BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Kamis, 30 Oktober 2014

Emas Anjlok Pasca FOMC

Pasca FOMC semalam, harga emas makin merosot dan diperdagangkan dekat level terendah tiga minggu setelah the Fed megakhiri program pembelian assetnya serta menyatakan keyakinannya terhadap pemulihan ekonomi, menguangi minat beli safe haven emas.

Pasca rapatnya, setelah menyatakan program QE senilai $85 miliar per bulan berakhir, the Fed mengatakan masih kebijakan akomodatif untuk waktu yang masih lama (considerable time). The Fed juga menyoroti kondisi lapngan kerja yang terus membaik dan kekuatan ekonomi secara keseluruhan. Sebelumnya, the Fed mengatakan penciptaan lapangan kerja belum maksimal. Optimisme itu dianggap sebagai bentuk kemungkinan suku bunga bisa naik lebih cepat dari perkiraan. Spekulasi kenaikan suku bunga mengurangi minat beli emas sebagai investasi alternatif. Optimisme the Fed terhadap ekonomi juga telah melambungkan mata uang dollar, makin memperberat sentimen ke emas.

Mencerminkan minat beli investor, cadangan emas di SPDR Gold trust, reksadana berbasis emas terbesar dunia, mengalami penurunan sebesar 0,16% menjadi 742,40 ton kemarin, level terendah dalam enam tahun.

Dari sisi teknikal, pola long black candlestick menunjukkan bahwa seller masih dominan. Pola tersebut mengindikasikan bearish continuation. Indikator stochastic masih dead cross, mendukung penurunan lanjutan.

Harga juga kini mulai bergerak di bawah support sebelumnya di $1219. Untuk itu, kami masih melihat potensi penurunan lanjutan untuk menguji support berikutnya di kisaran $1203. Sementara itu, sinyal positif akan muncul jika harga mampu bertahan di atas resistance terdekatnya di $1219.

Rekomendasi
rekom

Akhiri QE, The Fed Mulai Otak-Atik Rate?

The Fed secara resmi mengakhiri program pembelian obligasinya atau yang dikenal dengan Quantitative Easing (QE). Dengan berakhirnya program itu, muncul pernyataan bagaimana bauran kebijakan the Fed ke depan, terutama terkait dengan suku bunga.
F
Dalam pernyataannya, the Fed mengatakan kebijakan akomodatif masih berlaku untuk sementara waktu (considerable time). Tapi, mencerminkan perubahan bahasa, the Fed menyorot perkembangan di pasar tenaga kerja. Mengganti pandangan sebelumnya, bahwa ada kurangnya utilisasi sumber daya manusia, the Fed mengatakan perbaikan substansial di penciptaan lapangan kerja.

Meski mengatakan suku bunga rendah masih berlaku, the Fed membuka peluang kenaikan kalau kondisi memungkinkannya. “Bila informasi mendatang mengindikasikan perkembangan lapangan kerja dan inflasi yang lebih baik dari perkiraan Komites, maka kenaikan suku bunga bisa terjadi lebih cepat. Sebaliknya, tambahnya, bila perkembangan tidak sesuai harapan, kenaikan suku bunga mungkin harus ditunda.

Pernyataan itu menunjukkan the Fed tidak menyinggung mengenai gejolak di pasar keuangan dan kekhawatiran soal ekonomi global. Namun, the Fed melihat ekspektasi inflasi sedang turun, mengindikasikan tekanan harga belum membahayakan.

Pasar melihat adanya pernyataan soal perkembangan lapangan kerja itu sebagai bentuk normalisasi kebijakan seiring pemulihan ekonomi AS. Ini dipandang sebagai salah satu strategi the Fed mengalikan fokus dari kebijakan agresif yang menggunakan pembelian aset menuju pendekatan suku bunga.

The Fed mulai menkalankan QE 3 pada September 2012, mencanangkan pembelian obligasi $85 miliar per bulan sampai ada perkembangan di lapangan kerja. The Fed mulai mengurangi program  pembelian sejak Desember tahun lalu sebesar $15 miliar per bulan. Sejak program itu dijalankan, tingkat pengangguran turun dari 8,1% ke 5,9%. Alhasil, The Fed menyimpulkan QE 3 sudah mencapai tujuannya.

The Fed Dianggap Hawkish, Dollar Reli

Dollar reli sejak kemarin dan berhasil menyentuh tertinggi dalam tiga minggu setelah setelah the Fed menyampaikan optimisme mengenai prospek ekonomi AS, yang dianggap oleh pasar sebagai sinyal menuju pengetatan kebijakan. Penguatan ini juga datang menjelang data PDB AS.

Pasca rapatnya, setelah menyatakan program QE senilai $85 miliar per bulan berakhir, the Fed mengatakan kebijakan masih akomodatif untuk waktu yang masih lama (considerable time). Namun the Fed menyorot perkembangan positif dalam lapangan kerja, dengan mengatakan penggunaan sumber daya manusia meningkat. Singkatnya, the Fed melihat adanya perbaikan signifikan dalam prospek lapangan kerja dan kekuatan ekonomi keseluruhan.

Meski the Fed mengatakan suku bunga tetap rendah, investor tidak meyangka pandangan positif the Fed soal lapangan kerja. Adanya perubahan bahasa terkait lapangan kerja dipandang oleh pasar sebagai bentuk bagian dari normalisasi kebijakan.  Adanya optimisme itu dianggap merupakan percepatan waktu kemungkinan  kenaikan suku bunga. Pasar melihat hal ini sebagai bentuk keunggulan prospek ekonomi dan kebijakan moneter AS dibanding negara maju lainnya.

Kini pasar sedang menunggu data PDB AS kuartal ketiga, yang bila menunjukkan pertumbuhan substansial, maka bisa menegaskan pandangan the Fed bisa menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Proyeksinya, PDB melambat ke 3,0% dari 4,6%. Tapi perlambatan yang lebih besar dari itu bisa memberi tekanan ke dollar.

Indeks dollar berada di 86,00 setelah sempat menyentuh 86,20 atau tertinggi sejak 7 Oktober. Bila bertahan di atas 86,00, ada peluang untuk menuju 86,30-86,50. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 109,00 setelah menguat 0,5%. Resistance ada di 109,40 bila ditembus akan mencoba ke 110. Atas franc, dollar bertengger di 0,9550 setelah melesat 0,8%. Kini dollar sedang mengincar 0,9580-0,9600.

Beralih ke mata uang lain, euro terjungkal di tengah penguatan greenback. Kontrasnya prospek kebijakan moneter antara AS dan Eropa terus menekan euro. Untuk hari ini, ada data ketenagakerjaan Jerman, yang bila buruk, menegaskan suramnya prospek ekonomi kawasan. Euro diperdagangkan di $1,2625 setelah melemah 0,7% kemarin. Support ada di $1,2570, bila ditembus, euro terancam menuju $1,2500.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 30-10-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 30-10-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 30-10-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 30-10-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 30-10-14

Laju Asia Tertahan

Nikkei
 
Indeks Nikkei catat penguatan kemarin dimana indeks berhasil berada di level penutupan tertingginya dalam tiga minggu terakhir. Penguatan Wall Street didukung oleh optimisme mengenai kinerja korporat dan prospek the Fed tetap menjalankan kebijakan akomodatif. Disamping itu, pelemahan yen serta data output industry Jepang ang naik 2,7%. Indeks Nikkei ditutup menguat 224,00 poin, atau 1,46%, ke 15.553,91.

Indeks Nikkei masih mencetak level tertinggi tiga mingguan barunya, seiring dengan pelemahan yen yang juga tengah berada di level tertinggi dalam tiga minggu terhadap dollar. Disamping itu Wall Street yang semalam terkoreksi setelah rapat regular the Fed bahwa kebijakan pembelian obligasi telah berakhir, dan indikasi pertumbuhan ekonomi AS mulai membaik. Kendati belum adanya sinyal baru mengenai kenaikan suku bunga the Fed.

Rekomendasi
NKI SIGNAL 30-10-14

Kospi
 
Indeks Kospi bangkit perdagangan kemarin dengan melonjak ke level tertingginya dalam tiga minggu menyusul sambutan positif investor atas kebijakan akomodatif Federal Reserve dalam keputusan rapat regularnya nanti malam. Selain itu, berkurangnya kecemasan terhadap kinerja korporat turut mendorong sentimen pasar. Indeks Kospi berakhir menguat 1,84%, atau 35,49 poin di 1.961,17.

Indeks Kospi yang melonjak tajam kemarin kini harus rela melemah karena tekanan yang dialami indeks Wall Street semalam. Wall Street berakhir lebih rendah setelah the Fed akhiri program stimulus, tapi mengatakan pihaknya aka terus mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Koreksi indeks kini dinilai wajar karena setelah menguat kemarin.

Rekomendasi
KSI SIGNAL 30-10-14

Hang Seng
 
Indeks Hang Seng melonjak perdagangan kemarin menyusul ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga. Ditambah lagi penguatan sektor perjudian setelah Wynn Macau menorehkan kinerja kuangan perkuartal yang mengensankan. Indeks Hang Seng menguat 299,51 poin, atau 1,27% ke 23.819,87.

Indeks Hang Seng melemah pagi ini menyusul koreksi Wall Street setelah the Fed secara resmi mengakhiri program pembelian obligasinya dan menyampaikan optimisme pada prospek ekonomi. Saham Asia bergerak fluktuatif di saat investor mencerna pernyataan the Fed. Pelaku pasar kini harus menyesuaikan diri dulu dengan berakhirnya likuiditas murah, yang selama ini mendongkrak harga saham. Namun dalam jangka panjang, bila kondisi ekonomi global tidak seburuk yang ditakutkan, kenaikan berlanjut.

Rekomendasi
HSI SIGNAL 30-10-14

Saham Asia Variatif Pasca The Fed

Saham Asia bergerak variatif hari ini menyusul koreksi Wall Street setelah the Fed secara resmi mengakhiri program pembelian obligasinya dan menyampaikan optimisme pada prospek ekonomi.

Asian stocks 2
Indeks Nikkei menguat 0,61%, didorong oleh pelemahan yen ke 109 per dollar. Indeks Kospi menguat 0,2%, didukung oleh saham blu chips. Indeks Hang Seng melemah 0,25%. Di Wall Street, indeks Dow Jones meleamh 0,18% dan indeks S&P 500 turun 0,14%.

Pasca rapatnya, setelah menyatakan program QE senilai $85 miliar per bulan berakhir, the Fed mengatakan kebijakan masih akomodatif untuk waktu yang masih lama (considerable time). Tapi the Fed melihat semakin baiknya penciptaan lapangan kerja dan mulai kuatnya pondasi ekonomi. Pernyataan ini dianggap bernada hawkish sebagai bagian normalisasi kebijakan.

Saham global kemungkinan bergerak fluktuatif di saat investor mencerna pernyataan the Fed. Pelaku pasar kini harus menyesuaikan diri dulu dengan berakhirnya likuiditas murah, yang selama ini mendongkrak harga saham. Namun dalam jangka panjang, bila kondisi ekonomi global tidak seburuk yang ditakutkan, tren penguatan tetap berjalan.

Selain harus menyesuaikan diri tanpa kucuran dana the Fed, Faktor yang perlu diwaspadai dalam jangka pendek adalah isu perlambatan ekonomi China dan ancaman resesi di Eropa. Memasuki akhir tahun, ada potensi saham global perlu koreksi dulu.

Untuk malam nanti, fokus tertuju ke data PDB AS kuartal ketiga, yang diperkirakan melambat ke 3,0% dari 4,6%. Angka yang lebih baik dari prediksi bisa dianggap menegaskan pandangan the Fed, yang kemudian menekan Wall street.

Rabu, 29 Oktober 2014

Meski Rebound, Trend Emas Masih Bearish

Harga emas masih bertahan di kisaran $1230 pada perdagangan hari ini di Asia, naik tipis dari sesi sebelumnya. Kenaikan emas terjadi ditengah penantian terhadap pandangan the Fed mengenai kebijakan suku bunga.

The Fed telah memulai rapat regulernya dalam dua hari. Bank Sentral tersebut diperkirakan alan mengakhri program pembelian asset ditengah solidnya kondisi ekonomi AS. Namun, para pejabat the Fed sepertinya akan mengaskan bahwa suku bunga masih rendah untuk waktu yang masih lama menyusul terjadinya volatilitas di pasar keuangan dalam sebulan terakhir.

Rilisan data ekonomi AS  yang beragam bisa menjadi salah satu alasan mengapa the Fed masih perlu mempertahankan kebijakan akomodatif. Data ekonomi AS variatif semalam, dengan Durable goods orders turun 1,3% selama September, lebih besar dari prediksi 0,5% dan indeks harga rumah S&P turun 0,15% di Agustus. Tapi indeks sentimen konsumen naik ke 94,5 di Oktober dari 89 di September dan indeks manufaktur Richmond naik ke 20 dari 14. Data sentimen berhasil mengurangi tekanan ke dollar, dan menahan laju emas yang sempat naik ke area $1235 semalam. Kebijakan suku bunga rendah bisa menjadi sentimen positif buat emas.

Dari sisi teknikal, meski sempat menembus resistance $1234, harga masih ditutup di bawah level tersebut, serta masih bergerak di bawah MA 10. Dengan begitu, trend jangka pendek masih tetap bearish. Dengan indikator stochastic yang masih dead cross, potensi turun masih terbuka untuk menguji area support di kisaran $1210 – $1219. Sementara itu, trend bearish jangka pendek berakhir jika harga mampu bertahan di atas resistance $1234, yang juga merupakan area MA 10.  

Rekomendasi
rekom

Data AS Mixed, Dollar Melemah Jelang the Fed

Dollar sedikit melemah kemarin menyusul data ekonomi AS yang beragam, menjelang hasil rapat reguler the Fed yang dicermati untuk melihat bagaimana prospek kebijakan pasca berakhirnya program pembelian obligasi.

Data ekonomi AS variatif semalam, dengan Durable goods orders turun 1,3% selama September, lebih besar dari prediksi 0,5% dan indeks harga rumah S&P turun 0,15% di Agustus. Tapi indeks sentimen konsumen naik ke 94,5 di Oktober dari 89 di September dan indeks manufaktur Richmond naik ke 20 dari 14. Data sentimen berhasil mengurangi tekanan ke dollar.

Tapi dollar sebenarnya masih bergerak dalam range yang sama seperti tiga sesi sebelumnya, berkonsolidasi di tengah ketidakpastian kebijakan moneter the Fed. Pergerakan dollar selanjutnya bergantung pada apa yang akan disampaikan the Fed pasca rapat.

Pasar ingin mengetahui apa yang akan dilakukan the Fed setelah berakhirnya Quantitative Easing (QE). Tapi dengan adanya indikasi perlambatan ekonomi global, muncul spekulasi the Fed tetap menjalankan kebijakan akomodatif, tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga,  The Fed kemungkinan tidak akan memberi kejutan baru dalam rapat ini.

Bila the Fed tetap menggunakan bahasa yang sama seperti rapat-rapat sebelumnya, belum akan mengubah forward guidance-nya bahwa diperlukan waktu (considerable time) sebelum bisa menaikkan suku bunga, sulit bagi dollar untuk bisa melanjutkan tren penguatannya.

Indeks dollar berada di 85,40 setelah melemah 0,1% kemarin. Indeks ini semakin dekat dengan support 85,00 dan penutupan di bawah itu, membuka bearish continuation dengan target 84,70-84,30. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 108,15 semakin dekat support 107,80 dan penutupan di bawah itu mengarah ke 107,00. Atas franc, dollar bertengger di 0,9466 setelah melemah 0,2% kemarin, mendekati support 0,9430.

Beralih ke mata uang lain, euro dan sterling sempat berhasil menanjak akibat data AS yang buruk. Tapi penguatan tidak dapat dipertahankan, mencerminkan keengganan investor mendorong harga terlalu jauh.

Euro diperdagangkan di $1,2740 setelah menguat 0,3% kemarin. Penutupan di bawah $1,2690, kondisi kembali bearish. Bullish continuation terbentuk bila ditutup di atas $1,2800. Sedangkan sterling flat namun berhasil bergerak di atas MA 25 $1,6080 berkat penguatan kemarin.  Penutupan di atas level itu tetap membuka jalan untuk menuju $1,6230.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 29-10-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 29-10-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 29-10-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 29-10-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 29-10-14

(Masih) Menanti Kenaikan BBM Subsidi …

IHSG 13 Indeks Dow Jones Industrial (DJI) pada pergerakan semalam masih terus begerak naik sebesar 187,81 poin (+1,12 persen) sehingga berhasil ditutup pada level 17.005,75, diatas level psikologis 17.000.  Pelaku pasar di Bursa New York terlihat masih menjaga sentiment positif menjelang pengumuman FOMC nanti malam, yang akan mengakhiri era pembelian obligasi yang saat ini tengah berlangsung. 

Meskipun demikian, sentiment positif dari bursa regional tersebut masih belum tentu memberikan pengaruh positif bagi pergerakan IHSG hari ini.  Pada perdagangan kemarin, aksi jual sebesar Rp 298,29 miliar yang dilakukan oleh pemodal asing di pasar reguler menjelang pengumuman kenaikan BBM Subsidi, telah membuat IHSG bergerak turun.  IHSG memang masih mampu ditutup pada level 5.001,30 diatas level psikologis 5.000.

Akan tetapi, kegagalan IHSG untuk bertahan diatas suport 5016 ini, telah memberikan signal negatif dengan potensi koreksi hingga mencapai kisaran 4750 – 4950.  Dengan kata lain, potensi koreksi pada IHSG terlihat masih terbuka, sebelum adanya kepastian mengenai pengumuman besaran dan kapan kenaikan BBM Subsidi akan dilakukan.

Pada hari ini, IHSG diperkirakan masih akan bergerak flat turun pada kisaran 4950 – 5032.  Hanya penutupan diatas 5032 yang akan mengakhiri trend turun jangka pendek yang tengah berlangsung pada IHSG.

Kenaikan harga BBM Subsidi memang memiliki sentimen positif untuk jangka panjang dengan harapan bahwa pemerintah bisa mengalihkan subsidi tersebut pada sektor-sektor yang lebih produktif.  Akan tetapi, langkah tersebut tetap saja memberikan negatif untuk jangka pendek, mengingat kenaikan BBM Subsidi, sering kali akan berpengaruh pada kenaikan inflasi, dan penurunan daya beli.  Pemodal sebaiknya tetap dalam posisi wait and see, sambil menunggu kepastian mengenai kenaikan BBM Subsidi ini.  Dengan potensi koreksi teknikal hingga kisaran 4750-4950, pemodal sebaiknya menunggu IHSG untuk masuk pada kisaran suport tersebut, sebelum kembali melakukan akumulasi untuk posisi jangka menengah.

Saham Asia Ikuti Reli Wall Street

Saham Asia bergerak positif hari ini menyusul penguatan Wall Street yang didukung oleh optimisme mengenai kinerja keuangan korporat dan prospek the Fed tetap menjalankan kebijakan akomodatif.
Asian Stocks
Indeks Nikkei menguat 1,37%, turut didukung oleh pelemahan yen dan data output industri Jepang yang naik 2,7%. Indeks Kospi menguat 0,86%. Indeks Singapura STI naik 0,35. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melesat 0,88%.

Wall Street berlabuh di zona hijau semalam dengan ketiga indeks utama berhasil mencatat kenaikan di atas 1%. Penguatan ini terjadi meski di saat data ekonomi AS beragam, di mana durable goods orders mengecewakan tapi sentimen konsumen di atas prediksi.

Kinerja keuangan korporat sejauh ini memuaskan, kondisi yang mengurangi kekhawatiran akan prospek bisnis ke depan. Sebanyak 245 emiten dalam komponen S&P sudah melaporkan laba kuartal ketiganya, 73,5% di atas ekspektasi, menurut data Thomson Reuters. Selama empat kuartal terakhir, 67% perusahaan mencatat lebih besar dari prediksi.

Fokus selanjutnya adalah rapat the Fed, yang  kemungkinan mengumumkan berakhirnya program pembelian obligasi atau yang dikenal dengan Quantitative Easing (QE) 3. Sejak beberapa bulan lalu, the Fed memang sudah memberi sinyalamen bakal mengakhiri program senlai $85 miliar per bulan itu di akhir Oktober.

Namun, pasar lebih tertarik untuk mengetahui apa yang akan dilakukan the Fed pasca berakhirnya program itu, terutama mengenai apakah the Fed bisa menaikkan suku bunga pertengahan  tahun depan.

Dalam beberapa minggu terakhir, pasar melihat berkurangnya prospek pengetatan seiring munculnya kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global. Ada pemikiran the Fed ingin mengamankan pemulihan dari dampak perlambatan yang terjadi di belahan dunia lain, seperti Eropa dan Jepang, atau bahkan China.

Alhasil, the Fed kemungkinan tetap menjalankan kebijakan akomodatif untuk waktu yang masih lama meski program pembelian obligasinya berakhir.

Asia Reli Jelang Keputusan FOMC

Nikkei
 
Indeks Nikkei berakhir melemah kemarin menyusul investor yang melepas sahamnya karena kecemasan jelang rapat Federal Reserve. Namun koreksi indeks berhasil dibatasi dengan membaiknya saham-saham ritel menyusul membaiknya penjualan ritel Jepang. Canon Inc jatuh 2,5% menyusul lesunya permintaan kamera digital. Indeks Nikkei ditutup melemah 58,81 poin, atau 0,38%, ke 15.329,91.

Sempat melemah kemarin, indeks Nikkei melonjak hingga 1% lebih pagi ini seiring dengan pelemahan yen dimana kini berada di atas 108 per dollar. Pelemahan yen memberi dampak positif bagi saham berbasis ekspor Jepang. Performa Wall Street yang mengesankan sehari jelang keputusan rapat regular the Fed turut angkat sentiment. Meski investor masih mewaspadai bagaimana hasil rapatnya nanti malam.

Rekomendasi
NKI SIGNAL 29-10-14

Kospi
 
Indeks Kospi tergelincir kemarin karena investor yang menantikan hasil rapat the Fed. Investor memfokuskan pernyataan dari ketua the Fed dimana program pembelian obligasi yang berakhir dan juga sinyal kenaikan suku bunga. Selain itu kinerja keuangan korporat juga mempengaruhi sentimen. Indeks
Kospi berakhir melemah 0,33%, atau 6,29 poin di 1.925,68.

Indeks Hang Seng diperkirakan akan mengalami penguatan bagi ini, seiring dengan sentiment positif Asia.

Penguatan yang ditorehkan indeks utama Wall Street semalam berkat kinerja korporat yang mengesankan menjadi pendorong indeks Kospi rebound. Meski menguat, investor terfoku pada hasil rapat the Fed dini hari nanti, yang kemungkinan secara resmi penyatakan program pembelian obligasi berakhir di Oktober.

Rekomendasi
KSI SIGNAL 29-10-14

Hang Seng
 
Indeks Hang Seng melonjak perdagangan kemarin menyusul ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga. Ditambah lagi rencana Beijing akan mereformasi perusahaan milik Negara. Indeks Hang Seng menguat 377,13 poin, atau 1,63% ke 23.520,36, indek catat kenaikan harian terbesar sejak 3 September.

Indeks Hang Seng diperkirakan masih mempertahankan gain-nya menyusul kenaikan bursa utama Asia mengikuti jejak indeks utama Wall Street jelang keputusan the Fed. Sentimen positif baik dari China mengenai reformasi di perusahaan milik Negara. Kini pasar bertanya apa yang akan dilakukan the Fed selanjutnya, apakah mulai memberi sinyal kenaikan suku bunga mulai pertengahan tahun depan atau menegaskan kebijakan masih akomodatif, dimana ekspektasi penghentian pembelian obligasi di bulan ini.

Rekomendasi
HSI SIGNAL 29-10-14

Saham Alami Kenaikan Didukung Laporan Keuangan Perusahaan, dan Data Ekonomi

Pasar saham global alami kenaikan dan harga surat hutang alami pelemahan pada hari Selasa kemarin didukung oleh laporan keuangan perusahaan dengan hasil yang cukup solid dan data ekonomi consumer confidence tunnjukkan hasil yang baik.
004
Di luar saham, pergerakan pasar cenderung tertahan oleh pertemuan Federal Reserve selama dua hari, dimana para pelaku pasar menantikan pernyataan dari bank sentral Amerika tersebut mengenai berapa lama mereka akan menunggu saat yang tepat untuk naikkan tingkat suku bunga acuan Amerika.

Fed pada hari Rabu ini diperkirakan akan umumkan mengenai berakhirnya program pembelian surat hutang, yang lebih dikenal dengan sebutan QE.

Indek nilai tukar dollar Amerika alami sedikit pemulihan dari penurunannya setelah Conference Board laporkan data consumer confidence Amerika alami kenaikan mencapai level tertingginya dalam tujuh tahun terakhir pada Oktober kali ini, sehingga kekhawatiran yang muncul akibat data ekonomi yang mengecewakan dari harga perumahan dan durable orders menjadi terobati.

Indek MSCI all-country dan indek acuan saham utama Amerika alami kenaikan lebih dari 1 persen didukung oleh laporan data consumer sentiment dan laporan keuangan perusahaan yang lampaui perkiraan analis.

Sejauh ini sudah ada sebanyak 245 komponen S&P 500 yang telah sampaikan laporan keuangannya untuk kuartal ketiga tahun ini, dan sebanyak 73,5 persen diantaranya berhasil laporkan kinerja keuangan diatas perkiraan. Kesimpulan tersebut disampaikan oleh Thomson Reuters. Dalam empat kuartal terakhir berdasarkan data Thomson Reuters, sebanyak 67 persen dari komponen S&P 500 laporkan kinerja keuangan dengan hasil lampaui perkiraan.

Di Eropa sudah ada sebanyak kurang lebih 25 persen komponen STOXX Europe 600 (.STOXX) yang sampaikan laporan keuangannya, dengan hasil sebanyak 66 persennya berhasil lampaui perkiraan.

Kesimpulan tersebut diperoleh dari data yang dimiliki oleh Thomson Reuters.

Indek MSCI (.MIWDoooooPUS) yang mengukur performa pergerkan saham dari 45 negara dunia alami kenaikan sebesar 1,1 persen, sedangkan indek pan-European FTSEurofirst 300 (.FTEU3) ditutup dengan alami kenaikan sebesar 0,92 persen menjadi 1.317,09.

Indek nilai tukar dollar (.DXY) yang mengukur pergerakan dollar Amerika terhadap mata uang utama duni lainnya (6 mata uang) alami penurunan sebesar 0,1 persen menjadi 85,415.

Nilai tukar dollar alami pelemahan terhadap euro, dimana nilai tukar euro terlihat sempat berada pada harga $1,2734 atau naik sebesar 0,29 persen pada hari Selasa kemarin.

Harga acuan minyak mentah alami kenaikan, dengan minyak mentah jenis brent naik mendekati harga $86 per barrel setelah selama dua hari berturut-turut alami penurunan, pelemahan nilai tukar dollar membuat harga komoditi alami pemulihan. Tetapi adanya informasi mengenai inventori minyak yang terus alami kenaikan dalam tiga minggu terakhir membuat kenaikan harga minyak mentah menjadi tertahan.

Dow Jones industrial average (.DJI) alami kenaikan sebesar 187,81 poin atau 1,12 persen menjadi 17.005,75. S&P 500 (.SPX) alami kenai sebesar 23,42 poin atau 1,19 persen menjadi 1.985,05. Dan Nasdaq Composite (.IXIC) alami kenaikan sebesar 78,36 poin atau sebesar 1,75 persen menjadi 4.564,29.

Selasa, 28 Oktober 2014

Jelang FOMC, Emas Menuju $1200

Tekanan emas masih belum berhenti, logam mulia tersebut kembali melanjutkan penurunan untuk kelima kalinya berturut-turut dan diperdagangkan dekat level terendah dua minggunya pada perdagangan hari ini di Asia, dipicu oleh kekhawatiran rate menjelang FOMC.

The Fed akan menggelar rapat regulernya dalam dua hari kedepan. Dalam rapat tersebut the Fed dipastikan akan mengakhiri program pembelian assetnya. Pasar, yang saat ini sedang dihantui oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga, tengah mencermati tanda-tanda the Fed akan menaikkan suku bunga dan pandangannya terhadap ekonomi global. Setiap ada isu kenaikan suku bunga, maka akan mengurangi minat beli terhdap asset safe haven, seperti emas.

Meski bursa saham di Asia saat ini terkoreksi dan dollar AS juga bergerak flat, emas masih belum bisa bangkit. Logam mulia tersebut kini sedang menuju area psikologi di $1200. Data-data AS yang mengecewakan juga gagal menarik minat beli safe haven. indeks PMI jasa AS melambat ke level terendah dalam enam bulan, sedangkan output manufaktur Texas merosot. Emas dipandang sebagai safe haven haven ketika investor lari dari asset beresiko.

Dari sisi teknikal, belum terlihat adanya perubahan trend, harga masih bergerak di bawah MA 10, indikasi trend jangka pendek bearish. Indikator stochastic dead cross, masih mendukung penurunan lanjutan. Setelah support $1226 berhasil ditembus, harga sepertinya akan meguji support berikutnya di kisaran $1210 – $1219. Sedangkan sinyal positif akan muncul jika harga mampu bertahan di atas level $1234.

Rekomendasi
rekom

Dollar Konsolidasi Menyongsong Rapat The Fed

Dollar masih konsolidasi, bergerak dalam range yang sama dalam tiga sesi terakhir,  di saat investor menunggu hasil rapat reguler the Fed, terkait prospek kebijakan. Sedangkan euro masih mencoba bangkit namun tersendat menyusul data sentimen bisnis Jerman yang buruk.

Data ekonomi AS menunjukkan hasil beragam, seperti menunjukkan indeks PMI jasa AS melambat ke level terendah dalam enam bulan, sedangkan output manufaktur Texas merosot. Data pending home sales pun juga variatif, di mana per bulannya di bawah prediksi, tapi per tahunnya di atas prediksi.  Tapi semua data itu tidak membuat dollar bergejolak.

Investor sepertinya belum mendapat alasan baru untuk mendorong dollar lebih lanjut. Mereka lebih menunggu hasil rapat the Fed, untuk mencari petunjuk soal prospek ekonomi dan kebijakan moneter.

Sembari menunggu keputusan the Fed, pasar akan menyimak beberapa data ekonomi AS yang terjadwal nanti malam, yaitu durable goods orders dan sentimen konsumen. Durable goods orders diperkirakan naik 0,5% selama September dan indeks sentimen konsumen naik tipis.

Pada dasarnya, keunggulan performa ekonomi dan kebijakan moneter AS menjadi faktor yang mengangkat dollar selama kuartal ketiga. Di periode itu, dollar menguat sebesar 8%. Mulai Oktober, dollar memasuki fase koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam 4 tahun. Apa yang akan disampaikan the Fed nanti bisa mendorong dollar untuk melanjutkan trennya, atau tetap dalam fase koreksi dulu.

Indeks dollar berada di 85,50 dan masih terjebak dalam range 85,00 dan 86,00. pergerakan indeks saat ini tepat di MA dan penutupan di bawah itu menjadi kondisi bearish dengan target 84,50. Terhadap yen, dollar stabil di 107,80 masih konsolidasi di kisaran 107 dan 108,60. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,9486 mendekati support 0,9460.

Beralih ke euro, mata uang tunggal Eropa itu masih mendapat dorongan setelah hasil stress test ECB tidak seburuk perkiraan. Tapi pergerakan tersendat setelah indeks sentimen bisnis Jerman turun ke 103,2 di Oktober dari 104,7 di September. Di tengah buruknya kondisi ekonomi Eropa dan adanya prospek ECB harus beli obligasi, tren euro masihlah bearish. Euro diperdagangkan di $1,2711 setelah menguat 0,1% kemarin. Euro sedikit berada di atas MA 25 dan keberhasilan ditutup di atas resistance $1,2760, membuka peluang menuju $1,2800. Kondisi bearish terbentuk lagi bila ditutup di bawah $1,2640.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 28-10-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 28-10-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 28-10-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 28-10-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 28-10-14

Jelang Fed Meeting, Asia Flat Turun

Nikkei
 
Indeks Nikkei berhasil mempertahankan laju positifnya kemarin, dengan berada di level tertingginya dalam 2,5 minggu. Dengan membaiknya data ekonomi AS serta melemahnya yen turut angkat sentiment pasar.

Namun volume perdagangan yang terbatas karena investor berhati-hati jelang rapat bulan Federal Reserve minggu ini. Indeks Nikkei ditutup menguat 97,08 poin, atau 0,63%, ke 15.388,72, tertinggi sejak 9 Oktober.

Dua sesi perdagangan mengalami kenaikan, dimana indeks Nikkei sempat menorehkan level penutupan tertingginya dalam 2,5 minggu, tapi kini indeks di bayangi aksi profit taking. Penguatan yen menjadi salah satu menghambat laju indeks. Ditambah penutupan Wall Street semalam cenderung flat setelah jatuhnya harga minyak dunia yang memukul saham energi. Disamping kehati-hatian investor jelang rapat the Fed.

Rekomendasi
NKI SIGNAL 28-10-14

Kospi
 
Indeks Kospi mengawali perdagangan minggu ini dengan menguat, menyusul hasil stress tes ECB yang ternyata tidak seburuk yang dikhawatirkan, dimana kekurangan modal tidak sebesar perkiraan. Tapi laju indeks tertahan karena kinerja keuangan korporat yang mengecewakan. Indeks Kospi berakhir menguat 0,33%, atau 6,28 poin di 1.931,97.

Sempat rebound kemarin, kini indeks Kospi mengalami pelemahan menyusul jatuhnya saham energy Korsel seiring harga minyak global yang melorot hingga 80 dollar per barel. Selain itu, investor kini tengah menantikan perkembangan baru perihal kebijakan moneter the Fed yang hari ini mulai menggelar rapat regularnya hingga besok. Samsung Heavy Industries dan Samsung Engineering jatuh 1,0% setelah reli 7,0% kemarin.

Rekomendasi
KSI SIGNAL 28-10-14

Hang Seng
 
Indeks Hang Seng melemah menyusul ketidakpastian rencana integrasi bursa Hong Kong dan Shanghai.

Operator bursa Hong Kong pada Minggu lalu mengatakan kesepakatan kedua bursa itu tidak akan diluncurkan minggu ini karena dibutuhkan persetujuan regulator. Kabar ini sontak memberi pukulan bagi saham broker. Indeks Hang Seng melemah 158,97 poin, atau 0,68% ke 23.143,23.

Indeks Hang Seng masih tertekan di tengah isu penundaan program integrasi perdagangan dengan Shanghai.

Ditambah fokus minggu ini adalah dapat reguler the Fed, dengan keputusan diumumkan Kamis dini hari.

Rapat ini kemungkinan menjadi momen secara resmi the Fed mengakhiri program pembelian obligasi. Ada kekhawatiran saham global akan mengalami koreksi signifikan setelah program pembelian obligasi berakhir.

Rekomendasi
HSI SIGNAL 28-10-14

S&P 500 Ditutup Dengan Sedikit Alami Penurunan Sentimen Negatif Eropa dan Minyak

Penurunan harga acuan minyak mentah dan berita-berita negatif mengenai kondisi ekonomi Eropa membuat saham-saham alami penurunan pada hari Senin kemarin.
001
Perusahaan-perusahaan yang pendapatannya sangat bergantung dengan pertumbuhan ekonomi di luar Amerika alami nasib terburuk. Perusahaan minyak dan produsen material terlihat alami penurunan sekitar 2 persen. Sedangkan perusahaan yang pendapatannya bergantung hanya pada kondisi ekonomi Amerika termasuk diantaranya adalah sektor telekomunikasi terlihat cenderung “steady”.

Indek acuan saham Amerika S&P 500 ditutup dengan penurunan sebesar 2,95 poin atau 0,2 persen menjadi 1.961,63.

Nasdaq Composite alami kenaikan sebesar 2,22 poin menjadi 4.485,93 sedangkan Dow Jones industrial average alami kenaikan sebesar 12,53 poin atau 0,1 persen menjadi 16.817,94.

Berita yang muncul pada hari Senin kemarin sebagian besar berikan pengaruh negatif. Data Bbusiness confidence Jerman, sebagai negara dengan ekonomi paling kuat di Eropa alami penurunan dan merupakan penurunan untuk keenam kalinya dalam enam bulan terakhir dan Goldman Sachs menyatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia membuat perusahaan investasi tersebut turunkan perkiraan mereka terhadap harga minyak mentah.

European Central Bank keluarkan hasil stress test terhadap 130 perbankan raksasa Eropa dan menyatakan 13 diantaranya membutuhkan suntikan modal agar dapat bertahan dari kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi. Perbankan dengan hasil terburuk dari stress test tersebut adalah Italy Monte dei Paschi di Siena.

Harga saham perusaan tersebut terlihat alami penurunan sebesar 18 persen. Sedangkan saham-saham perusahaan yang lulus test terlihat sebaliknya alami kenaikan.

DAX jerman alami penurunan sebesar 0,9 persen. France CAC 40 alami penurunan sebesar 0,8 persen dan FTSE 100 Inggris alami penurunan sebesar 0,4 persen.

Pada minggu lalu, saham-saham di Amerika alami kenaikan dan bukukan performa terbaiknya dalam hampir dua tahun terakhir. Kenaikan tersebut membantu mengangkat S&P 500 dari level harga terendahnya dalam empat minggu terakhir. Indek acuan saham Amerika tersebut telah alami penurunan sebesar 6 persen pada sekitar pertengahan Oktober.

Tingginya jumlah inventori dan lemahnya permintaan global masih terus menjadi penyebab utama pernurunan harga minyak mentah. Sebelumnya minyak mentah sempat mencapai harga tertingginya $107 per barrel pada bulan Juni. Goldman Sachs menjadi perbankan Wall Street terkini yang turunkan perkiraan harga minyak mentah, dimana perbankan tersebut juga menyatakan bahwa OPEC sepertinya belum akan kurangi kuota produksi anggotanya guna dongkrak harga minyak. Harga acuan minyak mentah Amerika alami penurunan sebesar 1 sen dan ditutup pada harga $81 per barrel di New York setelah sebelumnya sempat di perdagangkan pada harga yang lebih rendah.

Harga saham perusahaan minyak dan gas alami penurunan. Halliburton dan Nabros Industries keduanya alami penurunan lebih dari 6 persen.

Saham-saham lainnya yang alami pergerakan cukup besar adalah Micron Technology yang alami kenaikan sebesar 4 persen setelah perusahaan produsen chip komputer tersebut umumkan rencana mereka untuk lakukan belanja modal sebesar $1 milliar untuk beli saham beredarnya. Micron alami kenaikan harga sebesar $1,24 menjadi $32,30 sehingga membuat secara keseluruhan harga sahamnya naik sebesar 48 persen pada tahun ini.

Merck menyatakan earning dan penjualannya untuk kuartal ketiga tahun ini alami penurunan, dan perusahaan farmasi tersebut juga turunkan perkiraan mereka terhdap laba dan revenue untuk keseluruhan tahun ini.

Berita tersebut membuat harga saham perusahaan ini alami penurunan sebesar $1,16 atau 2 persen menjadi $56,45.

Pada pasar komoditi, harga emas alami penurunan sebesar $2,50 dan bertahan pada angka $1.229,30 per ounce, silver turun 2 sen menjadi $17,16 per ounce dan Tembaga naik 2 sen menjadi $3,06 per pound.

Senin, 27 Oktober 2014

Hasil Stress Test ECB Tidak Seburuk Perkiraan

Hampir seperlima bank komersial di zona euro gagal melewari kriteria bank sehat di akhir tahun lalu, tapi kini sebagian besar sudah memperbaiki kondisi finansial mereka, menurut  ECB dalam hasil uji ketahanan.
European central bank
Hasil stress test yang diumumkan kemarin menunjukkan sekitar 25 dari 130 bank tidak lulus cek kesehatan dia akhir tahun lalu, dengan kekurangan modal mencapai 25 miliar euro. Tapi beberapa sudah berhasil menambah modal sebesar 15 miliar euro. Menggambarkan kondisi lebih cerah, ECB menemukan masalah terbesar di Italia, Siprus dan Yunani, tapi kemudian menyimpulkan masalah permodalan hampir teratasi, hanya meninggalkan kebutuhan modal sebesar 10 miliar euro.

Italia menghadapi tantangan berat dengan sembilan banknya gagal tes, dengan dua di antaranya masih butuh suntikan modal. Selain Italia, tiga bank Yunani dan tiga dari Siprus  juga dianggap kurang sehat. Belgia dan Slovenia masing-masing punya dua bank bermasalah. Sementara itu, terdapat satu bank bermasalah di Perancis, Jerman, Austria, Irlandia dan Portugal.

Tes ini dirancang untuk memetakan kesehatan perbankan zona euro sebelum ECB mengambil alih pengawasan mulai bulan depan. Tes ini juga memberikan gambaran terjelas mengenai kondisi perbankan zona euro tujuh tahun setelah krisis finansial yang hampir membangkrutkan beberapa negara dan membubarkan blok mata uang itu.

Meski disambut baik oleh investor, masih perlu dibuktikan apakah hasil tes ini mampu mendorong bank untuk mengucurkan kredit. Masih ada tantangan yang belum terjawab, hasil tes ini tidak mengakhiri masalah likuditas UKM di Eropa Selatan. “Memang ada kenaikan permintaan (kredit), tapi masih rendah,” kata Wakil Presiden ECB Vitor Constancio. Namun ia berharap adanya perubahan realita ke depan, seiring adanya upaya untuk menggenjot perkreditan melalui program likuiditas.

Wall Street Terdongkrak Naik Didukung Laporan Keuangan Perusahaan, S&P Bukukan Kinerja Mingguan Terbaiknya Hampir Dalam Dua Tahun Terakhir

Saham-saham di Amerika ditutup pada minggu lalu dengan kinerja pergerakan mingguan terbaiknya hampir dalam dua tahun terakhir, didukung oleh laporan keuangan dari Microsoft dan Procter 7 Gamble dan juga oleh mulai memudarnya isu-isu seputar Ebola di Amerika.
046
S&P 500 (.SPX) alami kenaikan sebesar 5,5 persen dari level harga terendahnya yang terbentuk pada 15 Oktober dan berhasil bukukan kinerja pergerakan mingguan terbaiknya dalam hampir dua tahun terakhir, didukung oleh laporan keuangan perusahaan yang terlihat solid.

Berita mengenai usaha diagnosa lebih awal terhadap orang yang terkena Ebola di New York membuat saham sempat alami pukulan pada hari Kamis minggu lalu, tetapi pasar kembali percaya diri pada hari Kamis.

Seoran dokter yang terkena Ebola di New York City Hospital terlihat mulai stabil, sedangkan berita terpisah lainnya menyebutkan bahwa World Health Organization sedang persiapkan rencana untuk lakukan pengembangan guna mendukung penelitian untuk dapat menemukan vaksin Ebola.

Harga saham Microsoft (MSFT.O) alami kenaikan sebesar 2,5 persen menjadi $46,13 setelah perusahaan tersebut sampaikan laporan keuangannya dengan revenue yang lebih tinggi dari perkiraan sehingga berhasil memberikan keyakinan bagi para investor bahwa margin laba perusahaan masih tetap tinggi.

Komponen Dow, Procter & Gamble (PG.N) alami kenaikan sebesar 2,3 persen menjadi $85,16.

Perusahaan kebutuhan rumah tangga terbesar dunia tersebut menyatakan bahwa mereka akan lakukan pemisahan bisnis Duracell battery dari bisnis perusahaan lainnya.

Saham yang alami penurunan cukup mencolok adalah Amazon.com (AMZN.O), yang alami penurunan sebesar 8,3 persen menjadi $287,06 dan membebani kenaikan baik bagi S&P 500 maupun Nasdaq 100 (.NDX) setelah perusahaan retail online tersebut berikan proyeksi penjualan mengecewakan untuk periode kuartalan liburan yang akan datang, dan laporan keuanga perusahaan untuk kuartal ketiga kali ini juga gagal penuhi harapan.

Berdasarkan data Thomson Reuters, hingga hari Jum’at pagi minggu lalu sudah ada sebanyak 205 perusahaan S&P 500 yang sampaikan laporan keuangannya. Dari jumlah tersebut sebanyak 69,8 persen berhasil lampaui perkiraan, diatas persentase rata-rata 63 persen sejak 1994. Disisi revenue, 59,8 persen berhasil lampaui perkiraan sedikit dibawah persentase rata-rata 61 persen sejak 2002.

Dow Jones industrial average (.DJI) alami kenaikan sebesar 127,51 poin atau 0,76 persen menjadi 16.805,41. S&P 500 (.SPX) alami kenaikan sebesar 13,76 poin atau 0,71 persen menjadi 1.964,58 dan Nasdaq Composite (.IXIC) alami kenaikan sebesar 30,92 poin atau 0,69 persen menjadi 4.483,72.

Secara keseluruhan pada hari Jum’at minggu lalu ada sebayak 5,3 milliar lembar saham yang berpindah tangan, dibawah rata-rata 8,1 milliar lembar saham untuk bulan Oktober.

Hasil Stress Test ECB Bantu Euro

Euro mencatat sedikit penguatan hari ini, terbantu oleh hasil stress tes ECB yang ternyata tidak seburuk yang dikhawatirkan, di mana kekurangan modal tidak sebesar perkiraan. Namun, dalam jangka menengah sampai panjang, tren euro belumlah berubah, di tengah suramnya prospek ekonomi Eropa.

Hasil stress test ECB, yang diumumkan kemarin, menunjukkan mayoritas bank besar di Eropa cukup kuat untuk melewati krisis finansial. Hasil audit selama setahun itu memperlihatkan hanya 13 dari 130 bank dianggap kurang sehat, yaitu kekurangan modal, namun tidak ada bank besar yang gagal tes. ECB menyimpulkan kekurangan modal kini hanya mencapai 10 miliar euro, di bawah prediksi 25 miliar euro.

Hasil stress test ini cukup melegakan karena menunjukkan kondisi perbankan zona euro tidak seburuk yang dicemaskan. Namun hal ini belum cukup untuk menghapus kekhawatiran soal kondisi ekonomi kawasan itu.

Meski sebagian besar bank masih cukup modal, kondisi perkreditan masih lesu. Dengan pertumbuhan dan inflasi rendah, kondisi ini bisa memaksa ECB untuk menerapkan pembelian obligasi agresif seperti the Fed dan BOJ.

Untuk hari ini, ECB akan mengumumkan pembelian obligasi dan Sekuritas Beragun Aset (ABS) malam nanti. Jumlahnya akan mempengaruhi persepsi pasar. Sebelum itu, ada data sentimen bisnis Jerman, yang diperkirakan sedikit turun. Kalaupun ada dorongan dari kedua even itu untuk euro, penguatan hanya sementara mengingat perbedaan mencolok prospek ekonomi dan kebijakan moneter antara AS dan Eropa.

Euro menguat 0,1% ke $1.2707, berhasil menembus MA 25. Penutupan di atas itu menjadi peluang bullish continuation dengan target $1,2760-1,2780. Sedangkan support di $!,2630, penutupan di bawah itu bisa membawa euro kembali ke $1,2570. Terhadap yen, euro melemah 0,2% ke 137,20 setelah sempat menyentuh 137,40 atau tertinggi sejak 9 Oktober. Resistance terdekat di 137,50 sedangkan support di 136,30.

Beralih ke dollar, mata uang AS ini sedang melemah pada rivalnya. Namu, bila melihat pergerakan selama beberapa sesi terakhir, indeks dollar berkonsolidasi, masih bergerak dalam range 85,15 dan 86,00.

Terhadap yen, dollar melemah 0,1% ke 107,98, bergerak di range 107,40 dan 108,60. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,9500, masih bergerak di kisaran 0,9460 dan 0,9550.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 27-10-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 27-10-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 27-10-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 27-10-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 27-10-14

Saham Asia Positif, Tapi Hang Seng Tertekan

Saham Asia bergerak positif hari ini mengikuti penguatan Wall Street akhir pekan lalu, yang didukung oleh data ekonomi dan laporan keuangan emiten. Sayangnya, bursa Hong Kong tertekan, di tengah isu penundaan program integrasi perdagangan dengan Shanghai.

TSE 12
Indeks Nikkei menguat 0,41%, tapi penguatan yen menghambat lajunya. Indeks Kospi menanjak 0,31%. Indeks Singapura STI masih flat dan indeks Australia All Ordinaries naik 0,6%.

‘Wall Street berlabuh di zona hijau Sabtu lalu, bahkan mencatat minggu terbaiknya dalam dua tahun, berkat kinerja keuangan Microsoft dan P&G, serta data perumahan AS yang memuaskan.

Penjualan rumah baru di AS mencapai level tertinggi dalam 6 tahun, mengindikasikan perbaikan di sektor properti.

Selama minggu lalu, indeks Dow Jones reli 2,6% dan indeks S&P melonjak 4,1%, terbesar sejak Januari 2013.

Sentimen pasar juga terbantu oleh hasil stress test ECB yang tidak seburuk perkiraan, yang menunjukkan mayoritas bank besar Eropa lolos tes. Data PDB Inggris, yang tumbuh sesuai prediksi, mengurangi kekhawatiran soal ekonomi global.

Namun indeks Hang Seng jatuh 1% hari ini menyusul pernyataan operator bursa kemarin bahwa koneksi perdagangan dengan bursa Shanghai belum mendapat persetujuan regulator. Investor berharap program ini, yang berpotensi mengalirkan investasi asing ked China daratan, dapat diluncurkan sebelum akhir Oktober.

Fokus utama minggu ini adalah dapat reguler the Fed, dengan keputusan diumumkan Kamis dini hari. Rapat ini kemungkinan menjadi momen secara resmi the Fed mengakhiri program pembelian obligasi. Ada kekhawatiran saham global akan mengalami koreksi signifikan setelah program pembelian obligasi berakhir, mengingat tanpa kucuran dana dari the Fed, likuiditas di pasar keuangan secara otomatis berkurang. Untuk hari ini, pasar akan mengamati pengumuman ECB soal pembelian sekuritas beraguan aset atau ABS.

Nikkei, Kospi Menguat, Hang Seng Terkoreksi

Nikkei
 
Indeks Nikkei penutupan Jumat akhir minggu lalu berhasil menggapai level tertingginya dalam dua pekan terakhir. Pelemahan yen jadi pendorong kenaikan indeks dimana saham-saham terkait dengan yen mencatat hasil positif, seperti sektor eksportir.  Indeks Nikkei ditutup menguat 152,68 poin, atau 1,01%, ke 15.291,64. Penutupan tertingginya sejak 10 Oktober lalu.

Indeks Nikkei yang bergerak menguat pagi ini, tapi dihambat oleh fluktuasi yen. Sementara itu, kinerja bursa saham Asia bergerak variatif meski terjadi penguatan Wall Street yang didukung oleh data ekonomi dan laporan keuangan korporat AS. Dalam beberapa sesi terakhir, saham global bergerak fluktuatif di tengah kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global. Saham sempat terangkat karena laporan keuangan korporat AS dan isu stimulus EBC. Tapi tekanan belum reda mengingat itu belum sirna.

Rekomendasi
NKI SIGNAL 27-10-14

Kospi
 
Indeks Kospi melemah terbatas akhir minggu lalu karena minimnya sentimen positif karena kecemasan investor terhadap kasus Ebola di AS. Kalangan analis menilai tertahannya laju indeks juga ditenggarai prospek ekonomi global.Namun kejatuhan indeks terbatasi oleh hasil kinerja keuangan korporat yang lebih baik pada perusahaan berkapitalisasi besar. Indeks Kospi berakhir turun 0,31%, atau 5,96 poin di 1.925,69.

Indeks Kospi coba bangkit dari kejatuhan perdagangan sebelumnya. Kenaikan indeks ditopang positifnya penutupan bursa saham AS menyusul membaiknya serangkaian data ekonomi AS mengurangi kecemasan akan prospek ekonomi global. Namun sentimen bisa dikatakan masih rapuh karena belum cukup kuat pondasi untuk melakukan pembelian besar.

Rekomendasi
KSI SIGNAL 27-10-14

Hang Seng
 
Indeks Hang Seng ditutup lebih rendah dari perdagangan kemarin menyusul jatuhnya indeks utama Regional yang dipicu koreksi saham AS. Namun kejatuhan indeks Hang Seng terbatasi oleh aktivitas manufaktur China yang sedikit lebih kuat. Aktivitas manufaktur China versi HSBC tumbuh 50,4 di Oktober, dari sebelumnya 50,2. Indeks Hang Seng melemah 30,98 poin, atau 0,13% ke 23.302,20.

Indeks Hang Seng makin tergerus di zona negatif awal perdagangan hari ini. Dalam beberapa sesi terakhir, saham global bergerak fluktuatif, selain karena kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global, isu penyebaran Ebola di AS turut menjadi faktor pengguncang. Investor juga mencemaskan sektor property China sedang mengalami penggelembungan dan suatu saat bias meledak. Kembali investor kini terfokus data ekonomi AS, dan Eropa.

Rekomendasi
HSI SIGNAL 27-10-14

Rabu, 22 Oktober 2014

Wall Street, Isu Stimulus ECB Cerahkan Saham Asia

Saham Asia bergerak positif hari ini, rebound dari koreksi kemarin, menyusul penguatan Wall Street dan spekulasi bakal ada stimulus dari ECB.
Asian Stocks
Indeks Nikkei menguat 1,9% berkat bargain hunting, meski dollar tidak berubah. Indeks Kospi menguat 0,62%, mengikuti laju global. Indeks Hang Seng menanjak 0,65%. Wall Street masih dalam jalur hijau, berkat reli saham teknologi menyusul laporan keuangan Apple dan Texas Instruments. Laporan earnings keduanya mengangkat indeks Nasdaq lebih dari 2%.

Indeks S&P 500 naik 1,96%, terbesar dalam setahun. Indeks juga naik berkat data perumahan AS.

Saham Eropa juga mencatat kenaikan, didorong oleh laporan dari Reuters yang menyebutkan ECB sedang menyiapkan rencana untuk membeli obligasi korporat, suatu bentuk Quantitative Easing (QE). Langkah ini dapat menambah pasokan likuiditas di sistem keuangan. Bahkan ada isu ECB kemarin membeli surat utang Italia.

Saham Jepang memimpin penguatan hari ini, selain karena dorongan global, saham juga terangkat berkat data yang menunjukkan ekspor tumbuh 7% di September. Dalam perdagangan kemarin, sebagian indeks di Asia terkoreksi karena aksi ambil untung menyusul penguatan tajam di sesi sebelumnya. Selama beberapa sesi terakhir, saham regional bergerak fluktuatif, dengan tekanan datang dari kekhawatiran mengenai prospek ekonomi global, termasuk China.

Ada kerisauan ekonomi China bakal melambat dan mempengaruhi pertumbuhan dunia. Data PDB China kemarin, meski lebih baik dari prediksi, belum menghapus kerisauan itu. Penguatan yang terjadi hari ini lebih didukung oleh faktor eksternal. Alhasil, masih perlu dibuktikan apakah penguatan ini dapat bertahan.

IHSG Terbawa Sentimen Positif dari Regional…

Kondisi pergerakan indeks di kawasan regional Asia pagi ini terlihat kondusif, setelah data perumahan mengangkat indeks Dow Jones Industrial (DJI) sebesar 215,14 poin (+1,31 persen) sehingga ditutup pada level 16.614,81.  Indeks Strait Times pagi ini running dengan kenaikan sebesar 0,68 persen.
IHSG 9
Sentimen positif dari bursa regional tersebut akan berhadapan dengan aksi profit taking yang masih diperlihatkan oleh pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia hingga perdagangan kemarin sore.  Dengan adanya sentimen positif dari bursa regional ini, IHSG diperkirakan bakal menguji kisaran resisten di 5050 – 5060 pada pergerakan pagi.  Level psikologis 5000 akan menjadi suport pertama untuk pergerakan IHSG pada hari ini.

Pada pergerakannya kemarin, IHSG memang masih memberikan signal negatif dengan ditutup dibawah suport pertama di level 5040 sehingga membuka potensi koreksi hingga level psikologis 5000 untuk jangka pendek.  Di pasar reguler, pemodal asing juga kembali dalam posisi jual sebesar Rp 304,35 miliar pada perdagangan kemarin, berbalik dibandingkan dengan posisi net buy sebesar Rp 836,36 miliar yang terjadi sehari sebelumnya.

Kondisi bursa regional yang membaik, bisa saja membuat pemodal asing kembali berbalik menjadi posisi beli.  Akan tetapi, karena kami melihat bahwa potensi penguatan DJI untuk jangka pendek sebenarnya hanya sampai kisaran resisten di 16.500-16.600, maka dengan posisi DJI terakhir sudah di level 16.614,81 pemodal sebaiknya lebih berhati-hati dalam melakukan positioning.  Hold atas posisi-posisi spekulatif sebaiknya hanya dilakukan ketika IHSG berhasil ditutup diatas resisten di 5060.  Jika IHSG terlihat kesulitan untuk bisa ditutup diatas resisten tersebut, maka posisi sell on strength tetap lebih kami sarankan.

Jumat, 17 Oktober 2014

Pertemuan Jokowi-Prabowo Dongkrak IHSG

IHSG 5
Pertemuan antra Presiden Joko Widowo dan mantan rivalnya Prabowo Subianto memberi angin segar ke IHSG, memberi peluang adanya rekonsiliasi untuk mendinginkan suhu politik di tanah Air.

Keduanya bertemu di kediaman Prabowo pagi ini, yang langsung menuai apresiasi banyak kalangan. Ini pertemuan resmi pertama keduanya setelah Jokowi memenangkan kursi presiden Juli lalu. Dalam kesempatan itu, Prabowo mengimbau koalisinya mendukung program Jokowi.

Pasar menyambut baik pertemuan ini sebagai tanda-tanda mencairnya hubungan kedua kubu politik, yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP). Bila perkembang politik positif ini terus berlanjut sampai pelantikan dan pengumuman kabinet, ada peluang IHSG bisa kembali ke level 5200 dalam satu-dua minggu ke depan.

Di sesi I, IHSG menguat 46,52 poin, atau 0,94%, di 4.998,44. Volume transaksi mencapai Rp3 triliun, tapi pemain asing mencatat net sell Rp400 miliar.

Jokowi efek juga meyebabkan adanya perubahan trend pada IHSG . Setelah mampu menembus resistance sebelumnya di 4.976, trend jangka pendek IHSG kini mulai bergerak bullish. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh pergerakan MA 10 yang juga uptrend.

IHSG kini sedang menguji area resistance psikologi di 5.000. Jika mampu bertahan di atas resistance tersbut, maka trend bullish bisa berlanjut, dengan potensi kenaikan lanjutan menuju kisaran 5.048 – 5.117.

Sementara itu, trend bullish jangka pendek yang tengah terbentuk akan gagal jika Indeks berbalik menembus support terdekatnya di 4.953.

Secara sektoral, Saham-saham perbankan, konstruksi, dan semen masih layak diperhatikan.

Permintaan Safe Haven Masih Topang Emas

Harga emas masih bergerak flat pada perdagangan hari ini di Asia. Meski begitu, logam mulia tersebut sedang menuju penguatan mingguan untuk kedua kalinya, didorong aksi beli safe haven ditengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Serangkaian data yang mengecewakan dari China dan Eropa mencuatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, yang menyebabkan bursa saham global mengalami koreksi tajam. Hal ini mendorong investor melirik asset safe haven, seperti emas dan yen.

Sentimen emas bertambah karena di saat yang sama mata uang dollar terkoreksi dari level tertinggi 4 tahun.

Pelemahan dollar terjadi karena data ekonomi AS yang menimbulkan kekhawatiran the Fed bisa menunda kenaikan suku bunga.

Mencerminkan minat beli investor, cadangan emas di SPDR Gold Trust, resksadana berbasis emas terbesar dunia, mengalami kenaikan 0,24% menjadi 760,94 ton kemarin, Sementara dari sisi teknikal, trend masih terlihat bullish, namun harga mulai mendekati area resistance $1250. indikator stochastic juga mulai menunjukkan sinyal dead cross di area overbought, indikasi adanya reversal. Pola spining top dengan pola black body, menunjukkan bahwa seller mulai masuk pasar.

Kami melihat adanya potensi koreksi jika area resistance $1250 gagal ditembus, dengan support terdekat saa ini di $1234. Sinyal bearish akan muncul jika kemudian support tersebut ditembus, dengan potensi penurunan lanjutan menuju kisaran $1219 – $1226.

Rekomendasi
rekom

Dollar Naik Tipis Berkat Data

Dollar berhasil rebound tipis berkat data ekonomi AS yang mengurangi tekanan atas greenback. Tapi posisinya masih cenderung konsolidatif, mencari arah apakah melanjutkan fase koreksi atau kembali ke tren penguatan. Sedangkan euro kesulitan melanjutkan penguatan di tengah kurangnya faktor pendorong.

Data semalam menunjukkan jumlah orang yang mengajukan tunjangan penganguran baru turun ke level terendah dalam 14 tahun. Initial jobless claims turun sebesar 23000 minggu lalu menjadi 264.000. Data klaim ini mengindikasikan adanya pertambahan lapagan kerja. Data lain, output industri tumbuh 1,0% selama September, di atas prediksi 0,4%. Kedua data sedikit mengurangi keraguan atas prospek ekonomi AS.

Namun dua pejabat the Fed menyampaikan pernyataan yang beragam, tidak membantu pergerakan dollar.

Presiden distrik Philadelphia Charles Plosser mengatakan suku bunga perlu dinaikkan dan the Fed hanrus menyiapkan pasar dengan hal itu. Sedangkan Presiden distrik Minneapolis Narayana Kocherlakota mengatakan suku bunga sebaiknya jangan naik dulu tahun depan. Bahkan Presiden distrik St. Louis James Bullard mengatakan program QE perlu dijalankan lebih lalau kalau ekspektasi inflasi turun.

Salah satu data ekonomi AS terjadwal malam nanti adalah indeks sentimen konsumen versi University of Michigan. Indeks ini diperkirakan turun ke 84,1 di Oktober dari 84,6 di September. Ketua the Fed Janet Yellen akan berpidato di Boston malam nanti, tapi sepertinya tidak akan berbicara soal prospek kebijakan moneter.

Indeks dollar berada di 84,92 setelah sempat naik sampai85,42 semalam, tapi ditutup di 84,90. Kegagalan indeks ini bertahan dekat high, mengindikasikan masih adanya tekanan untuk melanjutkan fase koreksi.

Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 106,20 masih terancam menuju 50% retracement dari penguatan 21 Mei-1 Oktober di 105,45. Atas franc, dollar berada di 0,9430 setelah menguat 0,2% kemarin, tapi bila jatuh ke bawah 0,9400, dollar terancam ke 0,9370.

Sementara itu, euro masih kesulitan melanjutkan penguatan tajam yang diraihnya Rabu lalu, mengindikasikan upaya retracement masih terhambat. Ada beberapa even penting terjadwal dari Eropa hari ini, yaitu data estmasi PDB dari Eurostat. Selain itu, beberapa pejabat ECB akan berpidato, antara lain Vitor Constanscio dan Ewald Nowotny.

Euro diperdagangkan di $1,2795 setelah berhasil naik ke atas 23,6% retracement dari kejatuhan 30 Juni-4 Oktober di $1,2780. Untuk bisa ke 38,2% di $1,2970, euro harus bisa melampaui $1,2900.

Rekomendasi

EUR
eur

JPY
JPY

GBP
GBP

CHF
CHF

AUD
AUD