Saham Asia bergerak positif hari ini, tapi masih terbatas karena
investor masih enggan melakukan transaksi menjelang data ekonomi penting
China yang dikhawatirkan mengindikasikan perlambatan.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,3% tapi masih dekat
level terendah dalam tiga minggu. Indeks Nikkei menguat 0,37%, meski
yen menguat lagi ke 102 per dollar. Indeks Kospi naik tipis 0,2% dan
indeks Australia ASX 200 masih flat. Di Singapura, indeks STI melemah
0,2%. Di Hong Kong, Indeks Hang Seng dibuka flat. Wall Street flat,
dengan indeks Dow Jones turun 0,07% dan indeks S&P 500 naik 0,03%,
di tengah rendahnya minat beli karena isu Ukraina dan ekonomi China.
Kekhawatiran mengenai ekonomi China mencuat karena kasus default
obligasi pertama dalam sejarah, yaitu Chaori Solar Energy Science &
Technology Co, minggu lalu. Default-nya Chaori menimbulkan spekulasi
bakal banyak perusahaan yang gagal bayar juga. Di saat yang sama,
pemerintah sedang melakukan perombakan model ekonomi. Untuk menilai
kondisi ekonomi China terkini, pasar akan fokus ke beberapa datanya hari
ini, antara lain output industri, penjualan ritel dan investasi aset
tetap.
Data penjualan ritel AS juga akan diumumkan malam nanti. Kecuali
angkanya fantastis, sepertinya tidak akan memberi banyak dorongan ke
Wall Street. Pada dasarnya saham global, terutama di AS, sudah mencapai
valuasi yang tinggi. Meski belum ada faktor yang dapat mengkoreksinya
signifikan, kenaikan lanjutan masih terlihat sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar