Harga Emas
rebound semalam, namun masih diperdagangkan dekat level terendah 8,5
bulan pada perdagangan hari ini di Asia. Logam mulia tersebut kini
sedang menuju penurunan mingguan untuk ketiga kalinya karena kekhwatiran
rate, mengurangi minat beli atas logam mulia tersebut.
Emas mengalami tekanan setelah the Fed memberi sinyal adanya kenaikan
suku bunga pada rapat FOMC hari Rabu. Untuk akhir tahun depan, the Fed
memproyeksikan median suku bunga di 1,375%, naik dari proyeksi Juni yang
1,125%. Sedangkan akhir 2016, suku bunga diproyeksikan 2,875%, naik
dari proyeksi sebelumnya 2,50%.
Emas juga mendapat tekanan setelah data yang menunjukkan klaim tunjangan
pengangguran minggu lalu mengalami penurunan. Initial jobless claim
turun ke 280.000 dari 316.000 minggu lalu, atau turun dibawah prediksi
yang sebesar 312.000.
Investor kini tengah menunggu hasil referendum Scotlandia dan dampaknya
terhadap dollar, yang saat ini diperdagangkan dekat level tertinggi
empat tahun terhadap mata uang utama dunia lannya. Jika dollar kembali
menguat, maka emas bisa melanjutkan alur bearish-nya.
Dari sisi teknikal, candlestick mulai menunjukkan sinyal reversal,
begitu pula dengan indikator stochastic yang oversold dan berpeluang
golden cross. Kondisi tersebut memungkinkan adanya kenaikan lanjutan
untuk menguji resistance di kisaran $1234 – 1242. Trend bearish jangka
pendek berakhir jika kemudian harga mampu bertahan di atas $1342.
Sementara itu, alur bearish berlanjut jika support di $1215 ditembus,
dengan potensi penurunan lanjutan menuju kisaran $1187 – $1200.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar