Emas rebound sekitar 2% pada penutupan sesi New York berkat aksi beli
setelah logam mulia tersebut turun mendekati level terendah lima
bulannya. Sempat jatuh sekitar 1% di sesi pagi, harga kemudian melesat
sekitar $25 pada pertengahan sesi New York, bahkan sempat menembus
$1.250. Penguatan terjadi karena short covering dan aksi beli hedge
fund, meski data ketenagakerjaan swasta AS yang lebih baik dari
prediksi. Melemahnya dollar serta melambungnya harga minyak turut
mendongkrak sentimen.
Sementara dalam perdagangannya hari ini di Asia, emas kembali mengalami
koreksi. Pasar masih khawatir bahwa the Fed kemungkinan akan mempercepat
pengurangan stimulus meyusul kuatnya data-data ekonomi AS. Data
ketenagakerjaan swasta di November mengalami kenaikan 215.000 selama
Nopember, lebih tinggi dari prediksi 170.000. Data tersebut bisa
mendukung the Fed untuk mengurangi pembelian asset sebesar $85 miliar
per bulan lebih cepat di bulan ini. Selanjutnya, Investor akan
mencermati data PDB serta nonfarm payroll AS yang akan memberikan
gambaran mengenai kelanjutan program tersebut.
Sementara itu, SPDR Gold Trust, ETF terbesar berbasis emas, mengatakan
cadangannya kembali mengalami penurunan sebesar 2,70 ton menjadi 838,71
ton pada Rabu.
Dari sisi teknikal, pola moring star yang terbentuk di candlestick
menjadi sinyal reversal buat emas. Kondisi ini kemudian didukung oleh
indikator stochastic yang golden cross dan membentuk bullish divergence.
Kenaikan akan berlanjut jika harga mampu bertahan di atas resistance
$1.250, dengan potensi kenaikan berikutnya menuju kisaran $1.265 –
$1.273.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar