Emas kembali jatuh menuju level terendah tujuh minggu setelah data
manufaktur AS yang kuat mendorong kenaikan bursa saham, mengurangi
permintaan safe haven.
Laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan indeks
manufakturnya naik ke 53,7 di Maret dari 53,2 di Februari, tapi di bawah
prediksi 54,0. Sedangkan indeks PMI manfaktur AS dari Markit Economics
stabil di 55,5 di Maret. Kedua data itu mengindikasikan aktivitas
manufaktur AS relatif stabil, meski tidak mengesankan.
Positifnya data-data ekonomi menarik minat risk appetite, dimana
investor melirik saham sebagai investasi yang lebih menguntungkan
dibanding dengan asset safe haven, seperti emas. Sentimen emas juga
diperberat dengan meredanya konflik geopolitik di Ukraina serta
kekhwatiran kenaikan suku bunga AS tahun depan. Pernyataan ketua the
Fed, Janet Yellen, yang mengatakan bahwa ekonomi AS masih membutuhkan
stimulus serta kebijakan akomodatif juga gagal mengangkat sentimen.
Mengggambarkan minat beli emas, cadangan di SPDR Gold Trust, ETF
berbasis emas terbsesar dunia, mengalami penurunan 2,10 ton menjadi
810,98 ton pada Selasa.
Dari sisi teknikal, trend bearish, namun harga mulai mendekati kisaran
support $1.265 – $1.273. Indikator stochastic juga mulai oversold. Untuk
itu, penurunan emas selanjutnya kemunkinan akan terbatas pada kisaran
support tersebut. Jika support bertahan, emas bisa rebound untuk menguji
resistance di kisaran $1.289 – $1.298. Trend bearish jangka pendek akan
berakhir jika harga kemdian ditutup di atas $1.298.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar