Harga emas jatuh sekitar 1% pada penutupan sesi New York setelah
positifnya data-data AS menunjukkan prospek ekonomi yang membaik,
mengurangi minat beli emas sebagai investasi alternatif.
Data-data AS terlihat bagus, seperti tunjangan pengangguran yang turun
ke level terendah dalam tujuh tahun. Initial jobless claims turun 24.000
ke 297.000 minggu lalu. Data lainnya juga positif, seperti empire
manufacturing yang naik ke 19 di Mei dari 1,3 di April, prediksi 5.
Selain itu data inflasi yang memperlihatkan kenaikan, mendukung prospek
taper. Inflasi inti naik 1,8% di April, di atas prediksi 1,7%.
Kejatuhan emas ini justru terjadi di tengah anjloknya bursa saham. Logam
mulia tersebut biasanya dilirik investor ketika bursa saham AS jatuh.
Namun, korelasi terbalik tersebut tidak terjadi kemarin. Wall Street
anjlok setelah laporan keuangan Wal-Mart Strores yang mengecewakan.
Namun, secara mingguan, emas sedang menuju penguatan, didorong oleh
memanasnya konflik geoppolitik di Ukraina. Cadangan di SPDR Gold Trust,
ETF terbesar berbasis emas juga mengalami rebound dari level terendah
sejak Januari 2009 menjadi 782,25 ton (0,2%).
Dari sisi teknikal, penutupan emas di bawah $1.300 memberikan outlook
trend jangka pendek kembali bearish. Secara keseluruhan, trend masih
dalam fase konsolidasi, dengan resistance support berada di $1.274 dan
resistace di $1.315. Penembusan support akan mengkonfirmas trend bearish
lanjutan, dengan potensi penurunan lanjutan menuju kisaran $1.251.
Sementara trend naik akan terbentuk jika resistance $1.315 ditembus,
dengan potensi kenaikan selanjutnya berada di kisaran $1.331.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar