Sempat jatuh ke level terendah dalam 2,5 bulan, emas balik arah
karena ketegangan geopolitik di Ukraina dan pembelian terkait options.
Pelemahan dollar juga berhasil mengangkat harga. Namun emas masih rentan
karena permintaan tetap lesu.
Harga sempat tertekan ke level terendah dalam 2,5 bulan karena
penguatan saham dan kondisi teknikal yang memicu aksi jual. Data durable
goods orders, yang sempat mendorong dollar, menambah tekanan ke emas.
Namun isu Ukraina mencuat, dengan kini Rusia melakukan latihan
militer. Tentara Ukraina membunuh lima separatis pro-Rusia kemarin dalam
upaya meredam aksi militan. Rusia langsung menggelar latihan militer
tak lama setelah itu, menimbulkan ketakutan Kremlin akan menginvasi. AS
memperingatkan Rusia bahwa waktunya semakin menipis untuk mengubah sikap
atau menghadapi sanksi lebih keras.
Masalah Ukraina juga disebut sebagai penyebab melemahnya dollar, yang
semakin mendorong harga emas. Pembelian terkait options Mei juga
mendorong harga, dengan fokus dalam put dan call di harga $1300. Para
trader menganggap level strategis, yang disebut sebagai resistance kuat.
Meski mendapat dorongan dari isu geopolitik, emas masih rentan karena
masih sepinya pembelian dari investor jangka panjang. Permintaan tetap
rendah, tercermin dari derasnya aliran keluar dari SPDR gold Trust.
Minggu lalu, arus keluar di reksadana berbasis emas terbesar dunia itu
mencapai 9,3 ton.
Pada jam 11:00 WIB, emas spot diperdagangkan di $1291,60, setelah
menguat 0,4% kemarin. Tapi harga sempat anjlok sampai $1268, terendah
sejak 10 Februari. Dengan penguatan ini, emas masih mampu bertahan di
atas support $1280, dan tetap berpeluang menuju $1300.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar