Kemarin,
Penasehat Tim Transisi Luhut Binsar Pandjaitan sudah memastikan bahwa
Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) bakal menaikkan harga BBM Subsidi
pada bulan November sebesar Rp 3000, atau naik 46,15 persen dari harga
BBM Subsidi saat ini, Rp 6500.
Kenaikan BBM Subsidi ini, meski berpotensi untuk memberikan sentiment
negatif bagi pergerakan harga saham dan IHSG untuk jangka pendek, akan
tetapi memberikan kepastian akan sebuah variabel jangka panjang,
disamping juga memberikan signal, bahwa bottom IHSG, bakal tercapai
tidak lama lagi.
Kondisi dari bursa regional sejauh ini masih minim sentimen setelah
data ekonomi yang mengecewakan, telah membuat indeks Dow Jones
Industrial (DJI) terkoreksi tipis 28,32 poin (-0,17 persen) pada
pergerakan semalam, sehingga indeks ini ditutup pada level 17.042,90
poin. Sentimen negatif dari indeks DJI ini, telah membuat indeks dari
bursa di kawasan Asia pagi ini terkoreksi tipis dibawah 0,5 persen.
Dari dalam negeri, pelaku pasar sepertinya masih akan menanti
data-data ekonomi penting, seperti neraca perdagangan dan angka inflasi
yang akan dipublikasikan nanti siang. Melihat data konsensus yang kami
pantau dari www.tradingeconomics.com,
angka inflasi diperkirakan bakal turun menjadi 0,34 persen dari 0,93
persen di bulan lalu, sedangkan neraca perdagangan bulan Agustus
diperkirakan masih akan surplus sebesar US$170 juta. Kedua data ini
diperkirakan akan memberikan sentiment positif.
IHSG kemarin ditutup dengan signal negatif setelah gagal bertahan
diatas kisaran gap 5143 – 5180. Kondisi ini diperkirakan bakal membuat
IHSG lebih cenderung bergerak turun menguji suport di sekitar level
psikologis 5100 pada pergerakan pagi. Jika suport level psikologis
tersebut gagal bertahan, IHSG diperkirakan bakal bergerak turun,
memasuki kisaran suport jangka menengah, diantara level 4950 – 5050.
Pemodal kami sarankan untuk mulai melakukan akumulasi atas posisi jangka
menengah ketika IHSG memasuki kisaran suport 4950 – 5050 tersebut.
BOW: Perbankan, Konstruksi, Batubara
Dibuat ;
Satrio Utomo
Head of Research Universal Broker Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar