
Ia menyampaikan hal itu dalam wawancara dengan NHK menjelang pertemuan G-20 di Moskow. “Kami telah meluncurkan kebijakan untuk mengentaskan deflasi. Alhasil, harga saham naik dan yen melemah. Tujuannya bukanlah untuk melemahkan yen, tapi untuk mengakhiri deflasi,” katanya. Aso juga mengatakan Jepang tidak pernah mengeluh ketika yen menguat karena krisis finansial global 2008.
Perdana Menteri Shinzo Abe menekan BOJ untuk menerapkan kebijakan stimulus agresif, faktor yang melemahkan yen selama ini. Tapi, depresiasi yen itu membuat para pejabat Eropa menyebut perang mata uang karena bank sentral lain menjalankan kebijakan yang mirip. Jepang harus memberi penjelasan dalam pertemuan menteri keuangan G-20 pada 15-16 Februari untuk meredam kritik.
Bulan lalu BOJ sepakat menaikkan target inflasi ke 2% dan meluncurkan pembelian aset tak terbatas mulai 2014, langkah yang ditujukan untuk memulihkan ekonomi dari resesi dan deflasi. Posisi yen terakhir mendekati level 93 per dollar, setelah naik 2% minggu lalu dan jatuh selama 12 minggu, yang melemahkannya hingga 16,6%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar