Pemulihan ekonomi di zona euro gagal meraih momentum setelah Perancis
stagnan dan terjadi kontraksi di Italia dan Belanda. Pertumbuhan yang
rendah menambah desakan agar ECB segera bertindak.
PDB
zona euro hanya tumbuh 0,2% di kuartal pertama, separuh dari proyeksi,
menurut laporan Eurostat kemarin. Secara tahunan, PDB di periode itu
tumbuh 0,9%, di bawah prediksi 1,1%. Jerman, ekonomi terbesar Eropa,
tumbuh 0,8% per kuartal dan 2,5% per tahun. Tapi itu tidak cukup untuk
menutupi kelesuan yang ada di negara lain, seperti Italia yang kontraksi
0,1% per kuartal dan hanya tumbuh dan Perancis yang stagnan. Di
Belanda, kondisi lebih parah setelah kontraksi 1,4%, terbesar di zona
euro.
Eurostat juga mengumumkan tingkat pengangguran di blok mata uang itu
11,8% di Maret, dekat rekor 12%. Sedangkan inflasi 0,7% di April, naik
dari 0,5% di Maret tapi tetap jauh di bawah target ECB 2%. Semua data
itu mengindikasikan pemulihan ekonomi di zona euro masih memprihatinkan,
dan banyak kalangan mengimbau ECB untuk mengambil tindakan
menyelamatkannya.
Banyak kalangan yang berharap ECB akan melonggarkan kebijakan dalam
rapat Juni nanti. Ekonom dari BNP Paribas, Goldman Sachs sampai RBS
memprediksikan Mario Draghi Dkk akan memangkas suku bunganya. Tapi para
ekonom juga memperkirakan bila bertindak, ECB kemungkinan mengeluarkan
serangkaian kebijakan, tidak hanya sekedar pemangkasan. Opsi yang
tersedia adalah bunga simpanan negatif dan pinjaman murah.
Dalam pidatonya kemarin, Wakil Presiden ECB Vitor Constancio
mengatakan pihaknya siap melonggarkan kebijakan untuk menyelamatkan euro
dari inflasi rendah. “Kami siap bertindak bila diperlukan dan membuka
pelonggaran,” katanya dalam pidato di Berlin. Sedangkan pejabat lain,
anggota dewan Yves Mersch mengatakan pihaknya punya banyak opsi dalam
rapat nanti termasuk bunga simpanan negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar