Perdana
Menteri China Li Keqiang mengatakan tekanan masih menjerat ekonomi meski
pertumbuhan relative stabil dan indikator menunjukkan tren positif.
Padahal,
aktivitas manufaktur China mencapai level tertinggi dalam enam bulan di
Juni, menurut data yang diumumkan minggu ini.
Sedangkan laporan hari
ini menunjukkan aktivitas sektor jasa juga semakin membaik. Semua itu
menambah bukti bahwa ekonomi terbesar kedua dunia itu sedang stabilisasi
berkat stimulus dari pemerintah.
Li tidak memberi detil mengenai tekanan yang dimaksud, namun ia
menyorot soal keuangan pemerintah dan sulitnya bisnis mendapat
pembiayaan. “Pemerintah pusat dan daerah punya dana yang melimpah, dan
banyak yang menganggur sejak lama. Itu harus digunakan untuk membantu
pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya
dalam tulisan yang dipublikasikan di situs pemerintah.
Menurut Li,
semakin sulit dan mahal untuk membiayai perusahaan saat ini. Alhasil,
biaya harus dikurangi, terutama untuk UMKM.
Beijing telah mengumumkan serangkaian langkah dalam beberapa bulan
terakhir untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, yang melambat ke level
terendah dalam 18 bulan di kuartal pertama. Langkah itu mencakup
pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan dalam rangka mendorong
perkreditan.
Semua itu dilakukan demi mencapai target pertumbuhan 7,5%.
Para pengamat mengatakan kondisi terburuk ekonomi sudah lewat berkat
kebijakan yang diterapkan oleh Beijing itu, tapi memandang stimulus
tambahan akan dibutuhkan di masa mendatang untuk menutupi dampak
perlambatan di sektor properti, yang dianggap sebagai risiko terbesar
yang mengancam pertumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar