BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Rabu, 12 Desember 2012

Ekonomi Asia bakal lampaui AS, Eropa

Ekonomi Asia bakal melampaui AS dan Eropa digabungkan pada 2030 nanti, membuat status AS sebagai adidaya terkikis, menurut prediksi komunitas intelijen AS.
“Kebangkitan spektakuler Asia mengubah pengaruh AS secara dramatis,” kata Christopher Kojm, Ketua Dewan Intelijen Nasional, (NIC) ketika mempublikasikan laporan bertajuk Tren Global 2030 kemarin. Laporan itu merupakan rangkuman analisa komunitas intelijen dimana tren saat ini mempengaruhi dunia untuk 15 sampai 20 tahun ke depan.
Laporan itu, yang dipublikasikan tiap empat tahun oleh NIC, menyebutkan dalam dua dekade ke depan China akan menggeser AS sebagai ekonomi terbesar dunia. Laporan itu juga menyebutkan ekonomi Asia akan tumbuh lebih pesat dari yang diperkirakan sebelumnya. Meski China akan menjadi ekonomi terbesar dunia, Asia secara keseluruhan yang akan memimpin dalam hal PDB, populasi, pembelanjaan militer dan investasi teknologi.
Seiring kebangkitan Asia, Barat akan tertinggal karena negara maju menjalani pertumbuhan rendah dan merosotnya standar hidup akibat populasi menua (aging population). Namun laporan itu tidak memprediksikan apakah China akan mengisi peran politik AS, termasuk sebagai polisi dunia, membentuk aliansi dan mengurus masalah internasional. Ekonomi super bukan berarti super power.
Menurut para ahli, 2030 nanti AS akan semakin kehilangan pamornya sebagai adidaya tapi tidak ada satu negarapun yang mampu menggantikan posisinya. Mereka memprediksikan tidak akan ada lagi kekuatan hegemoni, tapi terjadi pergeseran ke aliansi dan koalisi dalam dunia yang multipolar.
Laporan itu, yang berfokus pada tren mega global, juga menyorot masalah penuaan populasi, tumbuhnya kelas menengah dan langkanya sumber daya alam, sebagai tema utama. Laporan tersebut juga mengatakan dunia berada di persimpangan kritis dalam sejarah manusia. Perubahan iklim akan menciptakan instabilitas dengan menyebabkan kelangkaan air dan pangan.

Tidak ada komentar: