Saham Asia bergerak positif hari ini mengikuti penguatan Wall Street
akhir pekan lalu, yang didukung oleh data ekonomi dan laporan keuangan
emiten. Sayangnya, bursa Hong Kong tertekan, di tengah isu penundaan
program integrasi perdagangan dengan Shanghai.
Indeks Nikkei menguat 0,41%, tapi penguatan yen menghambat lajunya.
Indeks Kospi menanjak 0,31%. Indeks Singapura STI masih flat dan indeks
Australia All Ordinaries naik 0,6%.
‘Wall Street berlabuh di zona hijau Sabtu lalu, bahkan mencatat minggu
terbaiknya dalam dua tahun, berkat kinerja keuangan Microsoft dan
P&G, serta data perumahan AS yang memuaskan.
Penjualan rumah baru di
AS mencapai level tertinggi dalam 6 tahun, mengindikasikan perbaikan di
sektor properti.
Selama minggu lalu, indeks Dow Jones reli 2,6% dan indeks S&P melonjak 4,1%, terbesar sejak Januari 2013.
Sentimen pasar juga terbantu oleh hasil stress test ECB yang tidak
seburuk perkiraan, yang menunjukkan mayoritas bank besar Eropa lolos
tes. Data PDB Inggris, yang tumbuh sesuai prediksi, mengurangi
kekhawatiran soal ekonomi global.
Namun indeks Hang Seng jatuh 1% hari ini menyusul pernyataan operator
bursa kemarin bahwa koneksi perdagangan dengan bursa Shanghai belum
mendapat persetujuan regulator. Investor berharap program ini, yang
berpotensi mengalirkan investasi asing ked China daratan, dapat
diluncurkan sebelum akhir Oktober.
Fokus utama minggu ini adalah dapat reguler the Fed, dengan keputusan
diumumkan Kamis dini hari. Rapat ini kemungkinan menjadi momen secara
resmi the Fed mengakhiri program pembelian obligasi. Ada kekhawatiran
saham global akan mengalami koreksi signifikan setelah program pembelian
obligasi berakhir, mengingat tanpa kucuran dana dari the Fed,
likuiditas di pasar keuangan secara otomatis berkurang. Untuk hari ini,
pasar akan mengamati pengumuman ECB soal pembelian sekuritas beraguan
aset atau ABS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar