Nikkei
Indeks Nikkei makin terdampar di zona merah kemarin,
dimana indeks ke level penutupan terendahnya dalam satu setengah pekan.
Indeks yang sempat menguat di awal perdagangan berkat membaiknya data
machinery orders, kembali terhapus setelah data terbaru China makin
memperlihatkan perlambatan ekonomi ke dua dunia. Indeks Nikkei ditutup
turun 14,41 poin, atau 0,10%, ke posisi 14.815,98, terendah sejak 4
Maret.
Penguatan yen di bawah 102 per dollar membuat
saham-saham eksportir Jepang makin terbebani, menyusul pelepasan
aset-aset berisiko investor di tengah ketakutan investor terhadap krisis
di Ukraina. Saham unggulan DJI telah merosot dalam empat sesi
perdagangan beruntun, sementara S&P harus rela terlempar dari rekor
tertingginya. Sentimen negatif makin diperparah cemaskan perlambatan
ekonomi di China.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi catat kenaikan tipis kemarin menyusul data
ekonomi China terbaru seperti output industri dan penjualan ritel yang
di bawah perkiraan, membuat laju indeks terpangkas setelah di awal
perdagangan menguat berkat short covering. Kembali buruknya data Beijing
makin mencemaskan investor mengenai perlambatan ekonomi negara itu.
Indeks Kospi ditutup naik 1,84 poin, atau 0,10%, ke posisi 1.934,38.
Indeks Kospi diperkirakan masih dibayangi tekanan
jual karena kecemasan investor akan kondisi ekonomi global yang tengah
lesu. Serangkaian data ekonomi Beijing yang buruk dan memanasnya politik
di Ukrainan menutup serangkaian data ekonomi AS yang semalam lebih baik
dari prediksi, baik penjualan ritel dan klaim pengangguran.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng turun kemarin, menyusul buruknya data
ekonomi China membuat saham-saham China yang listing di Hong Kong atau
lebih di kenal dengan H-shares berada di level penutupan terendah dalam
delapan bulan. Pertumbuhan output industri China di bawah perkiraan
selama Februari, sedangkan penjualan ritel juga di bawah perkiraan.
Indeks Hang Seng ditutup turun 145,87 poin, atau 0,67%, ke posisi
21.756,08, terendah sejak 10 Februari.
Indeks Hang Seng masih didera aksi jual perdagangan
akhir pekan ini, menyusul sentimen negatif dari kecemasan investor
terhadap perlambatan ekonomi China dan ketegangan yang tengah melanda di
Ukraina. Situasi inilah yang memicu indeks utama Wall Street
terkoreksi tajam setelah mengalami kenaikan belakangan ini, khususnya
S&P yang telah cetak rekor.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar