara itu, di Korsel, indeks Kospi menguat tipis hari ini dari level tertinggi barunya dalam tiga pekan. Pergerakan indeks kali ini cenderung sempit di tengah perhatian investor terhadap pertemuan G20 di Moskow yang diperkirakan akan adanya komunike terkait pergerakan mata uang. Hari ini, rapat Bank Sentral Korea (BOK) bulanan telah memutuskan suku bunga stabil 2,75%. 

Indeks Kospi ditutup naik 0,2% ke posisi 1.979,61.

BOJ tahan kebijakan, naikkan penilaian ekonomi

Bank Sentral Jepang (BOJ) mempertahankan kebijakannya hari ini tapi menaikkan penilaian ekonomi, karena pelemahan yen dan pemulihan ekonomi global memperbaiki prospeknya.
Sesuai prediksi, BOJ menunda perubahan kebijakan sembari mengevaluasi dampak keputusannya dua bulan belakangan.BOJ mempertahankan suku bunga di 0-0,1% dan tidak menambah program pembelian aset dan pinjamannya sebesar 101 triliun yen. Bulan lalu, BOJ menaikkan target inflasi ke 2% dan menambah stimulusnya.
“BOJ akan menerapkan kebijakan moneter agresif untuk mencapai target stabilitas harganya melalui kebijakan bunga nol persen dan pembelian aset finansial,” katanya dalam pernyataan resmi. BOJ juga mengatakan ekonomi terlihat mulai berhenti melemah, bentuk perbaikan penilaian. Bulan lalu, BOJ mengatakan ekonomi masih relatif lemah.
Data hari ini memperlihatkan PDB Jepang kontraksi 0,4% di kuartal keempat 2012 dari tahun lalu, menjadi kontraksi untuk tiga kuartal berturut-turut. Data ini dapat menambah spekulasi BOJ harus menambah stimulusnya di bulan-bulan mendatang, diperkirakan setelah gubernur baru ditunjuk. Banyak pengamat memperkirakan BOJ, di bawah gubernur baru, akan mulai melonggarkan kebijakannya lagi dalam rapat 3-4 April.
Untuk saat ini, BOJ berjanji melanjutkan kebijakan suku bunga dan pembelian asetnya sampai dilihat perlu disesuaikan, menjaga fleksibilitas pada kapan dan bagaimana mengakhiri kebijakan itu. Dalam rapa itu, salah satu anggota dewan Ryuzo Miyao mengajukan menerapkan suku bunga nol sampai target inflasi 2% tercapai, gagasan yang ditolak mayoritas anggota. Ia mengajukan itu sebagai untuk mengkonfirmasi kebijakan BOJ ditujukan untuk target inflasi.

BOJ Jadi Fokus, Yen Stabil

Yen stabil hari ini atas dollar dan euro setelah mengalami sesi fluktuatif menjelang hasil rapat reguler BOJ, yang ditunggu pasar untuk melihat apakah bank sentral itu bergeming dengan keluhan negara maju.
BOJ diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya tapi menyampaikan kesiapan untuk menambah stimulus bila diperlukan. Para pengamat menduga BOJ tidak mengumumkan keputusan baru sampai ada gubernur pada pada April nanti. Sepertinya, BOJ juga tidak terburu-buru bertindak agresif lagi mengingat besok ada pertemuan G-20, kalau meluncurkan stimulus tambahan, Jepang bisa semakin menjadi sorotan. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya kejutan positif.
Selama minggu ini muncul berbagai pernyataan dari negara mengenai fluktuasi nilai tukar. Pernyataan G-7, yang dimaksudkan untuk mereda ketegangan soal mata uang, cukup mempengaruhi pasar setelah Jepang mengatakan negara maju tidak keberatan dengan langkahnya. G-7, yang mengatakan kebijakan fiskal dan moneter tidak bisa digunakan untuk mempengaruhi nilai tukar, mengklaim pernyataan itu tidak ditujukan spesifik untuk Jepang, tapi secara umum.  Namun pasar tetap melihat sasaran utamanya adalah Jepang.
Data PDB Jepang yang diumumkan hari ini menunjukkan ekonomi kontraksi 0,4% selama kuartal keempat 2012 dari tahun sebelumnya. Namun data ini tidak banyak berpengaruh ke yen. Justru data ini dianggap menambah perlunya stimulus tambahan. Pasar ingin melihat bagaimana BOJ merespon kondisi terkini dan kritikan negara sejawat.
Yen diperdagangkan di 93,46, atau melemah hanya 0,1% dari level penutupan kemarin. Para analis menyebut level 90-95 merupakan range aman, kecuali ada tindakan drastis dari Jepang. Terhadap euro, yen melemah 0,1% ke 125,73. Yen telah melemah 20% atas dollar dan euro selama Nopember sampai awal Februari.
Euro juga terjebak dalam range sempit selama dua hari terakhir. Faktor yang membantu euro adalah data output industri, yang mengindikasikan pemulihan, dan pernyataan Presiden ECB Mario Draghi, yang membantah ancaman perang mata uang. Euro diperdagangkan stabil di $1,3450, setelah gagal bertahan di $1,3500 kemarin. Data PDB zona euro dan Jerman akan diumumkan hari ini, dan tentu dapat mempengaruhi pergerakannya. 
Sterling terjebak di level terendah dalam lima bulan terakhir hari ini, setelah BOE kemarin memangkas proyeksi pertumbuhan Inggris dan membuka kemungkinan melanjutkan stimulus moneternya. Sterling diperdagangkan di $1,5538, dengan support terdekat ada di $1,5500.
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD

Emas berpeluang rebound, sentimen masih bearish

Setelah terpuruk hingga ke level terendah satu bulannya, harga emas mulai berbalik rebound. Pada penutupan perdagangan kemarin, emas berhasil pulih dan menguat sekitar $3,2 (0,2%).
Kenaikan emas ini didorong oleh pernyataan G7 mengenai komitmen terhadap nilai tukar mata uang.  Dalam pernyataannya, pejabat G-7 mengatakan bahwa kebijakan fiskal dan moneter seharusnya tidak bertujuan untuk melemahkan mata uang. Pernyataan pejabat  G-7 itu ditujukan untuk untuk meredam retorika terkait mata uang.
Setelah pernyataan G-7 tersebut, indeks dollar, yang sebelumnya diperdagangakan mendekati level tertinggi satu bulan tehadap mata uang utama dunia, langsung tersungkur. Kejatuhan dollar inilah yang membuat emas rebound.
Namun, rebound yang terjadi kemarin tidak serta membuat trend emas menajdi bullish. Beberapa sentimen masih menghimpit emas, terutama outlook ekonomi global yang mulai kembali cerah.
Emas sepertinya sudah kehilangan peran safe haven-nya, bahkan ketika adanya uji coba nuklir Korea Utara, harga emas tidak beranjak naik. Selain itu, permintaan fisik juga masih lesu, dimana pasar China masih tutup dalam menyambut imlek. Begitu pula dengan permintaan fisik di India. Melemahnya mata uang Rupee menyurutkan minat beli di negara tersebut.
Sementara dari sisi teknikal, terlihat adanya harapan rebound bagi emas. Hal ini tercermin dengan terbentuknya pola hammer di candlestick. Beberapa indikator juga sudah menunjukkan oversold. Bahkan, indikator stochastic mulai berpeluang golden cross.
Rebound emas bisa berlanjut jika mampu bertahan di atas resistance $1.656, dengan potensi kenaikan selanjutnya menuju kisaran $1.660 - $1.664 (MA200). Sementara trend turun akan  berlanjut jika harga kembali bergerak di bawah support $1.640.

Rekomendasi

Senin, 04 Februari 2013

Jepang ingin atasi deflasi, bukan lemahkan yen

Pemerintah Jepang tidak berkeinginan melemahkan mata uangnya dan kebijakan yang dijalankan selama ini hanya bertujuan mengatasi deflasi, kata Menteri Keuangan Taro Aso kemarin.
Ia menyampaikan hal itu dalam wawancara dengan NHK menjelang pertemuan G-20 di Moskow. “Kami telah meluncurkan kebijakan untuk mengentaskan deflasi. Alhasil, harga saham naik dan yen melemah. Tujuannya bukanlah untuk melemahkan yen, tapi untuk mengakhiri deflasi,” katanya. Aso juga mengatakan Jepang tidak pernah mengeluh ketika yen menguat karena krisis finansial global 2008.
Perdana Menteri Shinzo Abe menekan BOJ untuk menerapkan kebijakan stimulus agresif, faktor yang melemahkan yen selama ini.  Tapi, depresiasi yen itu membuat para pejabat Eropa menyebut perang mata uang karena bank sentral lain menjalankan kebijakan yang mirip. Jepang harus memberi penjelasan dalam pertemuan menteri keuangan G-20 pada 15-16 Februari untuk meredam kritik.
Bulan lalu BOJ sepakat menaikkan target inflasi ke 2% dan meluncurkan pembelian aset tak terbatas mulai 2014, langkah yang ditujukan untuk memulihkan ekonomi dari resesi dan deflasi. Posisi yen terakhir mendekati level 93 per dollar, setelah naik 2% minggu lalu dan jatuh selama 12 minggu, yang melemahkannya hingga 16,6%.

Penguatan Won Benamkan Kospi

Dampak penguatan won dan kecemasan akan laporan keuangan perusahaan, membuat indeks utama di Korsel mengalami pelemahan untuk ketiga kalinya hari ini. Kedua faktor tersebut membuyarkan indeks setelah diawal perdagangan berhasil menguat berkat relinya indeks utama Wall Street. Saham Kia Motors jatuh 2,5% karena kecemasan terhadap won yang terus menguat.

Indeks Kospi ditutup turun 4,58 poin, atau 0,23%, ke posisi 1.953,21.

Data payroll AS angkat emas

Emas naik berbarengan dengan penguatan bursa saham dan komoditas lainnya pada penutupan perdagangan minggu lalu setelah data nonfarm payroll AS menunjukkan sektor ketenagakerjaan tumbuh secara moderat.
Geliat emas terlihat saat data ketenaga kerjaan AS dirilis, dimana data tersebut menunjukkan non-farm payroll AS bertambah sebanyak 157.000 selama Januari, sedikit lebih rendah dari prediksi 165.000, namun tingkat pengangguran naik 0,1% ke 7,9%. Data-data tersebut memberi petunjuk bahwa meski ekonomi AS tumbuh, kebijakan stimulus masih tetap diperlukan. Hal ini yang kemudian mendongkrak harga emas.
Di sisi lain, peran emas sebagai safe haven bisa terkikis dengan serangkaian data yang memperlihatkan adanya upaya pemulihan ekonomi global. Data-data tersebut antara lain; Indeks ISM manufaktur AS naik ke 53,1 di Januari dari 50,2 di Desember. Sementara Industri Jasa China juga mencatat pertumbuhan terpesarnya sejak Agustus 2011 berkat menggeliatnya sektor ritel dan konstruksi. Indeks PMI jasa naik ke 56,2 di Januari dari 56,1 di Desember. Laporan ini menjadi bukti tambahan ekonomi terbesar kedua dunia itu semakin pulih.
Tarik menarik antara perkiraan berlanjutnya kebijakan stimulus AS dan berkurangnya peran safe haven menjadikan pergerakan emas cenderung flat pada perdagangan hari ini di Asia.
Emas terlihat masih bergerak di kisaran $1.670, dan masih mampu bergerak di atas MA 200. Secara teknikal, hal ini masih menunjukkan potensi bullish bagi emas. Namun, terlihat bahwa saat ini harga masih terjebak dalam range yang sempit, dengan kisaran support $1.657 dan resistance $1.684.
Penembusan salah satu dari level-level tersebut akan menjadi penentu pergerakan emas ke depan. Jika support yang ditembus. Emas berpotensi turun menuju area $1.650 – 1.640. Sebaliknya jika resistance yang ditembus, maka trend bullish ini bisa berlanjut, dengan potensi kenaikan menuju level psikologi di $1.7000.

Rekomendasi

Wall Street Reli, Regional Melaju

Nikkei
      I
ndeks Nikkei penutupan perdagangan akhir pekan lalu menguat, sekaligus membukukan kenaikan ke-12 kalinya dalam sepekan, terbaik dalam 54 tahun terakhir. Investor masih terus melakukan pembalian di tengah membaiknya kinerja keuangan dan propek laba perusahaan, bersamaan dengan pelemahan yen terhadap dollar. . Indeks Nikkei ditutup naik 52,68 poin, atau 0,47%, ke posisi 11.191,34.
      Indeks Nikkei diperkriakan akan mencatat kenaikan hari ini menyusul pelemahan yen terhadap dollar yang membuat kinerja saham ekspor Jepang terus terpompa. Disamping itu, kinerja bursa saham di AS yang juga mencatat level tertingginya dalam lima tahun memberi sentimen tersendiri, setelah data ketenagakerjaan lebih baik dari sebelumnya. Serangkaian data AS yang baik ini memicu perburuan terhadap asset-asset berisiko.

Rekomendasi


Kospi
       I
ndeks Kospi penutupan akhir pekan kemarin melemah di tengah pergerakan perdagangan yang terbatas karena fokus investor terhadap data ketenagakerjaan AS. Selain itu, aksi jual investor asing masih menyelimuti dalam tujuh sesi perdagangan berturut-turut, meski diimbangi hedge fund dan investor ritel. Indeks Kospi ditutup turun 4,15 poin, atau 0,21%, ke posisi 1.957.79.
     Indeks Kospi mengawali perdagngan pekan ini mengalami kenaikan menyusul bursa global yang bergerak positif. Tapi hambatan masih menghinggapi indek karena kekhawatiran terhadap pelemahan yen yang terus berlanjut membuat prospek ekspor Korsel terancam menurunan.  

Rekomendasi


Hang Seng
     I
ndeks Hang Seng penutupan Jumat lalu melemah tipis, setelah pasar melepas penguatan yang sempat terjadi dengan kembali mempertimbangkan aktifitas manufkatur Cina yang tidak lebih baik dari perkiraan 50,9 menjadi 50,4. Kendati sempat terangkat data manufaktur versi HSBC. Pergerakan indeks yang tidak begitu membentu range besar karena perhatian pasar terhadap data penting AS malam ini . Indeks Hang Seng ditutup turun 7,69 poin, atau 0,03%, ke posisi 23.721,84,
      Indeks Hang Seng diperkirakan akan menguat hari ini seiring kenaikan  bursa saham regional yang dipicu relinya bursa saham AS karena meningkatnya kembali perburuan asset berisiko. Tapi yang perlu diperhatikan juga, faktor teknikal mingguan khususnya indesk Hang Seng yang sudah terlihat jenuh beli, masih menghambat laju indeks lebih jauh.

Rekomendasi

Euro Koreksi, Pasar Tunggu ECB

Euro terkoreksi hari ini, setelah menyentuh level tertinggi dalam 14 bulan terakhir akhir pekan lalu, di saat pasar menantikan rapat reguler ECB minggu ini. 
Euro rali sampai ke kisaran $1,37 berkat data Eropa yang lebih baik dari prediksi, lebih spesifiknya revisi data PMI manufaktur Jerman dan zona euro. Indeks PMI manufaktur Jerman untuk Januari direvisi jadi 49,8 dari 48,8. Berkat revisi itu, euro berhasil meraih momentum setelah saham AS dibuka namun tergerus saat penutupan pasar London. Meski demikian, reli euro sudah cukup mengesankan, dari $1,2660 pada Nopember sampai $1,3710 Jumat lalu. Penguatan ini juga mengangkat euro atas mata uang lainnya.
Euro juga mendapat dorongan dari penguatan saham AS, dengan indeks Dow Jone berhasil menyentuh level 14.000 untuk pertama kalinya sejak 2007. Meski dampak risk appetite tidak lagi seperti dulu (karena aussie dan sterling kini merana), ketika pasar bullish terhadap euro, perbaikan minat atas risiko menambah relinya.
Salah satu kekhawatiran yang menyelimuti pasar keuangan dunia tahun lalu adalah pecahnya euro dan krisis berkepanjangan di Eropa, yang berisiko menyebar ke negara lain.  Meski Eropa belum sepenuhnya pulih, ekonomi Jerman masih mampu bertahan. Selain itu, pasar semakin optimis mengenai kondisi finansial zona euro, terutama hilangnya kemungkinan Yunani keluar dari euro. Namun perlu dipertanyakan berapa lama ini bisa berlangsung, mengingat apresiasi mata uang berpotensi memukul sektor ekspor Jerman.
Maka itu, ada potensi aksi ambil untung terhadap euro menjelang rapat reguler ECB. Arah euro minggu ini tergantung pada apakah ECB akan mengambil tindakan atas apresiasi mata uang itu. Pasar akan mencermati apakah Presiden ECB Mario Draghi menyinggung soal apresiasi euro, yang reli 7,5% atas dollar sejak Nopember.
Euro diperdagangkan di $1,3628, setelah meraih $1,3710 Jumat lalu, tertinggi sejak Nopember 2011. Pasar sepertinya masih enggan mendorong euro lebih jauh lagi sebelum ada keputusan dari ECB. Apalagi beberapa indikator sudah mencapai titik jenuh beli, dengan RSI 14 hari berada di 75, di atas batas 70. Hanya satu even terjadwal di Eropa hari ini, yaitu data sentimen investor hasil survei Sentix. Namun koreksi mungkin juga masih terbatas selama tidak ada berita negatif. Terhadap yen, euro berada di 126,24, setelah menyentuh 126,95, tertinggi sejak April 2010. Hanya dalam lima minggu terakhir, euro sudah naik 10% atas yen.
Sementara itu, yen masih bergerak dekat level terendahnya 2,5 tahun terakhir atas dollar, meski menguat karena pembelian terkait options. Yen, knii berada di 92,66 per dollar, masih menjadi mata uang pilihan untuk dijual karena ekspektasi BOJ akan melonggarkan kebijakannya lagi. Menurut analis BOJ sulit menghentikan stimulus kalaupun yen sudah ke 100 per dollar karena target inflasi sulit dicapai dalam waktu pendek. 

Rekomendasi
 
EUR-USD

USD-JPY

GBP-USD

USD-CHF

 
AUD-USD