BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Kamis, 18 Agustus 2011

Apresiasi yen, ekspor Jepang merosot

Ekspor Jepang merosot tajam bulan lalu karena perlambatan ekonomi global dan apresiasi mata uang, mempersulit upaya pemulihan ekonomi dari bencana gempa dan tsunami.

Ekspor turun 3,3% menjadi 5,78 triliun yen selama Juli dari tahun lalu, menurut laporan Kementerian Keuangan hari ini. Angka itu lebih buruk dari prediksi 2,6%. Sedangkan impor naik 9,9% menjadi 5,71 triliun yen karena kenaikan harga energi, lebih rendah dari prediksi 11%. Dengan itu, surplus perdagangan Jepang mencapai 72,5 miliar yen, lebih besar dari prediksi 70,1 miliar yen tapi anjlok 90,8% dari periode sama tahun lalu.

Perusahaan manufaktur berorientasi ekspor terus berusaha bangkit setelah ditimpa gempa dan tsunami 11 Maret lalu yang menghancurkan fasilitas produksi dan jaringan distribusi. Jepang mengandalkan kebangkitan ekspor untuk bisa pulih.

Para ekonom memperkirakan ekonomi terbesar ketiga dunia itu berpeluang rebound di kuartal ketiga, didorong oleh permintaan rekosntruksi. Tapi prospek itu dibayangi oleh penguatan yen dan perlambatan global. Apresiasi yen terhadap dollar sebesar 6% selama tiga bulan terakhir mengurangi permintaan ekspor di saat ekonomi besar seperti China dan AS melambat. Ekspor ke China turun 1% bulan itu dan ekspor ke AS merosot 8,2%. Tapi ekspor ke Eropa naik 6%.

Honda Motor adalah salah satu eksportir yang berpikir untuk menurunkan proyeksi karena kondisi ekonomi dunia yang lesu. Honda, yang 80% pendapatannya datang dari luar negeri, minggu lalu mengatakan akan merevisi proyeksi laba tahunan.

Tidak ada komentar: