Emas akhirnya terbebas dari tekanan. Pada
penutupan sesi New York, logam mulia tersebut berbalik arah dan menguat
sekitar 0,5% di kisaran $1.249.
Harga emas sempat anjlok sebesar 1% di sesi pagi setelah terjadinya
kesepakatan Genewa terkait program nuklir Iran di akhir minggu. Dalam
kesepakatan tersebut disebutkan bahwa AS dan pihak barat bersedia
mengurangi sanksi terhadap Iran di beberapa sektor selama enam bulan.
Kesepakatan tersebut menyebabkan turunnya harga minyak serta mengurangi
permintaan emas sebagai safe haven. Emas akhirnya berhasil bangkit
setelah adanya aksi beli terkait pergantian kontrak option dari Desember
ke Februari di Comex.
Namun sentimen emas masih rapuh, investor masih diliputi kecemasan
mengenai pengurangan stimulus the Fed. Isu stimulus kembali mencuat
setelah dalam FOMC minutes, para pejabat the Fed menyinggung masalah
pengurangan pembelian asset senilai $85 miliar per bulan.
Sentimen emas juga masih minim seiring dengan lesu permintaan fisik di
Asia serta terus turunnya cadangan di ETF. Ekspor perhiasan emas dari
India turun sekitar 7% selama Oktober, mencerminkan dampak pemberlakuan
tarif impor emas. Trend ini kemungkinan berlanjut sampai akhir tahun.
Sementara itu, cadangan di SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas terbesar
kembali mengalami penurunan sebesar 3,30 ton menjadi 848,91 pada Senin.
Dari sisi teknikal, candlestick yang membentuk pola hammer bisa menjadi
sinyal reversal, yang didukung pula oleh indikator stochastic yang mulai
golden cross. Harga juga mulai mampu bertahan di atas resistance
$1.250, membuka potens penguatan lanjutan menuju kisaran $1.265 –
$1.273.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar