Saham Asia bertumbangan hari ini menyusul koreksi Wall Street dan
munculnya kekhawatiran mengenai ekonomi global. Selain itu, krisis
politik di Irak juga mempengaruhi sentimen.
Indeks Nikkei anjlok 1,2%, tertekan oleh penguatan yen. Indeks Kospi
melemah 0,25% karena kondisi eksternal, menjelang hasil rapat BOK.
Indeks Australia ASX 200 turun 0,35%. Indeks Singapura STI masih flat.
Indeks Hang Seng dibuka turun 0,7%. Wall Street terkoreksi, dengan
indeks Dow Jones melemah 0,6% dan indeks S%P 500 melorot 0,5%.
Faktor yang memicu koreksi itu adalah proyeksi terbaru Bank Dunia dan
spekulasi kenaikan rate the Fed lebih cepat dari perkiraan. Kecemasan
mengenai ekonomi global muncul setelah Bank Dunia menurunkan proyeksi
PDB global. Lembaga itu memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,8% tahun
ini, lebih rendah dari proyeksi Januari 3,2%.
Sentimen juga jatuh karena perkembangan dari Irak. Saham Turki anjlok
3% setelah aset negara itu diserang di Mosul dan sekitar 80 warganya
disandera oleh kelompok militan, yang sudah merebut kota ketiga di Irak
kemarin. Isu Irak ini langsung mendorong harga minyak ke level
tertinggi dalam tiga bulan.
Nanti malam ada data penjualan ritel AS, yang diperkirakan akan
menunjukkan pertumbuhan 0,6% di Mei. Angka yang lebih baik dari prediksi
menegaskan pemulihan yang solid, tapi juga bisa menambah spekulasi
kenaikan rate lebih cepat.
Pada dasarnya, valuasi saham sudah tinggi, terutama di AS yang sudah
menyentuh rekor. Alhasil, perlu penyesuaian dan serangkaian berita yang
ada dimanfaatkan untuk melakukan profit taking. Sebelum koreksi ini,
pergerakan saham memang terlihat sudah mentok, mencatat penguatan tapi
tipis. Meski demikian, selama pemulihan ekonomi global berjalan, tren
saham tetap positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar