Haruhiko Kuroda menyatakan siap melakukan apapun yang diperlukan
untuk mengentaskan deflasi bila ia terpilih menjadi gubernur BOJ,
termasuk menjalankan pembelian aset lebih besar.
“Saya ingin menegaskan posisi saya bahwa akan melakukan apapun yang
diperlukan,” kata Kuroda dalam konfirmasi pencalonannya di hadapan
majelis rendah kemarin. Menurutnya, jumlah dan tipe aset yang BOJ beli
saat ini tidak cukup untuk mencapai target inflasi 2%, yang ia
perkirakan bisa dicapai dalam dua tahun.
Ia memandang pembelian skala besar obligasi pemerintah jangka panjang
merupakan cara logis untuk melonggarkan kebijakan moneter, tapi bank
sentral harus juga memantau efek sampingnya. “Bila BOJ melonggarkan
kebijakan, paling logis adalah menambah pembelian obligasi pemerintah
dan jangka panjang, namun bank sentral harus mewaspadai perkembangan
pasar,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan berakhirnya deflasi di
Jepang akan baik untuk ekonomi Asia dan dunia. Menurutnya, deflasi
menambah beban utang, dan memberi alasan bagi perusahaan dan konsumen
untuk menunda pembelanjaan. Memang, data terakhir menunjukkan inflasi
inti turun 0,2% di Januari. Indikator itu tidak pernah naik sampai 2%
sejak 1997, ketika pajak penjualan dinaikkan.
Oleh karena itu, ia melihat pelonggaran kebijakan diperlukan, tentu
harus sesuai kondisi pasar dan tren ekonomi. Namu ia memperingatkan bank
sentral jangan membeli obligasi langsung atau memonetasi utang.
Kuroda ditunjuk oleh Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menggantikan
Masaaki Shirakawa yang masa jabatnya habis bulan ini. Kuroda, yang kini
masih menjabat sebagai Presiden ADB, dianggap punya platform sama dengan
Abe, yaitu menjalankan kebijakan agresif untuk mengentaskan deflasi.
Penunjukkannya kemungkinan akan disetutui parlemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar