Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan China dan Asia Timur, dan
melihat kawasan itu tangguh meski di tengah perlambatan ekonomi global.
Dalam laporan bertajuk East Asia and Pacific Economic Update, Bank
Dunia mengatakan ekonomi kawasan tersebut akan menggeliat kembali tahun
depan di tengah tingginya konsumsi domestik dan pemulihan global yang
dapat mengembalikan pertumbuhan ekspor, suatu tren yang diproyeksikan
berlanjut ke 2014.
Menurutnya, sebagian besar negara di kawasan itu berhasil menjaga
fundamental makroekonomi dan mampu bertahan melawan gejolak eksternal.
Namun, lembaga itu memperingatkan risiko seperti penurunan tajam
pertumbuhan investasi di China dan kegagalan AS mencegah jurang fiskal,
yang dapat mengguncang kepercayaan global.
Bank Dunia memperkirakan ekonomi China tumbuh 8,4% tahun depan,
didorong oleh stimulus fiskal dan pembangunan infrastruktur. Angka itu
lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 8,1% yang dibuat Oktober lalu.
Namun pertumbuhan di negara terpadat di dunia itu diperkirakan melambat
ke 8% di 2014, karena berkurangnya produktivitas dan angkatan kerja.
Untuk seluruh Asia Timur, pertumbuhan tahun depan diperkirakan 7,9%,
naik dari proyeksi sebelumnya 7,6%. Menurutnya, permintaan domestik,
dalam bentuk konsumsi dan investasi, merupakan faktor penting yang
menopang pertumbuhan di kawasan itu, terutama di Indonesia, Malaysia,
Thailand dan Filipina.
Untuk Indonesia, Bank Dunia memprediksikan pertumbuhan 6,3% di tahun
depan, dengan asumsi konsumsi domestik dan pertumbuhan investasi tetap
tinggi, seiring dengan pertumbuhan mitra dagang yang dapat mendorong
ekspor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar