BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Kamis, 27 November 2014

Jelang Referendum Swiss, Emas Stagnan di Bawah $1200

Harga emas diperdagangkan di bawah level $1.200 hari ini di tengah penantian pasar terhadap referendum Swiss.

Logam mulia tersebut terkoreksi sebesar 0,3% semalam, meski dollar melemah menyusul data-data ekonomi AS yang kurang mengesankan. Data semalam menunjukkan klaim tunjangan pengangguran naik sebesar 11.000 minggu lalu menjadi 313.000. Durable goods orders tumbuh 0,4% selama Oktober, lebih baik dari prediksi turun 0,6%. Tapi orders di luar transportasi turun 0,4%, melawan prediksi naik 0,5%. New home sales hanya naik 0,7%, di bawah prediksi 0,8%.

Fokus utama pasar tertuju pada referendum soal cadangan emas bank sentral di Swiss Minggu nanti. Di bawah proposal “Save Our Swiss Gold, Swiss National Bank (SNB) dilarang menjual cadangan emasnya dan harus menahan sedikitnya 20% asset dalam bentuk logam mulia. Poling terbaru menunjukkan dukungan atas proposal tersebut merosot jadi hanya 38%.

Mencerminkan minat beli investor, cadangan emas di SPDR Gold Trust mengalami penurunan sebesar 0,29% menjadi 718,82 kemarin.

Sementara dari sisi teknikal, harga emas kembali gagal bertahan di atas resistance $1.204, dengan membentuk pola reversal di candlestick. Indikator stochastic juga terlihat overbought dan berpeluang dead cross. Selain itu, harga juga kini mulai bergerak di bawah MA 10, sinyal trend bullish jangka pendek berakhir. Harga juga sepertinya akan menguji support terdekatnya di $1.187, Jika ditembus, maka koreksi berikutnya akan fokus menuju kisaran $1.171 – $1.180. Hanya kenaikan di atas $1204 yang akan membuat trend bullish jangka pendek berlanjut.

Rekomendasi
rekom

S&P 500 Ditutup Pada Rekor Harga Tertinggi Didukung Oleh Saham Teknologi

Saham-saham Amerika alami kenaikan pada hari Rabu kemarin didukung oleh kenaikan saham-saham perusahaan teknologi, dengan S&P 500 dan Dow industrial ditutup pada rekor harga tertinggi, sedangkan sektor energi menjadi sektor yang alami tekanan turun akibat harga minyak mentah yang masih cenderung turun.
048
Hewlett-Packard, Apple dan perusahaan produsen chip komputer menjadi saham-saham dengan kenaikan paling besar, dengan indek PHLX semiconductor ditutup naik 2,1 persen mencapai level tertingginya sejak Juni 2001. Analog Devices alami kenaikan harga sebesar 5,5 persen menjadi $54,56.

Hewlett-Packard alami kenaikan sebesar 4,1 persen menjadi $39,16 setelah perusahaan sampaikanlaporan keuangannya.

Volume transaksi terlihat masih cukup kecil, dimana tercatat hanya ada sebanyak 4,8 milliar lembar saham yang berpindah tangan, bandingkan dengan rata-rata transaksi bulan ini yang mencapai 6,3 milliar lembar saham. Bursa saham akan tutup pada hari Kamis ini, sedangkan pada hari Jum’at besok bursa saham hanya akan dibuka separuh hari.

Data consumer spending Amerika alami kenaikan moderat untuk bulan Oktober dan pengukuran rencana belanja bisnis juga alami penurunan dalam dua bulan terakhir, tetapi consumer confidence tunjukkan hasil mendekati level tertingginya dalam tujuh setenga tahun yang mengindikasikan ekonomi Amerika cenderung tidak alami pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi global.

Dow Jones industrial average alami kenaikan sebesar 12,81 poin atau 0,07 persen menjadi 17.827,75. S&P 500 alami kenaikan sebesar 5,8 poin atau 0,28 persen menjadi 2.072,83 dan Nasdaq Composite naik 29,07 poin atau 0,61 persen menjadi 4.787,32.

Sektor energi S&P alami penurunan sebesar 1,1 persen, dan membuat penurunan total selama tiga sesi perdagangan terakhir menjadi 3,4 persen. Harga acuan minyak mentah alami penurunan setelah OPEC berikan sinyal kemungkinan besar belum akan ambil kebijakan pengurangan produksi secara besar-besaran.
Apple menjadi saham yang memimpin kenaikan pada S&P 500, dengan alami kenaikan sebesar 1,2 persen menjadi $119 per lembar saham.

Dollar Masih Koreksi Jelang Thanksgiving

Dollar masih terkoreksi atas rivalnya menyusul serangkaian data ekonomi AS yang masih beragam dan mendorong penyesuaian lanjutan pada mata uang AS itu. Namun menjelang libur Thanksgiving AS, aktivitas perdagangan kemungkinan menyusut, situasi yang dapat membatasi pergerakan mata uang.

Dengan adanya libur, beberapa data yang biasa terjadwal Kamis dimajukan pengumumannya, seperti initial jobless claims. Klaim tunjangan pengangguran naik sebesar 11.000 minggu lalu menjadi 313.000. Ini pertama kalianya dalam 5 minggu angka klaim kembali ke atas 300 ribu.

Durable goods orders tumbuh 0,4% selama Oktober, lebih baik dari prediksi turun 0,6%. Tapi orders di luar transportasi turun 0,4%, melawan prediksi naik 0,5%. data perumahan tidak sesuai harapan, di mana new home sales hanya naik 0,7%, di bawah prediksi 0,8%. Sebenarnya, data yang beragam ini belumlah dianggap sebagai representasi gambaran ekonomi AS.

Meski data buruk, pandangan ekonomi AS masih lebih unggul dari negara maju lainnya belum berubah dan the Fed masih berpeluang menjadi bank sentral negara maju pertama yang bisa menaikkan suku bunga.

Selama pandangan itu tidak berubah, tren dollar sepertinya masih terjaga. Tapi aktivitas perdagangan sepi sampai akhir pekan karena libur Thanksgiving.

Namun posisi dollar yang sudah begitu tinggi membuat pergerakannya ke atas sudah mentok. Dengan kata lain, apresiasi dollar sudah cukup tajam karena sudah menguat selama lima bulan. Dalam jangka menengah dan panjang, tren dollar belum berubah, tapi dalam jangka pendek mungkin perlu penyesuaian.

Indeks dollar berada di 87,68 melemah 0,2% kemarin. Indeks ini sudah melemah selama tiga sesi, yang semakin dekat dengan support 87,50. Penutupan di bawah itu membuka potensi menuju 87,00. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 117,58 masih bergerak di kisaran 116,00 dan 118,75. Atas franc, dollar bertengger di 0,9613 setelah koreksi selama tiga sesi yang membawanya ke bawah MA 25.

Di tengah koreksi dollar, beberapa mata uang berhasil melanjutkan rebound-nya. Euro diperdagangkan di $1,2505 setelah rebound selama tiga sesi dan membawanya ke atas MA 25. Pergerakan mungkin akan dipengaruhi oleh data pengangguran Jerman dan pernyataan Presiden ECB Mario Draghi.

Rekomendasi

EUR-USD
EUR SIGNAL 27-11-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 27-11-14

GBP-USD




GBP SIGNAL 27-11-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 27-11-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 27-11-14

Rabu, 26 November 2014

Data AS Mix, Emas Kembali Bersinar

Harga emas masih bergerak flat hari ini setelah semalam naik seiring dengan koreksi dollar yang jatuh dari level 4,5 tahunnya. Hal ini mendorong permintaan emas sebagai investasi alternatif.

Emas telah jatuh sekitar 14% dari level tertinggi tahun ini, dan produk reksadana berbasis emas jatuh ke level terendah sejak Mei 2009 di tengah penguatan dollar dan pemulihan ekonomi AS. Semakin pulihnya ekonomi AS memperkuat ekspektasi the Fed bisa menaikkan suku bunganya pertengahan tahun depan. Ekspektasi tersebut makin mengangkat pamor dollar, yang sempat menyentuh level tertinggi 4,5 tahun terhadap mata uang dunia lainnya, dan level tertinggi tujuh tahun terhadap yen.

Seiring dengan kenaikannya tajam, dollar kemudian terkoreksi. Beragamnya data ekonomi AS menjadi salah satu faktor yang memicu koreksi dollar dalam beberapa hari teralkhir. Data semalam menunjukkan PDB AS kuartal ketiga direvisi naik, mengindikasikan solidnya pemulihan ekonomi. PDB periode Juli-September menjadi 3,9% dari sebelumnya 3,5%. Padahal sempat diprediksi angkanya direvisi turun ke 3,3%. Tapi sentimen konsumen justru merosot, karena kekhawatiran soal kondisi bisnis dan lapangan kerja. Indeks sentimen konsumen versi Conference Board turun ke 88,7 di Nopember dari 94,1 di Oktober. Koreksi dollar inilah yang kemudian menjadi momentum kenaikan buat emas.

Dari sisi teknikal, meski trend jangka pendek masih terlihat bullish, namun indikator stochastic sudah overbought, harga masih tertahan di resistance $1204. Selama gagal bertahan di atas resistance tersebut, harga masih berpeluang terkoreksi untuk menguji kembali area support. $1.180 – $1.187.

Rekomendasi
rekom

Data AS Beragam, Dollar Lanjutkan Koreksi

Dollar melanjutkan koreksinya menyusul data ekonomi AS yang beragam, dimana angka pertumbuhan mengesankan tapi sentimen konsumen merosot. Sedangkan aussie tergelincir ke level terendah dalam empat tahun karena pernyataan pejabat RBA soal nilai tukar.

Angka PDB AS kuartal ketiga direvisi naik, mengindikasikan solidnya pemulihan ekonomi. PDB periode Juli-September menjadi 3,9% dari sebelumnya 3,5%. Padahal sempat diprediksi angkanya direvisi turun ke 3,3%. Tapi sentimen konsumen justru merosot, karena kekhawatiran soal kondisi bisnis dan lapangan kerja. Indeks sentimen konsumen versi Conference Board turun ke 88,7 di Nopember dari 94,1 di Oktober.

Koreksi dollar juga terjadi menjelang liburan Thanksgiving besok, di mana pasar AS ditutup. Pada dasarnya, posisi dollar sudah tinggi, sempat menyentuh level tertinggi dalam empat tahun. Pergerakan ke atas sudah mentok, namun belum ada pemicu yang dapat mengkoreksinya secara signifikan. Bagaimanapun, tren dollar masih terjaga didukung oleh keunggulan prospek kebijakan moneter the Fed.

Untuk nanti malam, ada data durable goods orders, initial jobless claims, dan new home sales. Angka yang rendah mungkin bisa memperbesar koreksi dollar. Indeks dollar berada di 87,88 setelah melemah 0,1% kemarin. Indeks ini berada di rentang 87,50 dan 88,30. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 117,80, berkonsolidasi antara 117-119. Atas franc, Dollar berada di 0,9640 setelah melemah 0,3% kemarin, mendekati MA 25-nya.

Mengenai mata uang lain, aussie tertekan ke level terendah dalam empat tahun setelah Deputi Gubernur RBA Phillip Lowe mengatakan bahwa nilai tukar aussie masih overvalue dan bisa melemah lagi karena penurunan harga komoditas. Aussie diperdagangkan di $0,8542 setelah jatuh 0,7% kemarin, dengan sempat ke low $0,8514.

Sementara itu, sterling stabil menjelang data PDB Inggris kuartal ketiga, yang diperkirakan tumbuh 3,0%. Angka pertumbuhan yang di atas prediksi mungkin bisa membantu sterling bangkit. Sterling berada di $1,5703, masih bergerak di kisaran $1,5625 dan $1,5750.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 26-11-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 26-11-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 26-11-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 26-11-14


AUD-USD
AUD SIGNAL 26-11-14

Wall Street Koreksi, Asia Fluktuatif

Saham Asia fluktuatif hari ini menyusul koreksi Wall Street dan data ekonomi AS yang beragam.  ktivitas perdagangan diperkirakan lesu menjelang libur Thanksgiving AS besok.
South Korea Market
Pemerintah AS semalam merevisi naik angka PDB kuartal ketiga menjadi 3,9% dari 3,5%. Padahal banyak yang mengira angkanya bakal direvisis turun ke 3,3%. Sayangnya, data lainnya, yaitu sentimen konsumen merosot tajam dari ke 88,7 di Nopember dari 94,5 di Oktober.

Kondisi itu tidak membantu Wall Street, yang  mengakhiri penguatan yang sudah berjalan tiga sesi, menyusul kejatuhan harga minyak yang menekan saham energi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah 0,1%.

Rupanya, koreksi ini terjadi karena minimnya aktivitas perdagangan menjelang Thanksgiving yang jatuh besok.

Salah satu hal yang sedang ditunggu pasar adalah pertemuan OPEC besok, yang akan memutuskan kuota output. Berita terbaru menyebutkan belum ada sinyal anggotanya mau memangkas output.

Di Asia, pergerakan saham terlihat beragam dan fluktuatif, namun masih dalam range yang terbatas. Artinya, belum ada gejolak yang dapat menyebabkan gonjang-ganjing. Pergerakan saham regional cenderung konsolidatif, karena investor menunggu katalis baru setelah mengangkat beberapa indeks utama ke level tertinggi dalam beberapa tahun.

Indeks Nikkei melemah 0,14%, di saat minat beli investor masih rendah menjelang liburnya pasar AS dan data ekonomi penting. Tidak banyak even penting terjadwal sampai Jumat ketika ada data inflasi dan output industri.

Indeks Kospi masih flat, mencerminkan keengganan investor masuk menyusul lesunya pasar AS. Indeks Singapura STI melemah 0,27% dan indeks Australia All Ordinaries menguat 0,83%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng juga flat. Tapi di Indonesia, IHSG naik 0,13%.

Selasa, 25 November 2014

S&P 500 Alami Kenaikan Didukung Spekulasi Kebijakan Bank Sentral

Saham-saham di Amerika kembali alami kenaikan pada hari Senin kemarin didukung oleh harapan bahwa China akan ambil kebijakan pelonggaran moneter yang lebih besar lagi jika dibutuhkan, selain itu adanya berita-berita merger perusahaan juga berikan perhatian tersendiri bagi para pelaku pasar, walaupun volume transaksi masih berada dibawah rata-rata.
016
Saham-saham perusahaan sektor energi masih tetap alami penurunan. Penurunan yang dialami oleh Exxon dan Chevron membuat Dow industrial cenderung bergerak flat sedangkan sektor energi S&P 500 alami penurunan hingga sebesar 1 persen. Minyak mentah Amerika dan Brent alami penurunan menjelang pertemuan OPEC pada minggu ini.

Saham lainnya yang membebani kenaikan Dow adalah United Technologies Corp yang alami penurunan sebesar 1,4 persen menjadi $108,79. Chief Executive Officer Louis Chenevert mengundurkan diri.

Sentimen Bullish peroleh dukungan dari adanya perkiraan bahwa Bank Sentral akan terus berusaha untuk dongkrak kenaikan harga saham. Setelah pada minggu lalu secara mengejutkan pemerintah China lakukan pemotongan tingkat suku bunga dan adanya kesiapan Bank Sentral untuk lakukan pemotongan tingkat suku bunga lagi.

Dow Jones industrial average alami kenaikan sebesar 7,84 poin atau 0,04 persen menjadi 17.817,9. S&P 500 alami kenaikan sebesar 5,91 poin atau 0,29 persen menjadi 2.069,41. Nasdaq Composite alami kenaikan sebesar 41,92 poin atau 0,89 persen menjadi 4.754,89.

Dow dan S&P 500 ditutup pada rekor tertingginya.

Volume transaksi pada hari Senin kemarin tercatat ada sebanyak 5,6 milliar lembar saham, dibawah jumlah transaksi rata-rata bulan ini, yaitu 6,4 milliar lembar saham.

Bursa saham Amerika akan ditutup pada hari Kamis minggu ini memperingati hari libur Thanksgiving dan pada hari Jum’at hanya akan berjalan separuh hari.

Saham Apple alami kenaikan sebesar 1,9 persen menjadi $118,63, dan menjadi pendukung outperform Nasdaq. Apple saat ini hanya berjarak kurang dari 1 persen kenaikan untuk mencapai kapitalisasi pasar sebesar $74,19.

Jelang Data AS, Emas Koreksi

Harga emas masih berada di bawah area $1,200 pada perdagangan hari ini di Asia, melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya, ditengah perhatian investor menjelang data ekonomi AS.

Logam mulia tersebut terkoreksi sebesar 0,3% semalam, seiring dengan meredanya eforia pemangkasan suku bunga China. Para pelaku pasar kini tengah menantikan data-data ekonomi AS, yang akan mengukur sejauh mana kekuatan ekonomi AS dan pengaruhnya terhadap dollar. Penguatan dollar membuat harga emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang selain dollar, dan mengurangi daya tarik emas sebagai sarana lindung nilai.

Investor juga kini tengah mencermati perkembangan referendum di Swiss atas proposal yang akan memaksa bank sentral untuk meningkatkan cadangan emasnya. Referendum yang digelar 30 Nopember nanti juga mencegah agar bank sentral tidak melepas cadangan emasnya, dan menarik asset emasnya yang ada di luar negeri. Pelaku pasar melihat referendum tersebut berpotensi mengangkat harga, yang jatuh ke level terendah dalam 4,5 tahun bulan ini. Hasil poling terbaru menunjukkan dukungan atas proposal tersebut merosot jadi hanya 38%

Dari sisi teknikal, harga masih bergerak di atas MA 10, indikasi trend jangka pendek masih bullish. Namun dengan gagalnya harga bertahan di atas resistance $1204, bisa menjadi sinyal reversal, yang juga didukung oleh indikator stochastic yang overbought dan berpeluang dead cross. Untuk itu, kami melihat adanya potensi koreksi untuk menguji support di area $1.180 – $1.187. Trend bullish jangka pendek berakhir jika kemudian harga ditutup di bawah support tersebut.

Rekomendasi
rekom

Euro Rebound Berkat Data Jerman & Weidmann

Euro berhasil rebound berkat data sentimen bisnis Jerman dan pernyataan pejabat bank sentral negara itu.

Namun penguatan masih rentan di tengah kondisi ekonomi kawasan zona euro yang memprihatinkan.

Sedangkan dollar sedikit mengalami koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam 4,5 tahun kemarin.

Euro terangkat setelah data menunjukkan sentimen bisnis Jerman membaik bulan ini. Indeks sentimen bisnis versi Ifo naik ke 104,7 di Nopember dari 103,2 di Oktober, mematahkan penurunan yang sudah berjalan selama enam bulan sebelumnya. Laporan ini mendukung pandangan bahwa ekonomi Jerman hanya mengalami sedikit gangguan, dan bisa bangkit lagi dibantu oleh penurunan harga minyak dan depresiasi euro.

Dorongan untuk euro juga datang dari Gubernur Bundesbank, yang juga anggota dewan ECB, Jens Weidmann, yang mengatakan bahwa adanya hambatan legal bagi ECB untuk bisa menerapkan pembelian obligasi pemerintah. Pernyataan ini menimbulkan keraguan atas kemampuan ECB untuk mewujudkan kata-katanya melakukan Quantitative Easing (QE) untuk mendorong pertumbuhan dan inflasi.

Berkurangnya kemungkinan QE mungkin berdampak positif untuk euro, tapi sepertinya hanya sementara.

Pasalnya, kondisi ekonomi tetap morat-marit dan inflasi masih rendah. Menerapkan QE mungkin bisa menekan euro, tapi bila ECB tidak melakukan apapun, euro tetap melemah dan kondisi bearish-nya lebih panjang karena tidak ada kepastian.

Untuk hari ini, ada data PDB Jerman kuartal ketiga, dan diperkirakan tidak ada revisi turun. Tapi posisi euro belum aman juga, mengingat belum ada solusi untuk mengatasi kelesuan ekonomi. Euro diperdagangkan di $1,2426 setelah menguat 0,3% kemarin. Euro masih bergerak di bawah MA 25, mengindikasikan kecenderungan masih bearish.

Beralih ke dollar, mata uang AS itu sedikit koreksi, namun terjadi setelah menyentuh level tertinggi dalam 4,5 tahun. Tidak ada faktor tertentu yang menyebabkan koreksi ini, lebih merupakan penyesuaian teknikal.

Pergerakan akan dipengaruhi oleh data PDB AS kuartal ketiga, yang diperkirakan direvisi menjadi 3,3% dari 3,5%. Revisi turun yang lebih besar bisa menjadi momentum untuk mengkoreksi dollar lebih dalam.

Indeks dollar berada di 88,14 setelah koreksi 0,3% kemarin. Kini indeks mendapat support di 87,50, tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah 87,00. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 117,93 masih berkonsolidasi di range 117-119. Atas franc, dollar menguat 0,1% ke 0.9680 setelah jatuh 0,6% kemarin.

Rekomendasi
 
EUR
eur
 
JPY
JPY
 
GBP
GBP
 
CHF
CHF
 
AUD
AUD

Asia Variatif Pasca Reli

Indeks saham Asia bergerak variatif hari ini meski Wall Street berakhir positif, setelah reli kemarin berkat pemangkasan suku bunga China.

Nikkei

Indeks Nikkei berhasil menguat akhir perdagangan minggu lalu dimana terlihat indeks sempat kesulitan menanjak di tengah penguatan yen. Jumat lalu, PM Shinzo Abe telah membubarkan parlemen. Faktor teknikal yang menunjukkan jenuh beli membuat laju indeks terbatas, tapi dengan dorongan sentimen positif baik data AS dan juga pelemahan yen membuat koreksi indeks pun terlihat tidak signifikan. Hal ini merupakan Indeks Nikkei ditutup naik 56,65 poin, atau 0,33%, ke posisi 17.357,51.

Indeks Nikkei dibuka menguat 0,7%, berhasil melanjutkan penguatannya berkat hasil Wall Street dan masih lemahnya yen di kisaran 118 per dollar. Meski posisinya usdah tinggi, indeks diperkirakan masih bullish.
Nopember biasanya bulan baik untuk pasar dan dengan prospek depresiasi yen lanjutan, indeks berpeluang menanjak terus minggu ini.

nki

Kospi

Indeks Kospi  catat hasil positif penutupan kemarin, dimana indeks berada di level tertingginya dalam tujuh pekan. Minat perburuan asset beresiko kembali marak di tengah keputusan bank sentral China yang memangkas suku bunga.  Indeks Kospi ditutup naik 13,70 poin, atau 0,70%, ke posisi 1.978,54.

Indeks Kospi bergerak flat hari ini, meski sempat naik di awal pembukaan, di tengah beragamnya pergerakan saham blue chips. Penguatan Wall Street rupanya belum cukup untuk memberi dorongan ke indeks. pemangkasan  rate China mengangkat indeks ke level tertinggi dalam seminggu kemarin. Kini, investor sedang menunggu alasan baru untuk membeli lagi.

KSI

Hang Seng

Indeks Hang Seng reli dalam perdagangan Senin setelah bank sentral China Jumat lalu mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Penguatan saham properti dan broker mendorong indeks di tengah harapan pemangkasan itu dapat menekan bunga KPR. Indeks Hang Seng ditutup menguat 1,9%, terbesar sejak 3 September, ke 23.893,14.

Indeks Hang Seng dibuka melemah hari ini Meski Wall Street berakhir positif dan indeks Shanghai naik. Ini terjadi setelah indeks mencatat penguatan terbesar dalam dua bulan kemarin berkat pemangkasan suku bunga China. Belum ada sentimen negatif yang muncul, kondisi indeks sepertinya masih bullish. Namun indeks sepertinya tersendat dulu, atau mengalami koreksi kecil sebelum melanjutkan tren.

hsi

Senin, 24 November 2014

Weekly Outlook US Stock Market

Saham pada minggu ini akan alami kendala perdagangan dari liburan Thanksgiving dan juga pengaruh dari penarikan kebijakan pelonggaran Bank Sentral
Premarket 4
Biasanya pada minggu Thanksgiving dan Black Friday saham akan cenderung positip, dan para analis perkirakan pasar juga masih akan cenderung untuk alami kenaikan pada minggu ini. Peristiwa penting yang akan dihadapi oleh pasar finansial pada minggu ini adalah hari Thanksgiving, dan pertemuan OPEC yang mana dalam pertemuan kali ini kemungkinan OPEC akan turunkan produksinya atau tidak sama-sama cukup besar. Sehingga dengan kondisi demikian pertemuan OPEC kali ini akan berikan kejutan bagi pasar dan akan ciptkan volatilitas pergerakan harga yang cukup tinggi.

Saham pada hari Jum’at minggu lalu kembali alami kenaikan, setelah Bank Sentral China berikan kejutan dengan umumkan pemotongan tingkat suku bunga guna mendongkrak pasar properti mereka ditengah perlambatan pertumbuhan. Pada awal hari Jum’at minggu lalu, Presiden European Central Bank, Mario Draghi membuka pintu untuk perbesar lagi alokasi dana bagi program pembelian asset di Eropa, sehingga membantu kenaikan harga saham dan asset-asset beresiko lainnya.

S&P 500 telah alami kenaikan sebesar 0,5 persen menjadi 2.063 pada minggu lalu, dan saat ini telah alami kenaikan hampir 11 persen dibandingkan level harga terendah pada Oktober. S&P 500 juga bukukan kinerja pergerakan mingguan terbaiknya sejak April 2009 dengan naik dalam lima minggu berturut-turut, dan dengan kenaikan tersebut, sebagian besar analis menilai bahwa pasar berpotensi akan terus alami kenaikan pada Desember tahun ini.

Data ekonomi Amerika yang akan dirilis pada minggu ini, termasuk diantaranya adalah GDP kuartal ketiga untuk pengamatan kedua (second look) yang rilis hari Selasa, dimana diperkirakan data ini akan tunjukkan penurunan menjadi 3,3 persen dibandingkan pengamatan pertama (first reading) yaitu 3,5 persen. Pada minggu ini, juga akan dirilis data consumer confidence pada hari Selasa. Pada hari Rabu, akan ada data ekonomi seperti consumer sentiment, durable goods dan personal income serta personal spending. Pasar saham akan ditutup pada hari Kamis dan pada hari Jum’at bursa saham tidak akan dibuka penuh.

Disisi lain, ditengah kenaikannya harga saham, pembelian surat hutang juga alami peningkatan. Yield Treasury alami penurunan pada hari Jum’at, dan tingkat suku bunga untuk Treasury 10 tahun berada pada 2,31 persen, alami sedikit penurunan dibandingkan minggu sebelumnya yang berada pada 2,32 persen. Akibat kenaikan harga saham yang didukung oleh data-data ekonomi Amerika serta aksi-aksi yang dilakukan oleh bank-bank sentral asing, yield Treasury tertahan cenderung flat dengan kecenderungan alami penurunan.

Fed pada laporan yang disampaikan dalam FOMC minutes dari pertemuan pada bulan Oktober, menggaris bawahi tingkat inflasi sebagai indikator kebijakan sehingga memicu perdebatan di Wall Street pada hari Rabu minggu lalu mengenai seberapa besar perhatian Fed terhadap inflasi. CPI dan PPI yang dirilis pada minggu lalu, keduanya berikan kejutan dengan naikknya core inflasi, walaupun masih berada pada level rendah.

Selain sentimen dari pertemuan OPEC, sektor energi pada minggu ini juga akan peroleh pengaruh yang cukup kuat dari pembicaraan antara Iran dan pemerintah Amerika serta lima negara besar lainnya mengenai program nuklir yang dijalankan oleh Iran. Deadline pertemuan tersebut untuk peroleh kesepakatan adalah pada hari Senin.

Harga produk berjangkan West Texas Intermediate alami kenaikan untuk pertama kalinya dalam delapan minggu berturut-turut, dengan kenaikan total 0,9 persen menjadi $76,51 per barrel. Spekulai OPEC akan kurangi jumlah produksi membantu mendongkrak kenaikan harganya. Brent yang sebelumnya alami penurunan dibawah $80, alami kenaikan diatas harga tersebut pada hari Jum’at minggu lalu.

Senin
Earnings: Nuance Communications, Trin Solar, Workday, Brocade

Selasa
Earnings: Hewlett-Packard, Tiffany, Campbell Soup, Tivo, Chico’s FAS, Analog Devices, Hormel Foods, Pall Corp, Cracker Barrel, Eaton Vance, Dangdabng
8:30 a.m.: Q3 GDP
9:00 a.m.: S&P/Case-Shiller home prices
9:00 a.m.: FHFA HPI
10:00 a.m.: Consumer confidence

Rabu
Earnings: Deere
8:30 a.m.: Jobless claims
8:30 a.m.: Durable goods
8:30 a.m.: Personal income
9:45 a.m.: Chicago PMI
9:55 a.m.: Consumer sentiment
10:00 a.m.: New home sales
10:00 a.m.: Pending home sales

Kamis
Thanksgiving Day holiday
U.S. markets closed
OPEC Meets

Jum’at
Black Friday holiday shopping
U.S. stock market closes at 1 p.m. EST

Pemangkasan Rate China Belum Cukup Atasi Perlambatan

Pemangkasan suku bunga China disambut baik oleh pasar keuangan, menjadi katalis utama yang melambungkan bursa saham dunia. Namun para ekonom memperingatkan langkah itu bukanlah senjata pamungkas perlambatan ekonomi.
PBOC
Setelah menghindari pelonggaran moneter sekian lama, Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga Jumat lalu. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun, rate acuan dipangkas sebesar 40 bps menjadi 5,6% dan bunga simpanan sebesar 25 bps menjadi 2,75%.

Menurut sumber terkait, langkah itu diambil untuk mencegah deflasi, yang dapat memicu gagal bayar, kebangkrutan dan hilangnya lapangan kerja. Keputusan ini juga datang karena kecemasan pemerintah lokal berjuang untuk mengendalikan beban utang.  Selama ini, Beijing menolak memangkas suku bunga karena khawatir bisa memicu penggelembungan properti.

Namun banyak ekonom yang meragukan pemangkasan ini bisa berdampak banyak pada ekonomi. Mereka tidak yakin pemangkasan tersebut bisa mendorong pertumbuhan kredit. “Hal itu memang mengurangi risiko penurunan aktivitas ekonomi, tapi mungkin tidak mengubah skenario akan perlambatan yang lebih besar di 2015 dari 2014,” kata Bill Adams, ekonom senior dari PNC, seperti dikutip oleh CNBC. Menurutnya, pemangkasan tidak akan banyak mendorong pertumbuhan kredit yang saat ini rendah secara histroris.

Pertumbuhan kredit melambat tajam selama Oktober, hanya 548 miliar yuan, terendah ketiga sejak 2012.

Efektivitas pelonggaran ini akan bergantung pada apakah bank sentral melengkapinya dengan penyuntikan likuiditas, menurut Ting Lu, ekonom dari Bank of America Merril Lynch. Alhasil, PBOC perlu melanjutkan pelonggarannya dengan pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM). Ia memperkirakan pemangkasan
GWM bakal dilakukan Desember nanti.

Tidak sampai di sana, para ekonom sepakat bank sentral belum berhenti dan langkah kemarin merupakan awal dari siklus pelonggaran. Kami sudah lama meyakini pemangkasan seperti itu tak terelakkan karena dapat mengurangi beban utang, membantu kepercayaan bisnis dan mendorong permintaan,” kata Jian Chang, ekonom dari Barclays.  Ia kini memperkirakan pemangkasan dua kali lagi masing-masing sebesar 25 bps di semester pertama 2015.

Emas Bertahan di Area $1200

Harga emas masih bertahan di level psikologi $1200 pada perdagangan hari ini di Asia setelah naik 0,6% Jumat lalu. Sentimen positif emas didapat karena adanya perkiraan bahwa permintaan fisik di China akan meningkat setelah pemerintah tersebut memangkas suku bunga Jumat lalu.

Secara tak terduga, PBOC memangkas suku bunga pinjaman jangka 1 tahun berkurang 0,4% menjadi 5,6%, sedangkan suku bunga deposito 1 tahun turun 0,25bps menjadi 2,75%.

Selain itu, harga emas juga terdorong  oleh pernyataan ketua ECB, Mario Draghi, yang kemungkinan akan kembali mengeluarkan stimulusnya untuk mengatasi deflasi di kawasan zona Euro. Presiden ECB Mario Draghi memberi sinyalemen kuat bahwa pihaknya siap memperluas program pembelian aset bila inflasi terus rendah untuk waktu yang lama. Emas seringkali dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan adanya tanda-tanda perlambatan perekonomian.

Sementara dari sisi teknikal, harga masih berada di atas MA 10, indikasi trend jangka pendek masih bullish.

Meski begitu, indikator stochatic mulai masuk area overbought, menunjukkan kenaikan mulai terbatas. Selain itu, harga juga terlihat masih tertahan di bawah resistance $1204. Jika resistance tersebut kembali gagal ditembus, harga berpeluang terkoreksi untuk menguji support di kisaran $1.180 – 1.187.

Trend bullish jangka pendek bisa berakhir jika kemudian harga ditutup di bawah support tersebut.

Sedangkan jika harga mampu bertahan di atas resistance $1204, akan membuka potensi kenaikan lanjutan menuju kisaran $1210 – $1218.  

Rekomendasi
rekom

Euro Terjungkal, Aussie Reli

Euro bergerak dekat level terendah dalam dua tahun setelah semakin terbukanya peluang pelonggaran lanjutan dari ECB. Sedangkan aussie reli sejak akhir pekan lalu setelah bank sentral China memangkas suku bunganya.

Jumat lalu, euro kembali dihantam oleh pernyataan dovish dari Presiden ECB Mario Draghi. Ia mengatakan siap melakukan apapun yang diperlukan untuk menaikkan inflasi dan ekspektasi inflasi secepat mungkin.

Menurutnya, ada kombinasi kebijakan yang tepat untuk mengembalikan pertumbuhan dan inflasi ke tingkat yang sehat. Bila langkah yang dijalankan tidak cukup, atau inflasi semakin rendah, ECB akan tambah tekanan dan memperluas intervensi, dengan mengubah skala, tahapan dan komposisi pembelian.

Mengingat sudah beberapa kali Draghi memberi sinyalemen soal kebijakan agresif, prospek QE semakin terbuka. Menurut analis, pasca pernyataan Draghi, semakin kuatlah ekspektasi ECB bakal mengumumkan pembelian obligasi pemerintah atau Quantitative Easing (QE) dalam rapatnya dua minggu mendatang.

Dengan bayang-bayang seperti itu, aksi jual terhadap euro berlanjut dalam perdagangan di Asia. Untuk hari ini ada data sentimen bisnis Jerman hasil survei Ifo, angka yang bagus mungkin bisa mengangkat euro sementara. Tapi dengan adanya prospek QE, tren tetap belum berubah. Euro diperdagangkan di $1,2385, setelah anjlok hampir 1% akhir pekan lalu. Euro hampir dekat level terendah dalam dua tahun $1,2358 yang dicatat tiga minggu lalu. Penutupan di bawah $1,2330 menjadi bearish continuation dengan target $1,2260.

Di tengah kejatuhan euro, dollar berhasil melanjutkan penguatab, bahkan indeksnya menyentuh level tertinggi dalam empat tahun di 88,50 hari ini. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 117,72 sedang menjauhi dari level tertinggi dalam tujuh tahun 118,98. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,9708 setelah menyentuh high 0,9728.

Tapi aussie terangkat oleh langkah bank sentral China yang memangkas suku bunganya Jumat lalu. Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam dua tahun, sebesar 40 bps menjadi 5,6%.Menurut spekulasi, PBOC siap memangkas lagi dan melonggarkan aturan kredit demi mencegah deflasi. Aussie menguat 0,1% ke $0,8694 setelah menguat 0,4% Jumat lalu. Namun aussie masih belum berhasil menembus MA 25 di 0,8715.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 24-11-14

USD-JPY
GBP SIGNAL 24-11-14

GBP-USD
JPY SIGNAL 24-11-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 24-11-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 24-11-14

Pemangkasan Rate China Angkat Saham Asia

Saham Asia bergerak positif hari ini menyusul penguatan Wall Street dan setelah China memangkas suku bunganya akhir pekan lalu.
ÁÖ°¡ ¿À¸£°í ȯÀ² ³»¸®°í
Indeks Nikkei menguat 0,33%, meski di saat yen menguat. Indeks Kospi menguat 0,7%. Indeks Singapura STI menanjak 0,25%. Di Sydney, indeks All Ordinaries reli 1%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melonjak 1,74%. Akhir pekan lalu, Wall Street kembali mencetak rekor, dengan indeks Dow Jones naik 0,51% dan indeks S&P melompat 0,52%.

Di luar dugaan, setelah bursa Shanghai ditutup pada Jumat, Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam dua tahun, sebesar 40 bps menjadi 5,6%. Pemangkasan ini dilakukan setelah berbagai upaya untuk mendorong perkreditan gagal. Langkah ini diambil setelah bursa saham regional ditutup, jadi baru hari ini direspon. Bahkan ada spekulasi PBOC siap memangkas lagi di masa mendatang demi mencegah deflasi.

Pernyataan dari Presiden ECB Mario Draghi bahwa siap untuk memperluas pembelian aset juga mengangkat pasar. Menurutnya, ada kombinasi kebijakan yang tepat untuk mengembalikan pertumbuhan dan inflasi ke tingkat yang sehat. Tak lama kemudian, ECB mengumumkan pembelian Sekuritas Beragun Aset (Asset Backed Securities).

Pemangkasan suku bunga China dan stimulus ECB merupakan katalis yang dibutuhkan untuk menjaga momentum tren penguatan saham, terutama di regional. Dengan hilangnya program pembelian obligasi the Fed, pasar mendapat gantinya dari ECB. Namun  faktor valuasi yang tinggi membuat pergerakan bisa kembali fluktuatif sewaktu-waktu.

China Cut Rate, Asia Melaju

Nikkei
 
Indeks Nikkei berhasil menguat akhir perdagangan minggu lalu dimana terlihat indeks sempat kesulitan menanjak di tengah penguatan yen. Jumat lalu, PM Shinzo Abe telah membubarkan parlemen. Faktor teknikal yang menunjukkan jenuh beli membuat laju indeks terbatas, tapi dengan dorongan sentimen positif baik data AS dan juga pelemahan yen membuat koreksi indeks pun terlihat tidak signifikan. Hal ini merupakan Indeks Nikkei ditutup naik 56,65 poin, atau 0,33%, ke posisi 17.357,51.

Bursa Jepang hari ini libur memperingati Labor Thanksgiving Day Observed. Dengan begitu pergerakan Nikkei kontrak berjangka dipengaruhi sentimen Asia, dimana kini menguat berkat indeks utama Wall Street yang catat kenaikan dan rekor penutupan. Selain itu investor diperkirakan bereaksi dari langkah moneter Beijing yang memangkas suku bunga acuan.

Rekomendasi
NKI SIGNAL 24-11-14

Kospi
 
Indeks Kospi  berhasil rebound Jumat lalu setelah dua sesi sebelumnya mengalami penurunan. Aksi beli dilakukan investor asing dan institusional menyusul membaiknya data ekonomi AS. Selain itu, won yang kembali menguat turut angkat sentimen.  Indeks Kospi ditutup naik 6,80 poin, atau 0,35%, ke posisi 1.964,84. Indeks yang sempat menguat pada awal perdagangan, sempat berada di zona negatif, namun kembali menguat.

Indeks Kospi terus bangkit dari kejatuhan sebelumnya menyusul kenaikan indeks utama Wall Street Jumat lalu berkat sambutan positif pasar atas pemangkasan suku bunga China. Saham-saham unggulan catat kenaikan kini, dimana Hyndai Motor menguat hamper 3%, sedangkan Samsung Electronics naik 0,9%. Namun Kia Motors turun 0,2%.

Rekomendasi
KSI SIGNAL 24-11-14

Hang Seng
 
Indeks Hang Seng berhasil pulih dari kejatuhan empat sesi sebelumnya secara beruntun. Meredanya aksi profit taking membuat indeks positif perdagangan akhir minggu. Sentimen pasar ditopang juga oleh data yang menegaskan pemulihan ekonomi AS. Indeks Hang Seng ditutup menguat 87,48 poin, atau 0,37%, ke posisi 23.437,12. Minggu lalu, indeks telah turun 2,7%.

Diluar dugaan, Jumat minggu lalu setelah penutupan bursa Hong Kong. Indeks Hang Seng kemungkinan akan bereaksi positif atas langkah Beijing yang memangkas suku bunga acuan meningkatkan perekonomian. Langkah Beijing ini untuk kali pertama sejak Juli 2012. PBOC memangkas suku bunga pinjaman jangka 1 tahun berkurang 0,4% menjadi 5,6%, sedangkan suku bunga deposito 1 tahun turun 0,25bps menjadi 2,75%.

Rekomendasi
HSI SIGNAL 24-11-14

ECB Siap Perluas Pembelian Aset

Presiden ECB Mario Draghi memberi sinyalemen kuat bahwa pihaknya siap memperluas program pembelian aset bila inflasi terus rendah untuk waktu yang lama.
Mario Draghi 2
“Kami akan terus menjalankan tanggung jawab, melakukan apapun yang diperlukan untuk menaikkan inflasi dan ekspektasi inflasi secepat mungkin, sesuai mandat stabilitas harga,”  katanya dalam pidato kongres perbankan di Frankfurt.  Ini merupakan kesekian kalinya Draghi mengisyaratkan kemungkinan menerapkan kebijakan Quantitative Easing (QE).

Menurutnya, ada kombinasi kebijakan yang tepat untuk mengembalikan pertumbuhan dan inflasi ke tingkat yang sehat.

Kalau kebijakan yang diterapkan saat ini masih kurang untuk mencapai tujuan, pihaknya siap bertindak lebih agresif lagi. “Bila langkah yang dijalankan tidak cukup, atau inflasi semakin rendah, kami akan tambah tekanan dan memperluas intervensi, dengan mengubah skala, tahapan dan komposisi pembelian,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia memperingatkan soal situasi ekonomi yang sulit di zona euro, di mana pertumbuhan terus rendah dan tidak ada perkembangan berarti diperkirakan datang dalam bulan-bulan mendatang.

“Akhir-akhir ini, indikator terus merosot ke level yang menurut saya sudah terlalu rendah, ujarnya.

Ekonomi zona euro terus dirundung oleh pertumbuhan dan inflasi rendah. PDB selama kuartal ketiga hanya tumbuh 0,6% per tahun dan 0,2% per kuartal. Sedangkan inflasi hanya naik 0,4% selama Oktober, jauh di bawah target ECB 2%. Sebagai upaya menyelamatkan ekonomi, ECB berencana menambah neracanya kembali ke level 2012, yaitu sekitar 3 triliun euro, atau bertambah sekitar 1 triliun euro.

Jumat, 21 November 2014

Dollar Koreksi, Emas Kembali Bersinar

Harga emas sedang menuju kenaikan mingguan untuk ketiga kalinya hari ini, didorong oleh koreksi mata uang dollar serta aksi short covering menyusul jatuhnya harga ke level terendah 4 ½ tahun. Selain itu, meningkatnya permintaan fisik juga menopang harga.

Di Sesi Asia, harga emas masih diperdagangkan pada kisaran sempit di $1.193 per ons, setelah naik 1% semalam. Kenaikan emas ini didorong oleh koreksi dollar setelah mata uang tersebut menguat tajam terhadap yen, sehingga mendorong aksi profit taking atas pair mata uang USD/JPY. Meski begitu, sentimen terhadap dollar masih tetap bullish seiring dengan perekonomian AS yang mengesankan, yang ditunjukkan dengan kuatnya data-data ekonomi AS.

Sebelumnya, harga emas sempat terhempas menuju level terendah 4 ½ tahunnya karena penguatan dollar.

Namun aksi short covering akhirnya mampu mengangkat harga. Sementara itu, ekspor emas dari Swiss meningkat lebih dari 12% di Oktober, dengan tujuan pengiriman ke konsumer terbesar India dan China mengalami kenaikan, menurut data Bea Cukai Swiss kemarin. Menandakan adanya peningkatan permintaan fisik.

Dari sisi teknikal, sempat menembus support-nya di $1.180, emas akhirnya mampu bertahan di atas suppport tersebut. MA 10 juga masih menunjukkan sinyal bullish, pertanda trend jangka pendek masih bullish. Namun perlu diwaspadai bahwa indikator stochastic mulai memasuki area overbought, harga juga berada dekat resistance $1204. Jika gagal menembus resistance tersebut, berpeluang terkoreksi untuk menguji kembali support tersebut di atas. Namun, jika resistance tersebut mampu ditembus, kenaikan bisa berlanjut menuju kisaran $1210 – $1218.

Rekomendasi
rekom

Data AS Bagus, Dollar Tetap Koreksi

Dollar terkoreksi meski data ekonomi AS menunjukkan angka yang mengesankan, pertanda mulai meredanya momentum apresiasi. Namun didukung prospek kebijakan moneter, tren greenback belum berubah. Sedangkan euro bergerak konsolidasi, posisinya rentan menjelang pidato Presiden ECB Mario Draghi.

Data semalam menunjukkan inflasi AS naik 1,7% selama Oktober, di atas prediksi 1,6%. Inflasi inti naik 1,8%, juga di atas prediksi 1,7%. Kenaikan inflasi ini terjadi meski di saat harga energi sedang turun. Data ini seharusnya mendukung prospek kenaikan suku bunga pertengahan tahun depan. Tapi ternyata tidak memberi dorongan berarti ke dollar.

Data lainnya juga menegaskan pemulihan ekonomi AS. Indeks manufaktur Philadelphia naik ke 40,8 di Nopember, tertinggi sejak Desember 1993, dari 20,7 di Oktober. Sedangkan penjuakan rumah bekas naik 1,5% di Oktober. Leading indicators tumbuh 0,9% di Oktober, di atas prediksi 0,6%. Initial jobless claims hanya naik 2000 dan tetap di bawah 300 ribu.

Dollar mengalami koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam empat tahun minggu lalu. Bahkan terhadap yen berhasil meraih level tertinggi dalam tujuh tahun. Semua ini terjadi berkat keunggulan performa ekonomi dan prospek kebijakan moneter AS. The Fed dianggap berpeluang menjadi bank sentral negara maju pertama yang bisa menaikkan suku bunga. Dengan masih adanya prospek itu, banyak kalangan melihat tren dollar masih terjaga.

Indeks dollar berada di 87,56 saat ini, masih bergerak di rentang 87,50 dan 88,30. Bila level 87,50 ditembus, ada potensi indeks ini menuju 87,00. Terhadap yen, dollar koreksi 0,2% ke 117,73 setelah menyentuh 118,98 atau tertinggi sejak 2007. Peluang retracement semakin terlihat  bila ditutup di bawah 115,60. Atas franc, dollar berada di 0,9576 masih terjebak dalam range sempit.

Beralih ke euro, mata uang tunggal Eropa ini terjebak dalam range yang sama dalam tiga sesi terakhir. Data indeks PMI Eropa kemarin memperlihatkan perlambatan, mempersulit upaya rebound euro. Hari ini, Draghi akan berpidato dalam konferensi perbankan. Pasar ingin melihat apakah ia menyebut soal stimulus lagi. Euro diperdagangkan di $1,2558, masih mencoba bergerak menunju $1,2600.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 21-11-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 21-11-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 21-11-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 21-11-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 21-11-14

Membaiknya Data AS Dapat Topang Asia

Nikkei
 
       Indeks Nikkei berhasil menguat kemarin berkat pelemahan yen dalam tujuh tahun terakhir. Namun penguatan terpangkas karena aksi ambil untung. Sentimen negatif terjadi setelah sektor manufaktur China yang melambat, ini menambah kecemasan investor akan perlambatan di China. Indeks Nikkei ditutup naik 12,11 poin, atau 0,07%, ke posisi 17.300,86.

Terlihat awal pembukaan perdagangan hari ini indeks Nikkei bergerak di zona negatif menyusul profit taking investor terhadap saham unggulan, Softbank Corp pasca kenaikan sebelumnya. Sementara itu, saham ekspor Jepang bergerak bervariasi karena penguatan yen terhadap dollar setelah kemarin mencapai level tertinggi barunya dalam 7 tahun terakhir. Honda Motor naik tipis 0,4%, sedangkan Nissan dan Suzuki jath 1,0%. Fokus investor kini kondisi politik dalam negeri perihal percepatan pemilu.

Rekomedasi
NKI SIGNAL 21-11-14

Kospi
 
Indeks Kospi  berakhir melemah kemarin menyusul sentimen negatif Asia di tengah kecemasan perlambatan ekonomi China. Selain itu, pelemahan won terhadap dollar dalam 15 bulan terakhir akibat pelemahan yen dalam 7 tahun terakhir terhadap dollar. Faktor ini membuat sektor ekspor Korsel tertekan akibat berkurangnya daya saing di pasar global.  Indeks Kospi ditutup turun 8,83 poin, atau 0,45%, ke posisi 1.958,04.

Indeks Kospi mencoba bangkit dari kejatuhan sebelumnya menyusul kenaikan indeks utama Wall Street semalam berkat membaiknya data eknomi AS. Namun pelemahan won diperkirakan dapat membatasi laju indeks dan lambatnya sektor manufaktur China dan Eropa. Saham-saham unggulan seperti Samsung Electronics naik 0,7% dan Hyundai Motor 0,3%.

Rekomendasi
KSI SIGNAL 21-11-14

Hang Seng
 
Indeks Hang Seng catat penurunan dalam empat sesi perdagangan berturut-turut kemarin. Isu ekonomi China menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan saham. Data terbaru menunjukkan indeks PMI manufaktur versi HSBC turun ke 50,0 di Nopember, terendah dalam enam bulan, dari 50,4 di Oktober.

Saham keuangan jadi penyumbang penurunan indeks tapi saham energi berhasil rebound karena faktor teknikal. Indeks Hang Seng ditutup melemah 23,67 poin, atau 0,10%, ke posisi 23.349,64.

Tekanan indeks Hang Seng masih berlangsung di tengah fokus investor kini akan kondisi politik di Jepang, dimana PM Shinzo Abe akan melakukan percepatan pemilu. Kondisi ekonomi Beijing yang kembali melambat bulan ini, terlihat dari data manufaktur. Ini memberi sinyal bahwa pertumbuhan masih tertekan alhasil pelonggaran fiskal dan moneter diperlukan.

Rekomendasi
HSI SIGNAL 21-11-14

Kamis, 20 November 2014

Dollar Stabil Pasca Fed Minutes

Dollar stabil dekat level tertinggi dalam empat tahun meski setelah FOMC Minutes tidak memberikan petunjuk jelas mengenai kapan kenaikan suku bunga bisa terjadi. Sedangkan sterling berhasil rebound menyusul BOE Minutes yang menyinggung soal inflasi, namun tren terlihat belum berubah.

Minutes dari rapat 28-29 Oktober itu, yang memutuskan berakhirnya program pembelian obligasi, menunjukkan adanya perdebatan mengenai opsi kebijakan. Beberapa pejabat menyarankan sebaiknya menghilangkan janji memberlakukan bunga rendah untuk waktu yang lama (considerable time), tapi sebagian lain khawatir langkah itu bisa mempercepat ekspektasi kenaikan suku bunga.

Para pejabat juga disebut khawatir dengan rendahnya inflasi karena penurunan harga energi dan faktor lainnya. Pasar berharap melihat para pejabat mulai menyampaikan pandangan yang hawkish sekaligus juga mengakui perkembangan ekonomi yang terjadi, seperti pertumbuhan lapangan kerja yang sehat. Tapi sepertinya masih ada keraguan dalam komite, jadi mereka tetap status quo dulu.

Meski Minutes tidak se-hawkish yang diharapkan, pergerakan dollar tetap terjaga, masih tidak tergoyahkan.

Hal ini mencerminkan pandangan bahwa bagaimanapun keunggulan ekonomi dan prospek kebijakan moneter masih dimiliki AS. Pertumbuhan AS terpesat di antara negara maju dan the Fed masih berpeluang menjadi bank sentral negara maju pertama yang bisa menaikkan suku bunga. Untuk nanti malam, ada data beberapa data penting AS, salah satunya inflasi. Kenaikan inflasi dapat mendukung prospek kenaikan suku bunga pertengahan tahun depan.

Indeks dollar berada di 87,68 bergerak konsolidasi selama dua minggu terakhir, dekat level tertinggi dalam empat tahun 88,30. Terhadap yen, dollar melanjutkan trennya dengan menguat 0,1% ke 118,26 dengan sempat menyentuh 118,30 atau tertinggi dalam tujuh tahun, mendekati resistance 118,75. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,9575.

Sementara itu, sterling diperdagangkan di $1,5676 setelah rebound dari level terendah dalam setahun kemarin. Penguatan ini lebih bersifat teknikal karena BOE Minutes kemarin tidak berbeda seperti sebelumnya, yaitu hanya dua anggota yang memilih menaikkan rate lebih cepat, sebagian lain menolak.

Sterling kini bergerak dalam rentang $1,5600 dan $1,5750.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 20-11-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 20-11-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 20-11-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 20-11-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 20-11-14