Saham Asia tumbang hari ini mengikuti jejak penurunan Wall Street di
tengah kecemasan akan perlambatan kredit di China dan eskalasi
ketegangan di Ukraina.
Indeks Nikkei jatuh 2,16%, didukung oleh yen yang kembali menguat
bergerak di bawah 103 per dollar. Indeks Kospi di Korsel jatuh 1,26%,
dan indeks Australia turun 1,08%. Indeks Singapura STI turun 0,67%. Di
Hong Kong, indeks Hang Seng dibuka melemah 1,0% dan indeks Shanghai
0,53%.
Performa Wall Street semalam tidak mengesankan, dengan indeks Dow
Jones melemah 0,41% dan indeks S&P 500 turun 0,5%. Minimnya katalis
dan data perdagangan China menjadi penyebab hasil kurang menggembirakan
itu. Pasar berharap data China besok, seperti industrial production,
retail sales dapat menjadi gambaran yang jelas kondisi ekonomi Beijing
terbaru. Perlu dicermati pula, kecemasan akan lesunya permintaan
komoditas di China dapat mempengaruhi pasar.
Pada dasarnya, saham di AS sudah mencapai valuasi yang tinggi,
tercermin dari indeks utamanya yang masih dekat rekor. Kondisi saham di
regional juga tidak jauh berbeda, sebagian indeks sudah dekat level
tertinggi dalam beberapa tahun belakangan. Namun pasar masih belum
mendapat alasan yang tepat untuk mengkoreksinya.
Untuk saat ini, saham di kawasan regional berkonsolidasi dulu. Pasar
masih mencerna perlambatan pertumbuhan kredit di China. BOJ kemarin
mengumumkan keputusan rapat regularnya dengan tidak ada sesuatu yang
baru.
Tidak ada data penting terjadwal di AS malam nanti. Pencarian pesawat
maskapai Malaysia yang hilang juga masih dalam perhatian pasar, meski
belum memberi pengaruh besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar