BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Kamis, 03 Juli 2014

Ekonomi China Belum Bebas dari Tekanan

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan tekanan masih menjerat ekonomi meski pertumbuhan relative stabil dan indikator menunjukkan tren positif.
Li Keqiang
Padahal, aktivitas manufaktur China mencapai level tertinggi dalam enam bulan di Juni, menurut data yang diumumkan minggu ini.

Sedangkan laporan hari ini menunjukkan aktivitas sektor jasa juga semakin membaik. Semua itu menambah bukti bahwa ekonomi terbesar kedua dunia itu sedang stabilisasi berkat stimulus dari pemerintah.

Li tidak memberi detil mengenai tekanan yang dimaksud, namun ia menyorot soal keuangan pemerintah dan sulitnya bisnis mendapat pembiayaan. “Pemerintah pusat dan daerah punya dana yang melimpah, dan banyak yang menganggur sejak lama. Itu harus digunakan untuk membantu pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya dalam tulisan yang dipublikasikan di situs pemerintah.

Menurut Li, semakin sulit dan mahal untuk membiayai perusahaan saat ini. Alhasil, biaya harus dikurangi, terutama untuk UMKM.

Beijing telah mengumumkan serangkaian langkah dalam beberapa bulan terakhir untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, yang melambat ke level terendah dalam 18 bulan di kuartal pertama. Langkah itu mencakup pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan dalam rangka mendorong perkreditan.

Semua itu dilakukan demi mencapai target pertumbuhan 7,5%.

Para pengamat mengatakan kondisi terburuk ekonomi sudah lewat berkat kebijakan yang diterapkan oleh Beijing itu, tapi memandang stimulus tambahan akan dibutuhkan di masa mendatang untuk menutupi dampak perlambatan di sektor properti, yang dianggap sebagai risiko terbesar yang mengancam pertumbuhan.

Tidak ada komentar: