Harga emas masih diperdagangkan di bawah level $1300 pada perdagangan
hari ini di Asia setelah anjlok sekitar 1% pada penutupan sesi New
York. Kejatuhan emas dipicu oleh penguatan mata uang dollar serta
kekhawatiran bahwa the Fed bisa menaikkan suku bunga lebih cepat dari
perkiraan.
Pernyataan ketua the Fed, Janet Yellen pada testimoninya di hadapan
senat menjadi salah satu faktor yang mengangkat mata uang dollar,
sekaligus mencuatkan spekulasi kenaikan suku bunga. Yellen mengatakan
suku bunga bisa naik lebih cepat bila data inflasi dan ketenagakerjaan
terus memperlihatkan pertumbuhan yang pesat. Namun, ia mengatakan
sebaliknya juga bisa terjadi kalau performa ekonomi AS ternyata lebih
buruk dari yang diharapkan.
Sebenarnya, apa yang disampaikan Yellen bersifat netral, namun ada
kecenderungan di pasar untuk meyakini tren pertumbuhan inflasi dan
lapamgan kerja tetap bagus ke depan. Pasar saat ini berpikir kondisi
lapangan kerja akan terus membaik ke depan. Berdasarkan data terakhir,
lapangan kerja di AS terus tumbuh di atas 200 ribu selama lima bulan
terakhir, pasar berharap tren ini berlanjut. Kenaikan suku bunga bisa
mendorong investor menarik dananya dari asset non bunga, seperti emas.
Dari sisi telknikal, trend jangka pendek emas mulai bearish ketika harga
menembus support $1306. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh pergerakan
MA 10 yang downtrend. Pola candlestick masih menunjukkan penurunan.
Namun, indikator stochastic yang mulai oversold, menunjukkan bahwa
penurunan mulai terbatas, dengan level support $1266 – $1270. Sementara
itu, sinyal positif akan muncul jika harga kembali bergerak di atas
$1306.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar