BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Senin, 18 Februari 2013

Yen Jatuh Pasca G-20

Yen memulai perdagangan minggu ini dengan melanjutkan pelemahannya setelah Jepang lolos dari kritisi langsung G-20 mengenai kebijakannya yang menyebabkan depresiasi mata uang itu.
G-20 tidak menyebut spesifik Tokyo tapi berjanji menghindari devaluasi kompetitif dan mengatakan kebijakan moneter hanya ditujukan untuk stabilitas harga dan pertumbuhan. Pertemuan menteri keuangan dan  bank sentral G-20 akhir pekan lalu di Moskow berakhir dengan ikrar tidak mentargetkan nilai tukar untuk tujuan kompetitif.
Dalam komunikenya, mereka menyatakan akan menghindari devaluasi kompetitif dan nilai tukar harus ditentukan lewat pasar. Dengan itu, pada dasarnya mereka mengatakan Jepang bisa terus menerapkan kebijakan mereflasi ekonomi, yang sudah dilakukan beberapa anggotanya. Jepang mengatakan pernyataan itu memberinya lampu hijau untuk melaksanakan rencana kebijakannya. Selama ini, Jepang berwacana ingin menerapkan kebijakan agresif untuk mengentaskan deflasi.
Faktor yang paling penting adalah pernyataan itu tidak dimaksudkan ke Jepang dan volatilitas yen tidak dibahas secara spesifik dalam pertemuan itu.  Selain itu, pernyataan tersebut memberi ketenangan ke pasar karena Jepang tidak disebut sebagai manipulator mata uang. Para trader mengatakan ini berarti pasar dengan senang hati terus menjual yen.
Fokus pasar ini tertuju siapa yang akan ditunjuk oleh Shinzo Abe untuk mengisi jabatan Gubernur BOJ yang kemungkinan akan diumumkan minggu ini. Dua kandidat utama adalah Haruhiko Kuroda, yang saat ini Presiden ADB, dan Toshiro Muto, pejabat Kementerian Keuangan. Kedua kandidat itu diperkirakan akan menggerakan stimulus moneter. 
Yen melemah sampai ke 94,15 per dollar, mendekati level terendah dalam 2,5 tahun, 94,40, yang dicatat minggu lalu. Yen sempat menguat karena kekhawatiran Jepang akan dikritik olehnehara maju. Setelah G-20, para analis mengatakan tren jangka menengah belum berubah, mereka optimis pair ini bisa menyentuh level 100. Terhadap euro, yen melemah ke 125,50.
Mengenai mata uang lain, sterling berhasil rebound kemarin namun masih rentan setelah pejabat BOE mengatakan mata uang itu perlu melemah agar ekonomi bisa tumbuh kembali. Pound diperdagangkan di $1,5503, setelah menyentuh level terwendah dalam 5,5 bulan di $1,5462 akhir pekan lalu. Euro stabil di $1,3340, setelah jatuh ke $1,3310, yang meruoajan 38,2% retracement reli Nopember-Februari.
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD


Tidak ada komentar: