BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Senin, 04 Maret 2013

Data Buruk, Euro Terjungkal

Euro masih berada dekat level terendah dalam 2,5 bulan terakhir karena data ekonomi Eropa yang buruk dan ketidakpastian politik di Italia.
Data yang keluar dari zona euro Jumat lalu menggambarkan kondisi ekonomi yang suram, dengan aktivitas manufaktur kawasan itu tidak menunjukkan pemulihan. Dari 17 negara, hanya Jerman dan Irlandia yang mencatat pertumbuhan. Angka final Indeks PMI manufaktur zona euro untuk Februari berada di 47,9 dari sebelumnya 47,8. Di Italia, indeks PMI merosot ke 45,8 dari 47,8.
Kondisi ketenagakerjaan di blok mata uang itu juga mengenaskan, dengan tingkat penganggurannya tembus rekor, di 11,9% selama Januari. Di Italia, tingkat pengangguran naik tajam ke 11,7% di Januari dari 11,3% di Desember. Semua data itu mengindikasikan krisis utang yang memasuki tahun keempat masih jauh dari berakhir.
Ditambah lagi dengan kebuntuan politik di Italia, yang sampai saat ini belum ada koalisi terbentuk. Terpecahnya suara menunjukkan banyak orang yang tidak suka program penghematan yang dijalankan pemerintah saat ini. Kemungkinan negara itu harus menggelar pemilu ulang. Menambah sentimen negatif adalah masalah di Siprus. Ketua Komisi Urusan Ekonomi Eropa Olli Rehn memperingatkan Siprus bisa dikeluarkan dari zona euro tanpa bailout.
Euro diperdagangkan di $1,3013, setelah jatuh sampai $1,2964 Jumat lalu, terendah sejak Desember. Sejak menyentuh high tahun ini di $1,3711, euro terus melemah karena berbagai berita buruk dari Eropa yang intinya ekonomi kawasan masih rentan. Untuk saat ini, euro masih mampu bertahan di atas $1,3000. Tapi perlu diwaspadai tekanan lanjutan yang dapat menembus resistance itu. Terhadap yen, euro stabil di 121,53.
Di Jepang, Calon Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan bila Jepang bebas deflasi akan bagus untuk ekonomi Asia dan dunia. Di hadapan parlemen, ia juga mengatakan akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mengentaskan mencapai target inflasi 2%. Ini dianggap sebagai indikasi bila dipilih, ia akan menggelontorkan stimulus moneter yang besar.
Berbeda dengan Eropa, data ekonomi AS justru menunjukkan pemulihan. Indeks ISM manufaktur naik ke 54,2 di Februari dari 53,1 di Januari. Indeks sentimen konsumen Univ. of Michigan berada di 77,6 di Februari, direvisi dari 76,3. Kedua data itu mengurangi kecemasan mengenai pemotongan anggaran otomatis yang mulai berlaku Jumat.  Data itu juga menunjukkan bahwa kondisi di AS masih lebih baik dari Eropa. Isu pemotongan anggaran, atau sequestration, memang sempat memberi tekanan ke dollar. Namun ke depan, bila kondisi Eropa memburuk, justru dapat memicu kembali risk aversion, peralihan ke safe haven.


Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD





Tidak ada komentar: