Bank Sentral Australia (RBA) mempertahankan suku bunganya dalam rapat
terakhirnya tahun ini, sembari mengatakan nilai tukar masih terlalu
tinggi, meski sudah depresiasi 4% sejak rapat sebelumnya.
RBA
mempertahankan rate-nya di 2,5%, sesuai prediksi. Dalam pernyataan
resminya, gubernur Glenn Stevens mengatakan dewan akan terus mengamati
prospek dan menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan dalam rangka menjaga
pertumbuhan dan inflasi sesuai target. Seperti rapat sebelumnya,
Stevens mengatakan pelemahan mata uang masih dibutuhkan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang. “Nilai tukar masih terlalu
tinggi,” katanya.
Menurutnya, ada tanda-tanda ekonomi mulai menemukan sumber
pertumbuhan selain sektor pertambangan dan mineral. “Permintaan di luar
sektor pertambangan diperkirakan terus meningkat, meski masih ada
ketidakpastian menyelimuti,” katanya. Ia melihat adanya perbaikan
indikator sentiment bisnis dan konsumen, tapi masih belum jelas sampai
kapan itu bisa bertahan.
Pasar dan ekonom memperkirakan RBA akan mempertahankan rate tahun
depan. Suku bunga rendah mendorong harga rumah akhir-akhir ini,
mengindikasikan RBA mungkin enggan memangkasnya ke 2,25%. Selain itu,
mereka mengatakan RBA mulai menunjukkan preferensi agar pertumbuhan
ekonomi lebih didorong oleh pelemahan mata uang dari pada pemangkasan
suku bunga.
Dalam sebulan terakhir, para pejabatnya memang mengindikasikan
perlunya depresiasi nilai tukar untuk mendorong sektor yang berorientasi
ekspor. Sejak mencapai high tahun ini di $1,0580 pada Januari, aussie
telah merosot sekitar 12% sampai hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar