Emas masih mengalami tekanan. Sempat rebound dari level terendah tujuh
bulannya, namun emas kembali jatuh untuk ketiga minggu berturut-turut.
Serangkaian
data-data AS yang positif telah mengurangi peran emas sebagai safe
haven. Misalkan saja data consumer spending, consumer confidence serta
aktifitas manufaktur, yang kesemuanya menunjukkan adanya pemulihan
ekonomi,.
Positif-nya data-data AS tersebut telah mencuatkan
spekulasi di kalangan investor bahwa The Fed kemungkinan akan
menghentikan kebijakan stimulusnya lebih cepat dari yang diperkirakan.
Membaiknya data-data AS tersebut kemudian berdampak pada penguatan mata
uang dollar, yang merupakan rival emas dalam pergerakannya.
Emas
bahkan gagal berperan sebagai safe haven ditengahnya kekhawatiran pasar
mengenai pemotongan anggaran otomatis AS sebesar $85 miliarm atau yang
disebut dengan “sequestration”. Pemotongan anggaran otomatis tak
terelakkan setelah kedua partai di Kongres gagal mencapai kesepakatan
dalam mencari solusi untuk mencegahnya.
Makin memperberat sentimen,
kejatuhan emas juga disertai dengan penurunan komoditas lainnya, seperti
minyak, tembaga, yang diakibatkan oleh data-data ekonomi China dan zona
euro yang mengecewakan.
Sementara dari sisi teknikal, trend bearish
emas berlanjut setelah harga gagal bertahan di atas resistance $1.620,
yang juga merupkan area Fibonacci retracement 50% dari level tertinggi
$1.684.59 dan level terendah di $1.554.82. Belum ada sinyal-sinyal
reversal untuk saat ini, meski indikator stochastic sudah berada di
wilayah oversold. Kami melihat bahwa emas akan kembali menguji
support-nya di kisaran $1.554 - $1.562.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar