Riset Societe Generale mengatakan dalam laporannya mengingat perlambatan pertumbuhan yang tajam, para pembuat kebijakan China tidak akan tinggal diam. Bahkan, sudah ada tindakan yang dilakukan, yaitu dua minggu lalu ketika dua pengembang diizinkan untuk right issue, pertama kali dalam empat tahun. “Namun, kemungkinan stimulus agresif tetap rendah. Kami memperkirakan kombinasi perbaikan kondisi likuiditas dan pembangungan infrastruktur,” sebutnya.
Zhiwei Zhang, ekonom dari Nomura, mengatakan bank sentral bisa memangkas Giro Wajib Minimum (GWM), yang saat ini 20% untuk bank besar, langkah ini dapat memperlancar perkreditan. Ia memperkirakan PBOC akan memangkas GWM di kuartal kedua dan ketiga.
Sedangkan Barclays Capital mengatakan dalam catatannya ketidakpastian mengenai China menjadi risiko pemulihan ekonomi global. Data aktivitas yang rendah sejak Desember, ditambah dengan kasus default pertama dan depresiasi yuan, menimbulkan kembali kecemasan mengenai hard landing.”Dengan rendahnya investasi asset dan properti, penjualan ritel mencatat pertumbuhan terendah dalam 9 tahun, kami memperkirakan ekonomi China melambat tajam awal tahun ini, menjadi kisaran 5%, dibandingkan estimasi kami sebelumnya 6,6%,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar