Emas naik berbarengan dengan penguatan bursa saham dan komoditas lainnya
pada penutupan perdagangan minggu lalu setelah data nonfarm payroll AS
menunjukkan sektor ketenagakerjaan tumbuh secara moderat.
Geliat emas
terlihat saat data ketenaga kerjaan AS dirilis, dimana data tersebut
menunjukkan non-farm payroll AS bertambah sebanyak 157.000 selama
Januari, sedikit lebih rendah dari prediksi 165.000, namun tingkat
pengangguran naik 0,1% ke 7,9%. Data-data tersebut memberi petunjuk
bahwa meski ekonomi AS tumbuh, kebijakan stimulus masih tetap
diperlukan. Hal ini yang kemudian mendongkrak harga emas.
Di sisi
lain, peran emas sebagai safe haven bisa terkikis dengan serangkaian
data yang memperlihatkan adanya upaya pemulihan ekonomi global.
Data-data tersebut antara lain; Indeks ISM manufaktur AS naik ke 53,1 di
Januari dari 50,2 di Desember. Sementara Industri Jasa China juga
mencatat pertumbuhan terpesarnya sejak Agustus 2011 berkat menggeliatnya
sektor ritel dan konstruksi. Indeks PMI jasa naik ke 56,2 di Januari
dari 56,1 di Desember. Laporan ini menjadi bukti tambahan ekonomi
terbesar kedua dunia itu semakin pulih.
Tarik menarik antara
perkiraan berlanjutnya kebijakan stimulus AS dan berkurangnya peran safe
haven menjadikan pergerakan emas cenderung flat pada perdagangan hari
ini di Asia.
Emas terlihat masih bergerak di kisaran $1.670, dan
masih mampu bergerak di atas MA 200. Secara teknikal, hal ini masih
menunjukkan potensi bullish bagi emas. Namun, terlihat bahwa saat ini
harga masih terjebak dalam range yang sempit, dengan kisaran support
$1.657 dan resistance $1.684.
Penembusan salah satu dari level-level
tersebut akan menjadi penentu pergerakan emas ke depan. Jika support
yang ditembus. Emas berpotensi turun menuju area $1.650 – 1.640.
Sebaliknya jika resistance yang ditembus, maka trend bullish ini bisa
berlanjut, dengan potensi kenaikan menuju level psikologi di $1.7000.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar