Harga emas jatuh dalam lima sesi berturut-turut menuju level terendah
2 minggu, dipicu oleh tanda-tanda membaiknya ekonomi AS serta turunnya
cadangan di ETF.
Data-data ekonomi AS terus positif, indikasi bahwa pemulihan ekonomi di
Negara tersebut mulai membuahkan hasil. Jumlah orang yang mengajukan
tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam tujuh tahun dan
penjualan ritel membaik setelah lesu karena cuaca dingin ekstrim.
Positifnya data-data ekonomi AS akan terus menekan harga emas karena
mengurangi minat beli safe haven.
Meradanya ketegangan di Ukraina turut menekan sentimen setelah Rusia,
Ukraina, beserta AS dan Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk meredakan
ketegangan di wilayah timur Ukraina. Memang terjadi ketegangan lagi,
setelah separatis pro-Rusia di kota Slaviansk mengatakan tiga anggotanya
tewas, menurut laporan karena ditembak oleh grup ultra nasionalis
Ukraina. Namun hal itu ternyata tidak berhasil mendongkrak harga. Hal
ini mengindikasikan pasar sedang mengabaikan isu Ukraina, yang selama
ini mengangkat pamor logam mulia itu sebagai safe haven.
Sebagai tolak ukur minat beli, cadangan di SPDR Gold Trust, ETF berbasis
emas terbesar dunia, mengalami penurunan menjadi 792,14 metrik ton,
terendah sejak 28 Januari.
Dari sisi teknikal, trend bearish, namun harga kini sudah mendekati
support di $1.277. Indikator stochastic pun mulai oversold, meski belum
terlihat sinyal golden cross. Jika support bertahan, harga bepeluang
rebound ke kisaran $1.293 – $1.296. Sedangkan penembusan support
tersebut akan membuka potensi penurunan lanjutan menuju kisaran $1.265 –
$1.273.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar