Indeks Dow Jones Industrial (DJI) semalam hanya terkoreksi tipis
27,48 poin (-0,17 persen) sebagai akibat dari turunnya data Consumer
confidence. Koreksi ini, sebenarnya belum memberikan signal negatif
karena posisi penutupan DJI di 16.179,66 masih jauh diatas kisaran
suport 16.050 – 16.100. Indeks dari Bursa di kawasan Asia di pagi hari
ini hanya bergerak bervariasi, menunggu sentimen yang baru.
Minimnya sentimen regional ini, diperkirakan akan membuat pelaku pasar
di Bursa Efek Indonesia masih berada dalam posisi wait and see, menunggu
perkembangan sentimen yang baru. IHSG hari ini diperkirakan bakal
bergerak bervariasi pada kisaran 4475 – 4615. Kisaran gap di 4.574 –
4.613 akan menjadi resisten kuat untuk pergerakan IHSG hari ini.
Koreksi yang terjadi dalam beberapa hari kedepan, sebenarnya adalah
koreksi teknikal yang normal mengingat IHSG sudah naik cukup banyak
selama bulan Februari ini. Meskipun demikian, kekhawatiran pelaku pasar
terhadap angka neraca perdagangan di bulan Januari, diperkirakan bakal
membuat pelaku pasar semakin berhati-hati dalam melakukan positioning.
Posisi-posisi spekulatif sebaiknya hanya dilakukan ketika IHSG memasuki
kisaran suport 4450 – 4500.
Global Outlook
Saham Asia bertumbangan hari ini menyusul hasil Wall
Street yang kurang mengesankan akibat datangnya kembali data ekonomi AS
yang buruk.
Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,4% ke 137,57 di Tokyo pagi ini. Indeks
Nikkei melemah 0,5%, tertekan pula oleh penguatan yen. Indek Kospi turun
0,4% tapi indeks Australia ASX 200 menguat 0,1%. Di Singapura, indeks
STI merosot 0,47%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng dibuka melemah 0,1%.
Wall Street terkoreksi dari rekornya semalam, menyusul data ekonomi yang
mixed. Data ekonomi ternyata beragam dan tidak mampu memberi petunjuk
berarti. Indeks harga rumah naik 0,8% pada Desember, di atas prediksi
0,3%. Tapi indek sentimen konsumen hasil survei Conference Board, turun
ke 78,1 di Februari dari 79,4 di Januari. Indeks manufaktur Richmond
anjlok ke -6 di Februari dari 12 di Januari.
Pada dasarnya, kondisi saham global sedang jenuh. Sulit menanjak lebih
tinggi lagi, dengan Wall Street sudah di rekor, namun masih terjaga dari
kejatuhan dalam. Pasar sedang mengevaluasi kondisi ekonomi global di
awal tahun ini, terutama di AS dan China. Ekonomi AS terhambat karena
cuaca dingin ekstrim, sedangkan ekonomi China terpengaruh oleh perubahan
struktural yang dijalankan Beijing.
Para ekonom memproyeksikan suhu dingin dan badai salju yang melanda
sebagian wilayah AS akan memangkas 0,5% dari PDB di kuartal pertama.
Pasar khawatir akan pengetatan sektor properti di China, dan ingin
mengetahui apa yang akan dilakukan Beijing minggu-minggu ini. Untuk hari
ini, pasar menunggu data PDB Inggris dan sentimen konsumen Jerman. Di
AS, hanya ada data penjualan rumah baru.
Review IHSG
Aksi profit taking berlanjut, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) kembali turun dan meninggalkan area 4.600. Mengakhiri
perdagangan, Selasa (24/2/2014), IHSG ditutup anjlok 46,283 poin (1,00%)
ke level 4.577,291.
Meski mendapat sentimen positif dari kenaikan bursa AS, investor lebih
memilih keluar pasar meningat sudah mahalnya harga saham-saham. Aksi
profit taking terjadi pada saham-saham unggulan yang sebelumnya sudah
menguat tajam. Investor lokal masih mendominasi penjualan, sedangkan
asing justru mencatatkan net buy senilai Rp 2,86 miliar di seluruh
pasar.
Seluruh indeks sektoral memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam
antara lain: sektor manufaktur turun 2,44%, sektor keuangan turun 1,63%,
dan sektor infrastruktur turun 1,40%.
Saham-saham yang naik di antaranya Asuransi Bina Dana (ABDA) , Gowa
Makassar (GMTD) , ABM Investama (ABMM), dan Sarana Tower (TOWR) .
Sementara saham-saham yang turun antara lain Taisho (SQMI) , Gudang
Garam (GGRM) , Indo Tambangraya (ITMG) , dan Indocement (INTP).
Ulasan Teknikal
IHSG
Ditutup dibawah gap 4.598 – 4.613 serta membentuk pola
long black candlestick, membuat sinyal IHSG menjadi negatif. Kondisi ini
kemudian didukung pula oleh indikator stochasric yang mulai dead cross
di area overbought. Terlihat bahwa saat ini IHSG sedang menguji support
di kisaran 4.550 – 4.570. Jika ditembus, maka trend bullish jangka
pendek akan berakhir, dan IHSG berpeluang terkoreksi lebih jauh menuju
kisaran 4.450 – 4.500. Sementara itu, sinyal positif akan kembali muncul
jika IHSG mampu bertahan di atas resistance terdekatnya di 4.613. Untuk
hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.550 – 4.613.
R3 4,700
R2 4,671
R1 4,624
Pivot 4,596
S1 4,549
S2 4,521
S3 4,474
Stock Pick
TLKM
TLKM mulai membentuk pola reversal setelah harga
tertahan di resistance 2.420. Pola long black candlestick menunjukkan
bahwa seller dominan, dan merupakan pola bearish continuation. Hal ini
kemudian didukung oleh indikator stochastic yang mulai dead cross di
area overbought. Harga sepertinya akan menguji support di kisaran 2.250 –
2.280.
Rekomendasi : Sell on strength
Support : 2.250, 2.280
Resistance : 2.320, 2.350
KLBF
Harga mulai bergerak di bawah support 1.445, indikasi
reversal untuk trend jangka pendek. Candlestick menunjukkan sinyal
bearish, begitu pula dengan indikator stochastic yang dead cross. Namun,
trend jangka menengah masih berupa trend bullish. Penurunan KLBF
selanjutnya kemungkinan akan menguji support dari trend jangka menengah
di kisaran 1.390.
Rekomendasi : Buy on weakness@1.390, stop loss breakout 1.375, target 1.445
Support : 1.420, 1.390
Resistance : 1.445, 1.480
Rekomendasi
Stock Screener
Tidak ada komentar:
Posting Komentar