
Pasar kini menunggu data cadangan minyak dan BBM AS yang akan diumumkan Energy Information Administration (EIA), lembaga di bawah naungan Departemen Energi AS. Para pengamat memperkiran data itu akan menunjukkan cadangan minyak mentah bertambah antara 800 ribu sampai 1 juta barel minggu lalu. Hal ini karena beberapa perusahaan pengolah mengurangi permintaan untuk melakukan inspeksi rutin.
Faktor lain yang menekan harga adalah isu perlambatan ekonomi di China, terkait pengetatan kredit dan pembenahan struktural yang dijalankan Beijing. Tingkat pertumbuhan China diproyeksikan masih lebih pesat dari negara maju, tapi mulai kehilangan momentum, yang dapat mempengaruhi permintaan. China adalah konsumen minyak terbesar kedua dunia setelah AS.
Melihat dari sisi teknikal, harga menyentuh $103,44 per barel Senin lalu, yang merupakan level tertinggi dalam empat bulan.Kondisi harga yang mencapai titik jenuh beli juga dianggap sebagai faktor penyebab koreksi. Pada jam 15:15 WIB, minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman April turun 10 sen ke $101,90 per barel, setelah jatuh ke low di $101,00 kemarin. Bila harga ditutup di bawah itu, menjadi bearish continuation dengan bisa menembus level psikologis $100.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar