Dollar masih berjaya meski data ekonomi AS semalam mengecewakan. Indeks sentimen konsumen AS hasil survei Conference Board merosot ke 86,0 di September dari 93,4 di Agustus. Tapi data ini sepertinya belum mengubah pandangan di pasar bahwa ekonomi AS masih lebih unggul dibanding negara maju lainnya.
Alhasil, the Fed masih berpeluang menjadi bank sentral negara maju yang pertama kali menaikkan suku bunga.
Untuk nanti malam, fokus pasar tertuju ke data ketenagakerjaan swasta dan indeks manufaktur ISM. ADP Employment Change diperkirakan naik 205.000 selama September, data ini dianggap sebagai gambaran awal data payroll yang akan diumumkan Jumat nanti. Sedangkan ISM manufacturing diperkirakan turun ke 58,5 di September dari 59 di Agustus.
Indeks dollar telah menguat 7,7% selama tiga bulan terakhir, penguatan per kuartal terbesar sejak 2008.
Tidak itu saja, indeks ini sudah menguat selama 11 minggu berturut-turut. Indeks dollar berada di 86,03 setelah menyentuh 86, 30 kemarin, tertinggi sejak Juni 2010. Penutupan di atas level high itu, membuka peluang menuju 86,60. Terhadap, yen, dollar berhasil menyentuh level tertinggi dalam 6 tahun di 110.
Keberhasilan melampuai 110,20 membuka peluang menuju 110,50. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,9563 setelah menyentuh 0,9597 kemarin, tertinggi sejak Juni 2013.
Beralih ke euro, mata uang tunggal Eropa itu jatuh ke level terendah dalam dua tahun, tertekan oleh data inflasi, yang menunjukkan hanya naik 0,3% selama September, dari 0,4% di Agustus, semakin menjauhi target ECB 2,0%. Inflasi yang semakin rendah ini mengindikasikan ekonomi zona euro bakal terus stagnan, dan meningkatkan kekhawatiran akan ancaman deflasi.
Tidak ada even penting terjadwal hari ini, fokus akan tertuju ke hasil rapat reguler ECB besok. Hal yang ingin diketahui oleh pasar adalah apakah ECB akan menerapkan program yang lebih agresif, yaitu Quantitative Easing (QE) atau pembelian obligasi dalam jumlah besar bahkan tidak terbatas,
Euro diperdagangkan di $1,2610, setelah sempat anjlok sampai ke $1,2570 kemarin, terendah sejak Nopember 2012. Penutupan di bawah level low itu, euro terancam menuju $1,2500.
Rekomendasi
EUR-USD

USD-JPY

GBP-USD

USD-CHF

AUD-USD

Tidak ada komentar:
Posting Komentar