Saham Asia bertumbangan hari ini di awal perdagangan kuartal keempat
di saat investor terfokus pada aksi demonstrasi di Hong Kong. Selain
itu, minimnya sentimen baru mempengaruhi minat beli.
Indeks Nikkei menguat 0,2%, terangkat oleh pelemahan yen, yang sedang
menuju 110 per dollar. Indeks Kospi melemah 0,32% ke level terendah
dalam dua bulan. Indeks Singapura STI melemah 0,24% dan indeks Australia
ASX 200 anjlok ke level terendah dalam 7 bulan. Di Wall Street, indeks
Dow Jones melemah 0,2%.
Aktivitas perdagangan di Asia diperkirakan lesu, dengan ditutupnya
pasar China dan Hong Kong karena libur nasional. Investor terus
mengamati perkembangan aksi protes pro demokrasi di Hong Kong, di saaat
ribuan pemrotes turun ke jalan. Memasuki hari ke lima, aksi ini sudah
menyebar ke kawasan perbelanjaan Tsim Sha Tsui dan terus menganggu
aktivitas bisnis.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi,
seperti di AS, di mana indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa
kali. Di kuartal ketiga, saham AS mencatat penguatan ketujuh kali
berturut-turut. Di Asia juga tidak jauh berbeda, dengan beberapa indeks
sudah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun. Aksi protes di Hong
Kong nampaknya dijadikan alasan untuk menyesuaikan posisi harga saham.
Untuk nanti malam, ada data pertumbuhan lapangan kerja swasta dan
aktivitas manufaktur AS. Faktor yang dapat menjaga tren penguatan saham
adalah isu stimulus dan laporan keuangan emiten. Pasar menantikan apakah
bakal ada stimulus tambahan dari Eropa dan China. Musim laporan
keuangan dimulai minggu depan, pasar ingin mengetahui kondisi bisnis
selama kuartal ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar