Harga emas naik ke level tertinggi enam bulan pada perdagangan hari ini di Asia, didorong oleh risk aversion
Sepanjang minggu ini, emas telah naik sekitar 3% dan sedang menuju
penguatan untuk keenam minggu berturut-turut, karena adanya aksi risk
aversion. Investor terlihat menghindari asset beresiko dan berpaling ke
asset safe haven, salah satunya emas.
Aksi risk aversion muncul menyusul memanasnya konflik antara Rusia dan
Barat di Ukraina serta kekhawatiran melambatnya ekonomi China. Data
ekonomi China terakhir yang dirils antara lain; output industri yang
hanya tumbuh 8,6% selama dua bulan pertama 2014 dari tahun sebelumnya,
di bawah prediksi 9,5%. Data lainnya, penjualan ritel, indikator
pembelanjaan konsumen, tumbuh 11,8% di periode sama, lebih rendah dari
prediksi 13,5%. Sedangkan pertumbuhan investasi aset tetap mencapai
17,9%, di bawah prediksi 19,4% dan terendah sejak Desember 2002.
Sementara itu, disaat inflow ke ETF berbasis emas mengalami kenaikan,
permintaan fisik di China justru menurun. Cadangan di SPDR Gold Gold
Trust, ETF terbesar berbasis emas, mengalami kenaikan 2,10 ton menjadi
813,30 ton pada Kamis, sementara harga emas di Shanghai lebih rendah $3
dari harga London, padahal di awal tahun lebih tinggi $20.
Dari sisi teknikal, meski sempat menembus resistance $1.375, namun harga
masih ditutup di bawah level tersebut. Dengan begitu, belum terlihat
adanya pola bullish continuation. Trend saat ini masih bullish, namun
dengan kondisi indikator stochastic yang overbought, tidak menutup
kemungkinan adanya ancaman koreksi. Support terdekat saat ini di $1.364.
Jika ditembus, berpeluang turun lebih jauh menuju kisaran $1.343 –
$1.354.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar