Emas masih belum melepaskan diri dari jeratan bearish dengan berada
dekat level terendah dalam empat bulan, dipicu oleh penguatan saham yang
mengikis daya tarik emas sebagai instrument investasi.
Bursa saham global reli setelah data manufaktur China dan AS yang
memuaskan. Indeks PMI manufaktur China naik ke 50,8 di Mei dari 50,4 di
April, seperti dilaporkan pemerintah Sabtu. Sementara di AS, indeks
manufaktur versi ISM naik ke naik ke 55,4 di Mei dari 54,9 di April.
Sedangkan indeks PMI manufaktur AS dari Markit Economics untuk Mei
direvisi naik menjadi 56,4 dari 56,2. Kedua data itu menjadi bukti
aktivitas manufaktur AS semakin menggeliat, yang menambah indikasi
pertumbuhan di kuartal kedua akan jauh lebih baik dari sebelumnya.
Emas seringkali dianggap sebagai investasi alternatif diluar asset
beresiko, seperti saham. Alhasil, penguatan saham cenderung menekan
emas. Emas juga tertekan oleh penguatan dollar yang didorong oleh kedua
data AS itu.
Investor mengamati permintaan fisik di China, konsumer terbesar di
dunia. Perdagangan dibuka kembali hari ini setelah ditutup kemarin
karena libur nasional.
Dari sisi teknikal, harga masih berada di bawah resistance $1250,
indikasi trend jangka pendek masih bearish, dimana support berada di
kisaran $1241. Jika ditembus, maka potensi penurunan lanjutan
kemungkinan akan meraih target dari pola triangle di kisaran $1218,
hingga Fibonacci expansion 161.8% di kisaran $1214. Sementara itu,
stochastic yang sudah oversold, bisa saja membuka potensi rebound,
dengan resistance di $1250. Sinyal positif bisa muncul jika harga
ditutup di atas resistance tersebut.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar