Saham Asia bergerak variatif hari ini meski Wall Street mencatat hasil positif, menjelang hasil rapat reguler the Fed.
Indeks Nikkei menguat 0,27%, turut didukung oleh pelemahan yen.
Indeks Kospi koreksi 0,2%, tertekan oleh kejatuhan saham blue chips.
Indeks Australia ASX 200 melemah 0,1%. Indeks Singapura STI turun 0,48%.
Wall Street berlabuh di zona hijau, dengan indeks Dow Jones menguat
0,2% dan indeks S&P 500 naik 0,22%, di dorong oleh sektor keuangan
dan saham lapis dua. Indeks berhasil mencatat penguatan meski data
inflasi AS naik. Namun investor masih enggan mengambil posisi besar
menjelang hasil rapat the Fed.
The Fed hampir dipastikan akan memangkas program pembelian
obligasinya sebesar $10 miliar menjadi $35 miliar per bulan,
mencerminkan konsistensi normalisasi kebijakan seiring pemulihan ekonomi
AS. Namun isu yang penting adalah bagaimana arah kebijakan the Fed ke
depan, terutama soal apakah the Fed membuka proyeksi kapan bisa
menaikkan rate. Pasar juga ingin mengetahui bagaimana pandangan the Fed
mengenai kondisi ekonomi terkini, dan apakah the Fed akan menyampaikan
proyeksi PDB dan inflasi terbaru.
Isu Irak masih jadi fokus, terutama dengan kenaikan harga minyak ke
level tertinggi dalam 9 bulan.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan
pemerintah dan kelompok militant ISIS di kota Baquba, yang menutup
kilang terbesar di negara itu.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi,
terutama di AS karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa
kali. Meski tren masih bullish seiring pemulihan ekonomi, tetap perlu
diwaspadai adanya koreksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar