Dollar reli atas rivalnya kecuali sterling setelah Ketua the Fed
Janet Yellen mengatakan suku bunga tetap rendah untuk waktu yang masih
lama, tapi bisa saja naik lebih cepat dari perkiraan bila data ekonomi
terus membaik. Sedangkan sterling berhasil meraih level tertinggi dalam
enam tahun berkat data inflasi Inggris.
Dollar melambung setelah Yellen menyampaikan prospek kebijakan the
Fed ke depan tergantung dengan perkembangan ekonomi AS. Dalam kesaksian
di hadapan Senat, ia mengatakan suku bunga bisa naik lebih cepat bila
data inflasi dan ketenagakerjaan terus memperlihatkan pertumbuhan yang
pesat. Namun, ia mengatakan sebaliknya juga bisa terjadi kalau performa
ekonomi AS ternyata lebih buruk dari yang diharapkan.
Sebenarnya, apa yang disampaikan Yellen bersifat netral, namun ada
kecenderungan di pasar untuk meyakini tren pertumbuhan inflasi dan
lapamgan kerja tetap bagus ke depan. Para analis melihat kuncinya
terletak pada kata terus, dan pasar saat ini berpikir kondisi lapangan
kerja akan “terus” membaik ke depan.
Berdasarkan data terakhir, lapangan
kerja di AS terus tumbuh di atas 200 ribu selam lima bulan terakhir,
pasar berharap tren ini berlanjut.
Dollar tetap melesat meski data penjualan ritel AS mengecewakan.
Penjualan ritel hanya tumbuh 0,2% selama Juni, di bawah prediksi 0,6%.
Penjualan ritel di luar otomotif dan BBM hanya naik 0,4%, lebih rendah
dari prediksi 0,5%. Untuk nanti malam hanya ada data output industri,
tapi the Fed akan mengumumkan laporan ekonominya Beige Book. Isi
laporan yang optimis bisa menjaga penguatan dollar.
Indeks dollar berada di 80,45 setelah menguat 0,6% kemarin. Indeks itu
sedang mendekati resistance 80,50 dan penutupan di atas itu menjadi
bullish continuation dengan target 80,70. Terhadap yen, dollar
diperdagangkan di 101,74 setelah menguat 0,3% kemarin. Dengan penguatan
itu, dollar kini sedang berusaha menembus resistance 101,70. Ditutup di
atas itu membuka peluang menuju 102. Atas franc, dollar bertengger di
0,8960 setelah menguat 0,5% kemarin, semakin mendekati resistance
0,8970.
Sementara itu, sterling berhasil mencapai level tertinggi sejak 2008
setekah data menunjukkan inflasi Inggris naik 1,9% selama Juni, jauh di
atas prediksi 1,6%. Dengan kenaikan itu, inflasi semakin mendekati
target BOE 2%. Data ini mengukuhkan pandangan BOE bakal menjadi bank
sentral negara maju pertama yang bisa menaikkan rate. Di saat yang sama
Gubernur BOE Mark Carney mengatakan prospek kenaikan bergantung pada
data ekonomi.
Sterling diperdagangkan di $1,7135 setelah menguat hampir 1% hingga
ke $1,7190, tapi ditutup di $1,7140. Momentum penguatan terjaga bila
sterling berhasil ditutup di atas $1,7150. Sedangkan support di $1,7090,
tapi kondisi bullis terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,7070.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar