Emas turun dalam dua hari berturut-turut karena menguatnya bursa
saham, mengurangi permnitaan logam mulia itu sebagai investasi
altenatif.
Bursa saham AS kemblai melanjutkan trend positf, dimana indeks Standard
& Poor’s 500 Index (SPX) mencatat penguatan tertinggi dalam
seminggu. Penguatan bursa saham berdampak negatif buat emas.
Rendahnya
minat investasi di emas membuat investor berpaling dari logam mulia dan
menemukan instrumen investasi yang lebih menarik, dalam arti menjanjikan
return lebih tinggi, seperti saham.
Pasar saat ini tengah menantikan hasil dari rapat FOMC, yang dimulai
semalam. The Fed diperkirakan akan mengurangi program pembelian
obligasinya sebesar $10 miliar menjadi $45 miliar, semakin menyusutkan
likuiditas murah.
Selain FOMC, pasar juga akan mencermati data-data AS, diantaranya data
PDB dan ADP. Pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama di perkirakan hanya
1,2%, melambat dari kuartal sebelumnya 2,6%.
Sedangkan ADP diperkirakan
tumbuh 210.000 selama April. Data-data tersebut akan memberikan petunjuk
sejauh mana ketangguhan ekonomi, serta prospek kebijakan ekonomi AS.
Sementara dari sisi teknikal, harga masih bergerak di bawah support
$1.300, indikasi trend jangka pendek masih bearish. Candlestick doji,
sementara indikator stochastic yang dead cross.
Untuk itu, kami masih melihat potensi penurunan untuk kembali menguji
kisaran support di $1.277 – $1.281. Sedangkan sinyal positif akan
didapat jika harga mampu bergerak di atas $1.300.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar