Emas masih diperdagangkan dekat level tertinggi tiga minggu di Asia,
setelah naik dalam 2 sesi berturut-turut seiring dengan meningkatnya
konflik di Ukraina yang mendorong permintaan logam mulia sebagai safe
haven.
Isu Ukraina masih menjadi sentimen yang mendorong kenaikan Emas. Para
pemberontak pro-Rusia menembak jatuh helikopter Ukraina dalam
pertempuran sengit yang terjadi di dekat kota Slaviansk pada hari Senin.
Sementara itu, itu pemerintah Kiev menyusun pasukan khusus ke kota
Odessa untuk menghentikan menyebarnya pemberontakan. Menyebarnya konflik
ke wilayah tenggara menambah kekhawatiran Rusia dan Ukraina semakin di
ambang perang. Bahkan ada yang cemas konflik ini berpotensi menyeret
Barat, yang menuduh Rusia sebagai dalang pemberontakan di Ukraina
setelah mencaplok Crimea. Isu Geopolitik biasanya cenderung mengangkat
emas karena permintaan safe haven.
Sayangnya, minat investasi masih rendah, mencerminkan pamornya sebagai
instrumen investasi aman belum kembali. Cadangan emas di SPDR Gold
Trust, reksa dana berbasis emas terbesar di dunia, turun 2,70 ton Jumat
lalu. Dengan itu, selama minggu lalu cadangan turun 10 ton.
Dari sisi teknikal, harga masih bertahan di atas support $1.304,
indikasi trend jangka pendek masih bullish. Indikator stochastic masih
menunjukkan potensi kenaikan. Namun, laju emas masih terhambat di
resistance $1.312. Penutupan harga di atas resistance tersebut akan
membuka potensi kenaikan lanjutan menuju kisaran $1.320 – $1.328.
Sementara itu, sinyal negatif akan kembali muncul jika harga ditutup di
bawah $1.304.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar