Lima negara yang paling banyak menggunakan renminbi (RMB) untuk perdagangan internasional antara lain China, Hong Kong, Singapura, Jerman dan Australia. “RMB kini menjadi salah satu mata uang alternatif perdagangan internasional, terutama di Asia. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan penggunaan L/C dalam yuan oleh eksportir dan importir China dan mitra dagangnya ,” kata Franck de Praetere, perwakilan SWIFT.
Banyak kalangan memprediksikan penggunakan yuan dalam perdagangan internasional bakal terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Menurut polling yang dilakukan HSBC belum lama ini, 25% dari 700 perusahaan yang menjadi responden mengatakan siap menggunakan mata uang itu dalam transaksi perdagangan dalam lima tahun ke depan. Bank itu memperkirakan, pada 2015 nanti, porsi yuan dalam perdagangan internasional China akan mencapai 30%, naik dari 12% akhir 2012. Prospek ini membuka peluang perdagangan bebas mata uang itu.
Pemerintah China memang berusaha mengangkat pamor yuan dalam perdagangan dan investasi global dengan melonggarkan kendali atas nilai tukar dan bunga. Deputi Gubernur PBOC Yi Gang bulan lalu mengatakan sudah perlu lagi mengumpulkan cadangan devisa, yang sudah mencapai $3,66 triliun pada akhir September.
Transaksi harian yuan melonjak menjadi $120 miliar pada April lalu dari $34 miliar pada 2010, menjadikannya mata uang peringkat Sembilan paling banya ditransaksikan di dunia, menurut laporan Bank for International Settlement di Basel, Swiss. Yuan sudah menguat 2,3% atas dollar tahun ini, terbaik di Asia, menurut data Bloomberg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar