Saham Asia bertumbangan hari ini menyusul kejatuhan Wall Street di tengah kekhawatiran mengenai prospek ekonomi global.
Indeks Nikkei merosot 1,3%, turut ditekan oleh penguatan yen. Indeks
Kospi melemah 0,2%. Indeks Singapura melorot 0,5%. Indeks Hang Seng
tergelincir 0,9%. Wall Street melanjutkan koreksi, dengan indeks Dow
Jones dan S&P 500 masing-masing anjlok 1,5%.
Kekhawatiran mengenai
pertumbuhan global menyerang investor, yang kemudian melakukan aksi
ambil untung.
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun depan
dan berikutnya karena lesunya ekonomi Eropa dan perlambatan di negara
berkembang. Lembaga itu juga mengatakan ada 30% kemungkinan zona euro
kembali resesi. Membuktikan suramnya ekonomi Eropa, data kemarin
menunjukkan output industri Jerman turun 4% selama Agustus, terbesar
dalam 5 tahun.
Semua berita itu datang di saat pasar kekurangan katalis dan valuasi
saham tinggi. Pada dasarnya, saham global sudah mencapai harga yang
tinggi, seperti di AS, di mana indeks utamanya sudah mencetak rekor
beberapa kali. Kondisi di Asia tidak jauh berbeda, beberapa indeks utama
sedang dalam fase koreksi.
Salah satu even terjadwal di Asia hari ini adalah hasil rapat reguler
Bank of Korea (BOK). Nanti malam, ada FOMC Minutes, yang dapat memberi
gambatan soal prospek kebijakan moneter the Fed ke depan.
Data terbaru China menunjukkan sektor jasa PMI versi HSBC selama September turun 53,5 dari bulan sebelumnya 54.1.
Perlu dicermati, koreksi ini juga terjadi karena investor bersikap
waspada memasuki musim laporan keuangan korporat. Investor berharap
cemas dengan laporan keuangan yang dimulai malam ini. Laporan pertama
datang dari Alcoa, produsen aluminium terbesar dunia. Muncul
kekhawatiran apresiasi dollar selama kuartal ketiga menggerus laba
perusahaan AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar