Saham Asia
bergerak variatif hari ini menyusul performa Wall Street yang beragam,
di tengah kehati-hatian investor menjelang hasil rapat reguler ECB dan
data ketenagakerjaan AS.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang masih flat setelah menyentuh
level tertinggi dalam lima tahun kemarin. Indeks Nikkei juga flat,
setelah sempat menguat 0,2%. Pelemahan yen belum memberi dorongan.
Indeks Kospi melemah 0,2% meski data menunjukkan cadangan devisa Korsel
naik tajam. Indeks Australia ASX menguat 0,2%. Indeks Singapura STI naik
0,2%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng dibuka menguat 0,1%.
Wall Street tak banyak bergerak, dengan indeks Dow Jones dan S&P
500 berakhir hampir flat, meski data ketenagakerjaan swasta AS
mengesankan. ADP melaporkan lapangan kerja swasta tumbuh 281.000 selama
Juni, di atas prediksi 205.000. Tapi data itu ternyata tidak
membangkitkan minat beli karena investor terpaku menunggu data payroll.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi,
terutama di AS, karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa
kali. Tapi saham global sepertinya masih konsolidasi dulu, belum
mengalami koreksi signifikan selama tidak ada berita yang menggemparkan.
Berdasarkan proyeksi, payroll diperkirakan tumbuh 215.000 selama Juni.
Tapi masih perlu dibuktikan apakah data payroll itu bagus, dan menjaga
momentum penguatan, atau ternyata buruk dan memicu koreksi harga.
Pasar juga akan melihat hasil rapat reguler ECB, namun sepertinya
tidak bakal ada sesuatu yang baru setelah meluncurkan serangkaian
kebijakan bulan lalu. Fokusnya apakah ECB menyebut quantitative easing
atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar