Dalam laporan yang disiapkan untuk pertemuan menteri keuangan dan bank sentral G-20, IMF mengatakan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi global tahun ini tidak akan sesuai proyeksi 3,6%. Memang, IMF tetap optimis pertumbuhan meningkat karena kebijakan moneter masih akomodatif dan harga saham terus naik.
Tapi menyampaikan peringatan bahwa ancaman bisa datang menghambat pemulihan ini.
“Ancaman itu terkait dengan ketegangan geopolitik dan pengambilan risiko berlebihan,” katanya. Faktor-faktor lain yang juga dapat menghambat pertumbuhan adalah inflasi rendah, lesunya ekonomi negara Barat, perlambatan di negara berkembang dan gejolak di pasar keuangan yng bisa timbul ketika the Fed menaikkan suku bunga.
IMF memperingatkan indikator pasar keuangan menunjukkan investor yang melakukan investasi dengan uang pinjaman semakin eksesif, dan pasar bisa terguncang bila terjadi kejutan dalam kebijakan moneter AS, atau meluasnya konflik di Ukraina dan Timur Tengah.
Lembaga donator itu mengatakan pemulihan ekonomi global masih berlanjut tahun ini, tapi tidak merata. Ekonomi AS semakin membaik tahun ini, tapi kondisi di Eropa dan Jepang masih memprihatinkan. Meski sudah ada langkah dari ECB dengan memangkas suku bunga, IMF merasa pertumbuhan di zona euro hanya akan pulih secara perlahan. Pertumbuhan di Inggris, Australia, Kanada dan negara Asia tetap solid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar