Emas ditutup flat pada perdagangan akhir minggu. Namun secara
mingguan, logam mulia tersebut mencatatkan penurunan terbesarnya lebih
dari dua bulan, dipicu oleh kuatnya data AS yang meningkatkan
ketidakpastian pengurangan stimulus the Fed.
Minimnya sentimen membuat investor menjauh dari emas. Penurunan terbesar
terjadi pada Rabu, ketika emas anjlok 2,5% setelah pada FOMC minutes
para pejabat the Fed menyinggung akan adanya pengurangan stimulus. Para
pejabat the Fed melihat risiko penurunan ekonomi sudah berkurang dan
bila data terus bagus, the Fed bisa memutuskan pengurangan program
pembelian obligasi dalam beberapa bulan mendatang.
Emas semakin tertekan di tengah lesunya permintaan fisik di Asia, serta
terus turunnya cadangan di ETF. SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas
terbesar dunia, mengatakan bahwa cadangannya kembali mengalami penurunan
sebesar 4,50% ton menjadi 852,21 ton pada Jumat, level terendahnya
sejak Februari 2009. Ini merupakan pernurunan terbesarnya sejak 1
Nopember. Sepanjang tahun ini, penurunan cadangan di ETF tersebut telah
mencapai sekitar 450 ton.
Dari sisi teknikal, belum ada perubahan trend secara siginifikan, emas
masih bearish. Hanya saja indikator RSI serta stochastic mulai oversold,
membuka potensi rebound. Trend bearish jangka pendek akan berakhir jika
harga mampu menembus resistance terdekatnya di $1.250, dengan potensi
penguatan berikutnya berada di $1.257 – $1.265. Sedangkan jika masih
tertahan di resistance tersebut, maka trend masih tetap bearish, dengan
potensi penurunan selanjutnya berada di kisaran $1.218 – $1.226.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar