Seiring membaiknya kondisi cuaca menyusul pergantian musim, ekonomi
AS terlihat menggeliat kembali bulan lalu. Serangkaian laporan dari
pemerintah dan swasta menunjukkan ekonomi AS mulai bangkit dari kelesuan
pasca cuaca dingin ekstrim.
Para
ekonom sempat berharap 2014 menjadi tahun melesatnya pertumbuhan
ekonomi AS. Sayangnya, fenomena cuaca dingin melumpuhkan kegiatan
ekonomi selama dua bulan pertama tahun ini, dimana aktivitas produksi
dan konsumsi mencapai titik nadir. Hibernasi ekonomi itu diperkirakan
memangkas PDB sekitar 0,5% di kuartal pertama.
Kini, cuaca membaik setelah memasuki musim semi. Ekonomi mulai meraih
kembali momentum, pabrik mulai berproduksi dan konsumen berbelanja
kembali. Bank mulai mengucurkan kredit untuk perusahaan yang ingin
berinvestasi pada peralatan dan pabrik. Semua perbaikan ini terlihat
hampir di seluruh wilayah AS. Penjualan ritel tumbuh 1,1% selama Maret,
didorong oleh pembelian otomotif dan furnitur. Konsumen mengurangi
utangnya dan bank menyusutkan kredit macet yang bertumpuk sejak krisis.
Serangkaian data ekonomi menunjukkan perbaikan kondisi selama Maret,
dan yang terbaru adalah leading indicators. Indeks berdasarkan beberapa
indikator ekonomi penting itu, termasuk ketenagakerjaan, kepercayaan
konsumen, dan saham dan suku bunga, naik untuk tiga bulan
berturut-turut. Conference Board, lembaga riset bisnis, kemarin
melaporkan leading indicators-nya naik 0,8% selama Maret, di atas
prediksi 0,5%. Indeks itu naik menjadi 100,9 yang berarti pertumbuhan
membaik di musim semi dan panas nanti.
Data itu menyusul laporan lainnya yang mengindikasikan peningkatan
aktivitas ekonomi bulan lalu. Jumlah orang uang mengajukan tunjangan
pengangguran turun ke level terendah dalam tujuh tahun dan penjualan
ritel membaik setelah lesu karena cuaca dingin ekstrim. Banyak ekonom
memperkirakan ekonomi AS tumbuh 3% atau lebih di kuartal kedua nanti,
naik dari estimasi 1,3% di kuartal pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar