Minyak stabil hari ini, ditopang oleh isu geopolitik di Ukraina, yang
melibatkan Rusia, produsen terbesar kedua dunia. Namun harga masih
kesulitan menanjak karena adanya kecemasan mengenai ekonomi China.
Rusia
menggelar latihan militer dekat perbatasan dengan Ukraina, meski Barat
sudah memperingatkan Moskow akan konsekuensi sanksi bila referendum yang
akan digelar Minggu nanti menjadi legitimasi untuk mencaplok Crimea.
Wilayah di semenanjung Laut Hitam itu akan menggelar referendum untuk
memilih bergabung dengan Rusia atau tetap di Ukraina. Dengan semakin
dekatnya referendum, pasar semakin khawatir akan aksi dari kedua belah
pihak.
Pihak Barat berulang kali siap memberlakukan sanksi ke Rusia bila
referendum tetap digelar. Rusia sendiri mengatakan akan merespon segala
bentuk sanksi. Pasar melihat salah satu senjata Rusia adalah minyak. Ada
kekhawatiran Rusia bakal menghentikan pasokan minyak ke Eropa, termasuk
Ukraina, bila Barat melakukan embargo. Sepertiga kebutuhan minyak Eropa
dipasok oleh Rusia.
Tapi harga tak mampu naik karena ditahan oleh kekhawatiran soal
ekonomi China. Tiga data, yaitu output industri, penjualan ritel dan
investasi kemarin mengindikasikan akan adanya perlambatan ekonomi yang
lebih tajam di kuartal pertama. Para pengamat memperingatkan tanpa ada
tindakan, pemerintah sepertinya sulit mencapai target pertumbuhan 7,5%
tahun ini. Bahkan para pejabat mengindikasikan target itu bisa berubah.
Pada jam 14:45 WIB, minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman April
diperdagangkan di $98,18 per barel. Kontrak itu sedang menuju kejatuhan
mingguan terbesar dalam 9 pekan terakhir. Kejatuhan mingguan dimulai
sejak minggu lalu, tapi sebelum itu, harga sudah naik selama tujuh
minggu berturut-turut. Posisi harga saat ini berada di 50% retracement
dari kenaikan 9 Januari-3 Maret. Kejatuhan ke bawah $97, bisa membawa
harga menuju 61,8% di $96,57. Sedangkan resistance ada di $99,00, tapi
kondisi bullish baru bisa diraih kembali bila berhasil menembus MA 25 di
$101,30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar