Bank Sentral Jepang (BOJ) melonggarkan kebijakannya lagi hari ini
dengan menambah program Quantitative Easing (QE)-nya dan mengumumkan
rencana mengevaluasi target inflasinya bulan depan.
BOJ menambah program pembelian aset dan pinjamannya sebesar 10
triliun yen menjadi 101 triliun yen, melalui suara bulat. Ini merupakan
penambahan untuk ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir. Namun
langkah itu tidaklah mengejutkan karena sudah diperkirakan, dan pasar
melihatnya sebagai respon atas tekanan para politisi.
Juga secara bulat, suku bunga dipertahankan di 0,1%. BOJ juga
mengatakan akan mengevaluasi panduan stabilitas harganya dalam rapat
Januari nanti. Untuk saat ini, target inflasi masih di 1%. Gubernur BOJ
Masaaki Shirakawa akan menggelar jumpa pers siang ini menjelaskan
keputusannya dan menyikapi desakan politisi.
Partai Demokratik Liberal (LDP) pimpinan Shinzo Abe berhasil
memenangkan pemilu yang digelar Minggu lalu. Abe adalah tokoh yang
paling vokal menyerukan perlunya stimulus moneter yang agresif untuk
mengatasi deflasi dan apresiasi yen. Abe mendesak BOJ meluncurkan
stimulus tak terbatas, memberlakukan bunga negatif dan menaikakn target
inflasi ke 2%.
Menurut pengamat, BOJ sama saja menantang Abe bila tidak melonggarkan
kebijakan. Salah satu alasan LDP menang pemilu adalah fokusnya untuk
membangkitkan ekonomi, caranya dengan stimulus fiskal dan moneter. BOJ
tidak bisa mengabaikan suara pemilih. Maka itu, semakin besar peluang
untuk stimulus ganda di awal tahun depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar