Emas turun untuk kelima kalinya berturut-turut pada hari senin,
tertekan oleh penguatan bursa saham global serta lesunya permintaan
fisik di Asia.
Emas seringkali dipandang sebagai lindung nilai instrumen investasi
untuk asset beresiko, seperti saham. Hari ini, mayoritas bursa saham di
Asia mengalami kenaikan, dipimpin oleh bursa saham Jepang. Kenaikan
bursa saham didorong oleh penguatan Wall Street yang terus mencapai
rekor, serta positifnya data ekonomi China.
Indeks PMI manufaktur naik ke 50,8 di Mei dari 50,4 di April, seperti
dilaporkan pemerintah Sabtu. Angka itu lebih tinggi dari prediksi 50,6
dan yang tertinggi dalam lima bulan.
Sentimen emas kemudian diperberat dengan rendahnya permintaan fisik di
Asia. Di China, bank sudah mempunyai stok emas yang melimpah karena
impor tahun lalu. Kini mereka lebih berfokus untuk menjual stok itu
daripada membeli lagi. Sedangkan di India, harga jatuh di tengah aturan
baru pemerintah bisa melonggarkan impor emas.
Dari sisi teknikal, harga kini sudah bergerak di bawah support $1250.
Dengan begitu, trend bearish emas sepertinya masih bisa berlanjut,
dengan potensi penurunan berikutnya kemungkinan akan meraih target dari
pola triangle di kisaran $1218, hingga Fibonacci expansion 161.8% di
kisaran $1214.
Namun begitu, potensi rebound masih mungkin terjadi mengingat indikator
stochastic yang sudah oversold, dengan resistance terdekatt berada di
$1250. Sinyal positif bisa muncul jika kemudian harga ditutup di atas
resistance tersebut.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar